5 - Who are you?

171K 10.3K 428
                                    

Sudah direvisi

Mohon tinggalkan jejak setelah membaca!!

Happy reading

.
.


  Maura terbangun ketika mencium aroma masakan yang membuat perutnya berbunyi. Mata hazelnya bergerak melihat jam yang menunjukkan pukul 05.20 pagi.

  "Jangan-jangan kak Al udah pulang?" gumamnya kemudian beranjak menuju kamar mandi untuk mencuci muka setelah itu keluar kamar. Dahi Maura mengernyit melihat punggung tegap berdiri membelakanginya.

  "Arkan?"

  Arkan menoleh dan tersenyum. "Good morning. Tidur kamu nyenyak?"

  Maura tak menjawab. Gadis itu melangkah menghampiri Arkan yang sibuk memotong bahan masakannya. "Kamu ngapain disini?"

  "Menurut kamu?"

  Maura memutar matanya jengah. "Kebiasaan deh, orang nanya malah balik nanya!" Arkan terkekeh.

  "Buatin kamu sarapan."

  "Kerajinan banget pagi-pagi buta kesini buat jadi babu."

  "Mulutnya." Maura terkekeh.

  "Mau aku bantu?"

  Arkan menggeleng. "Nggak usah. Kamu mandi sana, bau!" ledeknya membuat Maura mengerucutkan bibirnya.

  "Es batu nyebelin!" Maura membalikkan badan dan kembali ke kamarnya.

  Lima belas menit kemudian Maura keluar dari kamar dengan seragam sekolahnya. Kaki jenjangnya melangkah menuruni anak tangga sembari menjinjing tasnya menghampiri Arkan.

  "Cantik." Arkan menarik kursi untuk Maura.

  "Wah nasi goreng keju!"

  "Habisin!" ujar Arkan seraya mengacak pelan puncak kepala Maura.

  "Btw, kamu pagi-pagi kesini, udah solat?"

  "Udah." Maura mengangguk dan mulai memakan sarapannya bersama Arkan yang duduk di sampingnya.

❄❄❄

  Langit ibu kota pagi ini nampak mendung seolah mengerti bagaimana suasana hati Maura saat ini. Sepanjang perjalanan Maura terus saja menghela napas sesekali melirik Arkan yang fokus menyetir di sampingnya. Lagu The Overtunes - Sayap pelindungmu yang terputar seolah tak di dengar Maura.

  Maura masih merasa bersalah.

  "Kenapa?" tanya Arkan yang mengerti perasaan Maura.

  "Kamu nggak marah?" Maura balik bertanya.

  "Marah kenapa?"

  "Hmm kamu diskors kan gara-gara ak—"

  "Bukan kamu, Ra."

  "Tapi kamu diskors."

  Arkan melirik Maura sejenak. Meski ini kali pertamanya diskors karena melanggar aturan sekolah, Arkan tidak menyesal karena ia sudah melakukan yang terbaik untuk melindungi Maura. Meski disisi lain hatinya merasa khawatir karena tidak bisa mengawasi gadis itu dari dekat.

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang