46 - Cerita?

92.5K 7.4K 388
                                    

Sudah direvisi.

Mohon tinggalkan jejak!

Like, comment dan share gratis kok.

Yang belum punya novel My Boy Is Cold Prince (MBCP)—cerita pertama Arkan & Maura silahkan beli di shopee

Glorious.official16  atau bisa kunjungi link http://Gloriousfnrmedia.com

Happy reading

.

.

❄❄❄



  Arkan, Maura, Arsha dan Evan sudah berada di salah satu Cafe dengan suguhan pemandangan pantai yang indah dari kaca jendela besar di samping mereka. Keempat remaja itu masih diam dan memilih sibuk sendiri hingga akhirnya Arsha bersuara memecah keheningan.

  "Tante Clara sama om Edgar gimana kabarnya, Ar?"


  "Baik," jawab Arkan singkat.

  "Kapan-kapan ajak aku ke rumah ya? Aku udah kangen banget sama mereka."

  Arkan hanya membalasnya dengan anggukan singkat tanpa menatap Arsha, membuat gadis itu merasa kecewa dengan respon Arkan yang jauh berbeda dari sebelumnya.

  Suasana hening kembali menyelimuti mereka. Tak ada yang memulai obrolan karena mereka tidak memiliki bahan untuk dibicarakan. Sebenarnya Arsha ingin sekali berbicara banyak hal dengan Arkan tapi setelah melihat respon cowok itu Arsha kehilangan mood, terlebih melihat bagaimana tangan Arkan yang masih menggenggam tangan Maura secara terang-terangan di hadapannya.

  Di sisi lain Maura masih terus menundukkan kepalanya ketika merasakan tatapan tidak suka dari Evan dan Arsha di depannya. Tidak seperti Arkan yang terus saja melayangkan tatapan tajamnya pada Evan yang terlihat santai menyeruput machiato miliknya meski mendapat tekanan cowok itu. Evan tahu Arkan masih membencinya dan dia tidak mempermasalahkan hal itu. Evan sudah lama melupakan kejadian yang tidak penting baginya.

  "Kenapa kamu nggak pernah jenguk aku lagi, Ar?" ujar Arsha yang akhirnya kembali memecah keheningan. Menatap Arkan dengan sorot sendunya.

  "Maaf."

  Arsha tersenyum kecut dan itu di lihat oleh Evan yang duduk di sampingnya. Evan kemudian beralih menatap Arkan.

  "Harusnya lo jenguk Arsha."

  "Gue sibuk."

  "Sibuk pacaran maksud lo?" sindir Evan seraya melirik Maura yang semakin menundukkan wajahnya.  "Lo lebih mentingin cewek lo ini dari pada Arsha yang lebih butuh lo gitu?" sarkasnya.

  Tatapan Arkan menyorot Evan dingin. "Gimana sama lo? Lo nggak ada niatan buat minta maaf, huh?"

  Evan menaikkan sebelah alisnya. "Emang salah gue apa?"

  Arkan refleks berdiri seraya menggebrak meja hingga menarik perhatian para pengunjung di sana. Maura segera mendongak menatap Arkan seraya mengusap lengan cowok itu untuk meredakan emosinya.

  Arkan pun menghela napas panjang dan kembali duduk meski sorot matanya tak lepas menatap Evan.

  Arsha yang memang tidak tahu apa-apa dengan persoalan mereka pun mengerutkan keningnya. "Ada masalah apa sih? Kalian berantem lagi?"

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang