Chapter 48 : Kebenaran Terakhir

331 38 38
                                    

SDA up lagi akhirnya!!

Makasih untuk kalian semua yang sabar dan setia menunggu cerita ini ❤

Maaf yang sebesar2nya karena lama update, belakangan byk kesibukan dan gk mood untuk menulis :")

Karena ini ending, aku gk mau asal2an bikinnya. Karena itu cukup lama.

Tapi tenang, jumlah katanya banyak kok! Sekitar 4500+, biar kalian puas bacanya 😄

Jangan lupa tinggalkan jejak, ya ❤

Krisar selalu terbuka, kok ;)

Selamat membaca ^^

***

Bumi terdiri dari begitu banyak daratan dan sebagiannya lautan. Namun sangat disayangkan, seiring waktu daratan di bumi semakin habis, penyebab utamanya adalah penebangan besar-besaran hutan.

Setiap tahunnya, manusia tak berhenti menebangi pohon-pohon tak bersalah tersebut. Mereka terus menebanginya, demi memuaskan kebutuhan mereka sendiri tanpa mempedulikan alam.

Karena itulah, sering dibuat cagar alam dan hutan lindung untuk melestarikan spesies hewan serta tumbuhan yang hampir punah.

Termasuk cagar alam bertuliskan 'Cagar Alam Tangkuban Perahu' di tengah-tengah kota yang padat tersebut.

Tampak, disana ada seorang wanita yang sibuk memfokuskan kameranya. Berusaha memfoto sebuah burung yang terkenal akan jambul hitam dengan ujung putihnya.

Yap, Elang Jawa. Elang yang memiliki status terancam punah.

Matanya menyipit, bersiap untuk menekan tombol kamera. Ia sudah lama menunggu momen dimana ia bisa mengabadikan elang tersebut dari jarak dekat.

"Kayla!"

Kyakk!

Tanpa menunggu sedetikpun, Elang Jawa tersebut langsung mengepakkan sayapnya, terbang dengan setinggi-tingginya.

Kayla menatap kepergian elang itu sedih. "Yah, dia pergi."

"Kay, Kay! Ini HP lu bunyi terus dari tadi," ujar wanita yang memanggilnya tadi.

Terdengar desisan dari bibir Kayla. "Zahra ...."

Wanita yang diketahui bernama Zahra itu langsung menyadari kesalahannya. "E-eh, i-iya. M-maafin gue, Kay."

Sedetik kemudian, Kayla dengan cepat mengejarnya. "Sini lu!"

"Huwaa! Maafin gue, Kay!" seru Zahra seraya berlari menghindari Kayla.

"Maaf-maaf, gue udah capek-capek diem dan tenang. Lu seenaknya dateng terus teriak-teriak?!"

Bruk!

Tiba-tiba saja kakinya tersandung batu, membuat dirinya terjatuh begitu saja. "Aduh!"

Zahra yang merasa sudah tidak dikejar lagi, langsung menghampiri temannya itu. "Kay! Lu gak kenapa-napa, kan?!"

Kayla memegangi pergelangan kakinya yang sedikit terluka. "Ssh, perih banget."

"Duh, m-maafin gue, Kay. Gara-gara gue lu jadi jatuh begini," ucap Zahra merasa bersalah.

Kayla menghela napas panjang. "Udahlah, lupain aja. Elangnya juga udah pergi, kan."

"Terus luka lu gimana? Mau gue gendong ke camp?" tawar Zahra.

"Udah gak usah." Kayla mengeluarkan selembar benda cokelat dari sakunya. "Gue selalu bawa handsaplast, kok."

Ia kemudian menutup lukanya dengan benda tipis tersebut.

Sahabat Dunia Akhirat [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang