Chapter 44 : Jawaban Naila

426 39 18
                                    

SDA up lagi teman-teman!!

Apakah masih ada yang menunggu cerita ini? Wkwk, sepertinya gak ada ya.

Sebagai permintaan maaf, chapter ini bakal panjang banget. Biar kalian puas bacanya 😄

Oh ya, ada sedikit perubahan di bagian akhir chap sebelumnya. Dan berhubungan sama chap ini, jadi boleh dibaca ulang biar gak bingung ;)

Jangan lupa tinggalkan jejak, ya ❤

Krisar selalu terbuka, kok ;)

Selamat membaca ^^

***

Mentari terbit, perlahan-lahan mulai menyinari bumi. Suara bising kendaraan bermotor juga mulai terdengar. Seiringan dengan bau knalpot yang menyeruak di jalanan kota.

Sama halnya dengan pengendara motor itu, yang sedari tadi hanya bisa mengumpat di tengah kemacetan Jakarta.

"Duh! Ini kapan nyampenya coba?" decak lelaki itu.

Tak lama kendaraan-kendaraan itu perlahan mulai maju, membuat senyuman terukir di bibir sang lelaki.

"Alhamdulillah, gini kek dari tadi," gumamnya.

Ia kembali melajukan motornya menuju ke sekolah, berharap ia tak terlambat.

10 menit kemudian ...

Motor biru yang sudah tua itu, perlahan memasuki gerbang sekolah.

"Assalamualaikum, Pak!" seru si pemilik motor kepada pria paruh baya yang tengah menjaga pos satpam.

"Oh, ya. Waalaikumsalam, Nak Adit!" balas Pak Radix.

Adit tersenyum. "Saya duluan, Pak!"

"Ya, ya. Monggo!"

Adit kembali melajukan motor tuanya, dan tak lama berhenti di parkiran sekolah.

Ia membuka helmnya. "Huft, untung aja hari ini gak ada jadwal pengayaan. Bisa abis gue kalo dateng jam segini."

Di saat yang sama, sebuah motor merah berhenti tepat di sampingnya. Motor yang sangat dikenali Adit.

Adit mengulas senyuman lebar. "Ciaelah, telat juga, nih?"

Si pemilik motor mematikan mesin motornya, seraya membuka helmnya. "Tau, nih! Kejebak macet di jalan."

Adit turun dari motornya. "Ya, namanya juga Jakarta. Gak macet, ya aneh."

Dahi Daffa berkerut. "Tumben, lu senyum terus. Kesambet apaan?"

"Bukan kesambet, tapi gue dapet pesen dari bidadari gue," jawab Adit.

"Pesen apaan?" tanya Daffa sembari turun dari motornya.

"Semalem dia nge-chat gue, katanya gue disuruh nunggu di teras masjid nanti sore. Ahay!"

Daffa menaikkan kedua alisnya. "Kok gue gak percaya, ya?"

"Ck, kapan sih lu percaya sama gue?"

Adit mengeluarkan sesuatu dari sakunya, kemudian menyodorkannya kepada Daffa. "Nih, kalo gak percaya!"

Daffa menatap ponsel itu. Memang terdapat chat-an antara Adit dengan Naila di sana.

Bidadari Surga ❤

Naila_Ptr
Assalamualaikum

Naila_Ptr
Maaf mengganggu kamu malam2. Dan aku juga minta maaf karena tadi kabur begitu aja

Sahabat Dunia Akhirat [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang