Chapter 34 : Serius Berhijrah

502 49 17
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen ;)

Selamat membaca!!

***

"Hah?! Lu serius, Fan?"

Kali ini bukan Naila yang terkejut, namun Kayla. Mereka sedang istirahat di kantin, sehabis shalat Zuhur dan membersihkan kelas.

Fanny mengangguk yakin. "Inshaa Allah, Kay. Doain aja."

"Alhamdulillah, deh. Kalo kamu mau berhijab," ujar Salma.

"Iya, gue juga seneng, Fan," timpal Kayla.

"Hehe, makasih. Tapi gue butuh bantuan kalian, ya. Biar bisa istiqamah."

Kayla merangkulnya. "Tenang aja, kita pasti bantu, kok."

Naila yang sedari tadi diam, tiba-tiba bersuara. "Oh ya, bedakan antara hijab, jilbab, dan kerudung."

Salma mengernyit. "Emang beda, ya Nai?"

Naila mengangguk kecil. "Beda, Sal. Sering kali orang bilang itu semua sama, padahal dari artinya aja udah beda."

"Emang artinya apa?" Kali ini Kayla yang bertanya.

"Hijab, adalah pakaian yang menutupi aurat wanita dari kepala hingga kaki. Sedangkan jilbab adalah kain yang menutupi seluruh lekuk tubuh," ucap Naila.

"Kayaknya sama aja artinya deh, Nai. Gue gak ngerti bedanya dimana," balas Fanny.

Naila tersenyum. "Beda, coba kamu pahami. Hijab hanya menutupi aurat, belum tentu ia juga menutupi lekuk tubuh kita."

"Er, gue masih gak paham, Nai."

"Nih, misal kamu make baju seragam panjang kayak gini, nih." Naila menunjuk ke arah seragam Fanny. "Nah, kan dengan adanya lengan panjang ia menutupi aurat kamu. Mulai dari dada, tangan, sampe kaki. Tapi lekuk tubuh kamu masih bisa keliatan, karena seragam ini gak longgar."

"Jadi jilbab itu kayak gamis longgar, ya?" tanya Salma.

"Betul sekali, gamis longgar termasuk jilbab. Jilbab juga dijelaskan dalam Q.S Al-Ahzab ayat 59 yang artinya, 'Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'," jelas Naila.

Mereka mengangguk paham, lalu Fanny kembali bertanya, "Oh, jadi kalo cuman nutupin kepala belum bisa disebut hijab, ya?"

"Iya, kalo nutupin kepala itu namanya kerudung. Kerudung gak termasuk ke aurat yang lain, ia cuman menutupi kepala aja."

Kayla berpikir sejenak. "Berarti selama ini kita sering salah dong kalo nyebut kerudung itu hijab?"

"Iya, makanya aku ngasih tau ke kalian. Biar kalian paham dan gak salah sebut lagi," ujar Naila.

"Tapi, Nai. Gue gak bisa make kerudung segitiga kayak kalian, gue bisanya make kerudung langsung. Boleh, gak?" tanya Fanny.

"Gakpapa, Fan. Belajar dari yang kamu bisa dulu, lama-lama juga bisa kok make kerudung segitiga," jawab Naila.

Fanny tersenyum. "Makasih ya, Nai. Udah ngejelasin itu semua dan ngajarin gue tentang agama."

Naila juga ikut tersenyum. "Sama-sama, aku juga masih dalam proses belajar, kok. Kita semua sama-sama belajar disini."

"Iya, Nai," balas mereka.

Kringg!! Kringg!!

"Udah bel, yuk balik ke kelas!" ajak Salma.

Sahabat Dunia Akhirat [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang