1 - Telat

527K 17.8K 891
                                    

Sequel MY BOY IS COLD PRINCE

yang belum baca MBCP silahkan baca ceritanya terlebih dahulu!!
Novel MBCP sudah diterbitkan
Shopee : Glorious.official16

Kalo kalian suka cerita ini, like, komen dan share ke temen-temen kalian ya~

Like, comment dan share gratis kok☺ syukron🙏

Happy Reading

.
.


Seorang gadis dengan seragam SMA-nya tengah berlari menuju sekolahnya. Mulutnya tidak berhenti merutuki kebodohannya yang lupa memasang alarm hingga bangun kesiangan. Ia bahkan tidak sempat sarapan.

Maura Carissa. Gadis yang selalu di kuncir kuda itu menambah kecepatan larinya agar cepat sampai di sekolah-meski keringat sudah bercucuran dan mulai membasahi seragamnya.

Maura kemudian berhenti sembari mengatur napasnya yang terengah. Ia lalu menyeka keringat di keningnya-menatap gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat.

"Sial!" umpatnya pelan. "Kalo gue masuk lewat depan terus ketauan sama guru piket bisa dihukum gue!"

Maura mengibaskan tangan mengipasi wajahnya yang kepanasan sembari memikirkan cara untuk masuk dengan selamat. Gadis itu menjentikkan jarinya setelah mendapat ide.

"Lewat belakang!"

Maura segera berlari memasuki gang menuju bagian belakang sekolah. Melempar tasnya dan mulai memanjat tembok.

"Kalo bukan karena Arkan, gue juga ogah bela-belain manjat tembok buat masuk sekolah! Mending gue bolos terus lanjut tidur di rumah!" gumamnya.

Manik mata Maura bergerak liar mengamati keadaan sekitar usai mendarat dengan mulus di rumput taman yang empuk. Waspada jika seseorang melihatnya dan melapor ke guru piket. Meski mungkin saja itu tidak akan terjadi karena daerah ini adalah kekuasaan Arkan. Semua orang pasti tahu bahwa siapapun di larang menginjakkan kaki di tempat ini.

Maura? Tentu saja pengecualian.

"Telat lagi?"

Suara bariton dari arah belakangnya sukses membuat Maura terlonjak kaget. Tubuhnya yang menegang perlahan berbalik menatap cowok yang sudah berdiri di depannya dengan eskpresi datar.

Maura menelan salivanya. Aura intimidasi dari cowok yang sudah menyandang status sebagai pacarnya itu membuat Maura bergidik ngeri.

Arkan Alvaro Dirgantara. Sudah satu minggu menjadi pacar seorang pemilik sekolah-dan selama itu pula Maura tidak pernah sehari pun terlambat karena cowok itu terus mengawasinya. Baru dua hari ini saja Maura terlambat karena memang ia sendiri yang tidak ingin di jemput dengan dalih takut menyusahkan cowok itu.

Maura menunjukkan cengirannya. "Selamat pagi, Arkan. Kamu nggak masuk kelas? Kan udah bel."

Arkan masih menyorotnya datar tanpa berniat menjawabnya. "Jangan serem-serem mukanya, nanti susah dapet jodoh loh!" Tidak direspon, membuat Maura memanyunkan bibirnya.

"Kamu nggak aduin aku ke guru piket, kan?" tanya Maura seraya memasang wajah melasnya. Cara ini biasanya berhasil menaklukan kerasnya Arkan.

"Bukannya yang telat harus di hukum?" ujar Arkan seraya menaikkan sebelah alisnya. Hal yang membuat Maura ingin sekali meninju wajahnya yang sok tampan walaupun faktanya Arkan memang tampan.

Bibir Maura mengerucut. "Kok gitu. Jahat banget! Masa kamu tega liat aku dihukum? Padahal aku udah lari dari rumah ke sini loh! Belum sarapan juga!" Maura lalu berakting, menatap Arkan dengan mata berkaca-kaca. "Arkan nggak kasian sama Rara?"

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang