Chapter 17 : Masa Lalu

715 62 3
                                    

Fanny POV

Ruang BK, tempat yang hampir setiap hari gue datengin.

Bu Citra menatap gue intens, "Kamu tau, hampir berapa kali kamu ngeliat muka ibu?"

"Gak tau bu, saya gak hitungin."

Ia menghela nafas, "Fanny, ibu udah capek negur kamu. Laporan tentang kelakuanmu tuh banyak banget. Kamu gak malu apa, dicap sebagai anak bandel?"

Gue menatapnya, "Saya gak malu bu, saya udah biasa kok hidup kayak begini. Ibu gak perlu prihatin sama saya. Kalo ibu mau kasih hukuman ke saya, langsung aja bu, gak perlu basa-basi."

"Kali ini saya gak bakal kasih kamu hukuman, tapi saya bakalan manggil orang tua kamu ke sekolah."

"Oh, yaudah panggil aja bu. Udah gak ada yang mau diomongin lagi kan? Saya permisi." Gue langsung beranjak pergi dari ruangan itu.

Gue pengen balik ke kelas, tapi males banget. Asal kalian tau, cewek-cewek di kelas gue tuh kerjaanya ngegosip mulu. Gue akhirnya menuju ke taman belakang sekolah dan duduk disana.

Kamu gak malu apa, dicap sebagai anak bandel?

Gue menghela nafas. "Andai kejadian waktu itu gak ada. Mungkin kita masih bersama-sama."

Flashback.

"Fanny!"

"Ya?" Seorang anak berambut pendek menoleh ke arah suara.

Anak perempuan itu menghampiri Fanny. "Fanny, liat pengumuman di mading deh."

"Pengumuman apa?" tanya Fanny sembari membereskan buku-bukunya.

Anak perempuan itu menampilkan sederet giginya. "Hehe, gue gak tau abisnya yang ngeliat rame banget. Jadi gue langsung nyamperin lu."

Fanny berdecak, "Ris, ris, lu gimana sih? Kan bisa kasih tau gue dulu, baru nyamper kesini."

"Yaudah, yuk kesana! Mungkin udah sepi." ajak Fanny.

Sesampainya disana..

"Wah, ada pentas seni nih!" ujar Riska.

"Iya, kira-kira gue ikut gak ya?"

"Ikut aja, kan lu jago nyanyi. Nah, nanti gue yang main gitarnya."

"Boleh juga, tapi orang tua gue setuju gak ya? Kan mereka paling gak suka kalo gue nyanyi."

Riska tampak berpikir, "Udah, gak usah kasih tau mereka. Nanti kalo udah selesai baru lu kasih tau mereka."

"Yaudah, terus kapan mau latihannya?"

"Besok, abis pulang sekolah."

"Oke." Fanny pun pulang ke rumahnya.

Keesokan harinya...

"Fan, mau latihan dimana?"

Fanny menoleh, "Rumah lu aja, lu tau sendiri orang tua gue gimana."

Fanny dan Riska berjalan ke luar kelas. Namun, beberapa anak perempuan menghadang mereka.

"Wih! Mau kemana nih?" tanya salah satu dari mereka.

"Gak usah ikut campur!" kesal Fanny.

"Idih, galak amat!"

"Bodo. Yuk, pergi aja dari sini!" Fanny menarik tangan Riska menjauh dari mereka.

Sahabat Dunia Akhirat [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang