Chapter 30 : Study Group

521 52 8
                                    

Maaf, sempat menelantarkan cerita ini. Jujur, kemarin lagi stuck dan bingung buat nyari kata2nya.

Tapi, karena vote dan komen dari kalian, aku jadi semangat untuk menulis. Karena itu usahakan selalu tinggalkan jejak ya ❤

Chapter ini bakal panjang banget! Sebagai permintaan maaf karena lama gak up 😄

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen 😉

Selamat membaca!!

***

Suasana ramai menyelimuti kantin seperti biasanya. Sahabat kita juga sedang berada disana. Tentunya setelah mereka shalat Zhuhur berjamaah.

"Eh, emang kalian tau rumah gue dimana?" tanya Adit.

"Tau," jawab Daffa sambil memasukkan siomay ke dalam mulutnya.

"Gue gak nanya ke lu!" kesal Adit.

"Yaudah sih. Santai aja, sensian," sahut Daffa.

Adit mendecak. "Ck, jadi gimana?"

"Gak tau, Dit," jawab Naila.

"Lah, terus gimana mau ke sana? Gak mungkin kan gue boncengin lu semua, ntar motor gue bisa rusak lagi," ucap Adit.

"Gak, tenang aja. Ntar mereka naik mobil gue, kalian di depan mimpin jalan aja," jawab Kayla.

"Oh, gitu. Oke dah," balas Adit.

Fanny berpikir. "Eh, tunggu. Sepeda lu gimana, Nai?"

"Udah, kalian aja yang naik mobil nanti aku ikutin pake sepeda," jawab Naila.

"Gakpapa? Nanti kecapean lagi, kita naik mobil loh," cemas Kayla.

"Gakpapa, aku udah biasa naik sepeda kok," ujar Naila.

"Yaudah, tapi jangan dipaksain ya?" tanya Kayla lagi.

"Iya," balas Naila.

***

Skip Pulang Sekolah ...

Sebelum berangkat, mereka memutuskan untuk shalat Ashar terlebih dulu. Setelah selesai, mereka pergi ke parkiran, bersiap untuk berangkat.

Adit menaiki motornya. "Yaudah, gue sama Daffa duluan. Kalian ikutin ya?"

"Iya, gue udah suruh Mang Ojo ngikutin kalian kok," jawab Kayla.

"Oke, jangan sampe nyasar," ujar Adit lalu ia bersama Daffa segera menyalakan mesin motornya.

"Ayo, berangkat gaes," ajak Fanny.

Mereka mengangguk dan segera mengikuti motor Adit serta Daffa.

Ketika sampai di perempatan gang, Daffa tiba-tiba berhenti.

Yang lainnya pun reflek ikut berhenti.

"Kenapa berhenti, Daf?" tanya Adit yang berada di sampingnya.

"Lu gak inget?"

Adit mengernyit kesal. "Inget apaan?"

"Ck, kan di depan sana ada kucing tetangga lu yang galak. Gak inget?" tanya Daffa.

"Yaelah, kirain gue apaan. Tenang aja, jam segini dia masih diiket kok," jawab Adit santai.

Daffa menaikkan salah satu alisnya. "Serius? Kok gue gak yakin ya?"

Sahabat Dunia Akhirat [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang