14 - I promise

134K 9.7K 242
                                    

Sudah direvisi.

Mohon tinggalkan jejak!

Like, comment dan share gratis kok.

Yang belum punya novel My Boy Is Cold Prince (MBCP)—cerita pertama Arkan & Maura silahkan beli di shopee

Glorious.official16  atau bisa kunjungi link http://Gloriousfnrmedia.com

Happy reading


.

.


  Arkan menghela napas panjang melihat Maura masih saja diam menundukkan wajahnya. Isakan Maura sudah tak terdengar lagi meski tubuh gemetarnya masih terlihat walau tak separah tadi. Arkan melirik jam tangannya, sudah setengah jam Maura seperti itu. Arkan takut leher gadisnya akan sakit jika dia tidak menegakkan kepalanya.

  Arkan menarik kursi lipat dan duduk di sana menatap Maura dengan melipat kedua tangannya di dada.

  "Mau sampai kapan kamu begitu?" tanya Arkan datar meski ia tahu Maura tidak akan meresponnya. "Leher kamu nggak sakit?"

  Maura masih saja bergeming dalam posisinya membuat Arkan menghela napas.

  "Maura." Maura melirik Arkan ragu. "Angkat wajah kamu!" titah Arkan tak ingin di bantah tapi Maura tetap tak mau melakukannya.
 
 

"Kamu kenapa sih, Ra?"

  Arkan mengusap wajahnya frustasi. Ia seperti orang gila berbicara sendiri. Arkan mengayunkan kaki kanannya menendang kaki brangkar hingga tindakannya membuat Maura terkejut meski tindakan Arkan barusan tak membuat gadis itu mengangkat wajahnya.

  Arkan menghembuskan napas kasarnya. Ia sudah terlalu kesal dengan sikap diam Maura. "Terserah!"

  Arkan bangkit dari duduknya dan berbalik ingin pergi, namun terhenti ketika tangan Maura menahan ujung seragamnya.

  "Apa?" tanya Arkan datar melirik Maura dari ekor matanya. Maura masih terdiam pada posisinya.

  "Nggak mau aku pergi?" Kali ini Arkan mendapat respon anggukan dari Maura membuat Arkan tersenyum kecil tanpa gadis itu sadari.

  "Bukannya kamu mau sendiri?" tanya Arkan kembali datar. Maura meresponnya dengan gelengan kecil.

  Arkan melepas cengkraman Maura dari seragamnya dan duduk di samping gadis itu. Kedua tangan besarnya menggenggam tangan Maura yang terasa dingin, begitu juga dengan wajahnya yang pucat.
 
  "M-maaf ...," cicit Maura pada akhirnya. Isakannya kembali terdengar menyesakkan dada Arkan. Arkan mengusap surai Maura lembut kemudian membawa gadis itu ke dalam dekapannya.

  Maura membenamkan wajahnya di dada Arkan. Kedua tangannya melingkar membalas pelukan cowok itu dengan pikiran yang berkecamuk hingga Maura tidak kuat lagi menahan tangis. 

  Flashback

  Maura baru saja keluar dari kamar mandi dengan seragam sekolahnya. Keadaannya sudah berangsur membaik meski rasa takut itu masih menghantuinya.

  "Ra, hp lo bunyi tuh!" suara Calista menyadarkan Maura yang sempat melamun. Maura menoleh ke arah ponselnya yang terus berdering lalu beralih pada Calista yang baru selesai memakai sepatu dan menghampirinya.

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang