Kembali up kawan-kawan!!
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen, ya ❤
Kritik dan saran juga selalu terbuka, kok ;)
Selamat membaca ^^
***
Matahari mulai menampakkan diri, seiring dengan ramainya jalanan kota serta langkah anak yang memasuki sekolah-sekolah.
"Oke cukup sampai disitu, kita lanjutkan pengayaannya minggu depan," ujar Mrs. Mita.
Ia membereskan bukunya. "Wassalamualaikum."
"Waalaikumsalam," balas para siswa.
Mrs. Mita meninggalkan kelas dan seketika kelas itu sudah ramai saja.
Daffa melirik ke arah teman sebangkunya. "Dit, kenapa lu? Kayak orang kedinginan aja."
"Emang kedinginan, weh."
"Tumben, biasanya di bawah kipas begini lu seneng. Sakit?" tanya Daffa.
Posisi duduk mereka memang berada di barisan pojok, tepat dibawah kipas yang berputar.
Adit mengeratkan dekapannya. "Gak, cuma kedinginan doang. Gak usah lebay."
"Lebay apanya? Orang lu menggigil begitu, kok? Mau gue kecilin gak kipasnya?"
Gini-gini Daffa orang yang perhatian dengan sahabatnya. Ya, meski mereka sering bertengkar.
"Udah gak usah, entar pada marah gara-gara dikecilin."
"Yaudah, terserah lu aja."
Sebuah keajaiban, tiba-tiba Naila mendatangi meja mereka. Padahal biasanya mereka yang mendatangi meja Naila.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Naila berpikir sejenak. "Erm, Dit."
"Iya, Nai?" balas Adit.
Naila menatap Adit khawatir. "Kamu sakit?"
"Gak, kok. Cuma kedinginan."
"Serius? Kamu sampe menggigil begitu, loh."
"Serius." Adit mengangkat kedua lengannya, berlagak seperti atlet. "Gue kan anak kuat."
"Oke, tapi kalo ada apa-apa jangan maksain diri, ya," ucap Naila menasehati.
Adit sangat bahagia dikhawatirkan seperti itu, namun badannya yang lemah hanya membuatnya bisa tersenyum. "Iya, Nai."
"Tadi lu mau ngomong apa?" tanya Adit.
"Itu, jas hujannya masih aku jemur, ya. Kemungkinan aku bisa balikin akhir pekan, masih basah soalnya. Dan ...." Naila menjeda kalimatnya.
"Dan?" tanya Adit.
Naila tersenyum. "Dan makasih ya, udah ngasih jas hujan kamu kemarin. Gara-gara aku yang ceroboh, kamu jadi repot."
Adit menggeleng kecil. "Gak repot, kok. Malahan gue seneng bisa bantu lu."
Keduanya saling tersenyum, dan tak lama Naila menundukkan pandangannya.
"Yaudah, aku balik ke meja dulu, ya. Udah mau ngaji, Assalamualaikum." Ia segera pergi dari sana.
"Waalaikumsalam," balas keduanya.
Daffa melirik jail ke Adit. "Cie, apa yang dilakuin kalian kemarin? Ngapain hayo?"
"Apa sih? O-orang cuma ngasih jas hujan doang, kok," balas Adit gengsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Dunia Akhirat [SUDAH TERBIT] ✔
Novela Juvenil(Beberapa part dihapus untuk kepentingan proses terbit) [Teenfiction - Spiritual] Hanya kisah tentang 4 remaja yang berproses untuk menjadi lebih baik. Dengan latar belakang yang berbeda-beda, mereka memiliki satu tujuan. Yakni, bersahabat baik di...