45 - Fakta

93.8K 7K 606
                                    

Sudah direvisi.

Mohon tinggalkan jejak!

Like, comment dan share gratis kok.

Yang belum punya novel My Boy Is Cold Prince (MBCP)—cerita pertama Arkan & Maura silahkan beli di shopee

Glorious.official16  atau bisa kunjungi link http://Gloriousfnrmedia.com

Happy reading

.

.

❄❄❄

  "A-anakku ...."

  Laura menatap Alvarel dengan air mata yang mengalir deras di pipinya, menangis haru karena akhirnya ia menemukan putri kandungnya yang lama hilang.

  Alvarel beranjak mendekati Laura dan berjongkok di depannya. Kedua sudut bibirnya terangkat seraya satu tangannya mengusap air mata itu. Akhirnya mereka bisa bernapas lega setelah beberapa tahun.

  "Iya, Maura putri Mama dan Papa, juga adek Al."

  Tangisan Laura pun meledak. Alvarel segera membawa Laura ke pelukannya. Di samping Laura, Arland ikut menitikan air matanya menatap foto Maura dengan senyum rekahnya yang begitu cantik. Arland masih tak percaya jika ternyata putrinya adalah gadis yang sering Alvarel ceritakan.

  "Bertahun-tahun Mama nunggu kabar dia, entah masih hidup atau nggak .... Ternyata dia gadis yang sering kamu ceritain, Alva."

  Alvarel tersenyum. "Awalnya Al juga nggak nyangka, Ma, tapi Al bersyukur kalo itu Maura."

  "Tuhan mengabulkan doa kita, Ma, Pa."

  Arland tersenyum haru. Pria paruh baya itu membayangkan betapa cantik putrinya saat melihatnya secara langsung.

  Laura menarik diri menatap Alvarel. "Ayo kita ke Jakarta. Mama mau ketemu dia, Al, Mama mau peluk dia."

  "Pasti, Ma. Tapi nggak sekarang."

  "Kenapa?"

  Wajah Alvarel berubah serius. "Ada yang harus Al bereskan disini."

❄❄❄


Sore ini Arkan mengajak Maura jalan-jalan di sekitar bibir pantai dengan Arkan yang menggenggam hangat tangan Maura di sampingnya. Cowok itu sesekali bertindak usil mencipratkan air dengan kakinya hingga membuat gadis itu mendengus kesal.
 
  Arkan tergelak pelan setelah itu mendaratkan kecupan lembut di pelipis Maura guna meredakan amarah gadisnya.

  "Sorry, Sweet."

  Arkan kemudian membawa Maura Arkan menaiki bebatuan dan duduk di sana. Maura tersenyum melihat hamparan laut dengan langit jingga di hadapannya.

  "Indah banget ya pemandangannya?"

  Arkan menoleh dan tersenyum lembut. "Ada yang lebih indah dari itu."

  Maura menoleh menatap cowok itu. "Apa tuh?"

  "Kamu." Satu tangannya bergerak menyelipkan helaian rambut Maura ke belakang telinganya. "Pemandangan alam yang indah jadi keliatan lebih indah kalo ada kamu."

  Maura tersenyum dengan rona merah di pipinya. Lagi-lagi Arkan berhasil membuat getaran di hatinya. Jujur saja Maura masih belum terbiasa dengan ini, apapun yang berhubungan dengan Arkan pasti akan berdampak padanya.

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang