18 - Mr. Protective

120K 8.4K 536
                                    

Sudah direvisi.

Mohon tinggalkan jejak!
Like, comment dan share gratis kok.

Yang belum punya novel My Boy Is Cold Prince (MBCP)-cerita pertama Arkan & Maura silahkan beli di shopee
Glorious.official16 atau bisa kunjungi link http://Gloriousfnrmedia.com

Happy reading

.
.

❄️❄️❄️


Maura terbangun dengan kerutan dalam di keningnya merasakan pusing mendera kepalanya. Mata hazelnya lalu bergerak mengamati ruangan dan tersadar bahwa ia masih berada di rumah sakit. Tubuhnya langsung menegang. Maura bangkit dari rebahannya dan beringsut mundur memeluk kedua kakinya saat menyadari Arkan tidak ada bersamanya.

"Pembohong ...." Padahal Arkan sudah berjanji untuk terus berada di sisinya tapi cowok itu malah pergi meninggalkannya di tempat mengerikan ini sendirian.

Maura menghapus air matanya. Maura ingin keluar dari sini tapi ia terlalu takut. Pasti ada banyak dokter yang berkeliaran di luar sana dan Maura terlalu takut jika harus berhadapan dengan mereka.

Akhirnya Maura memilih membenamkan wajahnya dan menangis sampai suara decit pintu terdengar-membuat Maura langsung mendongak penuh waspada.

"Sayang?"

Eskpresi Maura langsung berubah dan gadis itu kembali mengeluarkan tangisannya melihat Arkan. Arkan segera mendekati Maura dan memeluknya.

"Kenapa nangis?"

"Kamu kan udah janji nggak bakal ninggalin aku! Pembohong!" tukas Maura dengan satu tangannya sibuk memukul dada Arkan.

Arkan mengeratkan pelukannya dan mendaratkan kecupan di puncak kepala Maura. "Maaf. Aku tadi ke ruangan Aunty."

"Bohong!"

"Kamu takut sendirian?" tanya Arkan lembut seraya mengusap surai coklat Maura penuh sayang. Maura menggeleng di dada Arkan.

"Tapi kamu malah ninggalin aku!"

"Aku minta maaf."

"Hm."

Arkan tersenyum. Cowok itu mengurai pelukannya dan membingkai wajah Maura. "Aku janji ini terakhir kalinya aku ninggalin kamu."

Maura menepis tangan Arkan dan membuang muka. Air matanya masih mengalir dari mata cantiknya membuat Arkan merasa menyesal sudah membuat gadis itu menangis. Arkan kembali membingkai wajah Maura dan menghapus air mata gadis itu dengan dua ibu jarinya.

"Jadi aku harus apa biar princess Maura nggak ngambek, hm?"

"Pulang."

Arkan tersenyum. "Permintaan yang mulia putri akan hamba kabulkan," ujarnya membuat Maura seketika menoleh.

"Beneran?" Arkan mengangguk.

"Mau beli es krim juga?" Maura mengangguk cepat dengan kedua mata berbinar. Arkan tersenyum melihat gadisnya sudah ceria lagi.

"Jangan nangis lagi ya?" lanjutnya seraya merapihkan rambut Maura. Sementara Maura terdiam dengan detak jantungnya yang berdegup cepat. Melihat senyuman Arkan membuat cowok itu jadi terlihat dua kali lipat lebih tampan hingga jantung Maura rasanya ingin melompat keluar. Tidak lupa juga dengan perlakuan manisnya yang saat ini berjongkok memakaikannya sepatu.

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang