49 - Salah paham

103K 7.2K 809
                                    

Sudah diperbaiki.

Happy reading
.
.

❄❄❄

Sudah dua jam Arkan berkeliling mencari Maura namun ia belum juga menemukan gadis itu. Ponselnya bahkan di tinggal di kamar hotelnya.

Arkan mengetahuinya saat ia menelfon Maura dan ternyata malah Calista yang menjawab lalu mengatakan jika Maura tidak membawa ponsel ya. Calista bahkan tidak tahu Maura pergi kemana. Rafa dan yang lainnya juga tidak tahu.

Reyhan, Calista dan yang lainnya pun juga ikut mencari Maura. Termasuk Aretha dan Evan.

Evan. Arkan bahkan sempat memukulnya, menduga jika cowok itu yang menculik Maura. Mengingat apa yang sudah dia lakukan pada Maura beberapa waktu lalu. Jelas Arkan mencurigai Evan.

Evan sudah menjelas kan, jika dia sudah meminta maaf pada Maura kemarin malam. Aretha yang berada di sana pun membenarkan. Aretha juga mengatakan jika dirinya sudah meminta maaf pada Maura. Dan untuk menebus kesalahan mereka, mereka ikut mencari Maura.

Arkan sedikit lega karena Evan dan Aretha berubah dan mengakui kesalahan mereka. Tapi ia juga belum sepenuhnya percaya pada mereka begitu saja. Karena apa yang telah mereka lakukan dulu jelas sangat kelewatan.

"Kamu di mana sih, Ra ...?" gumamnya pelan. Dadanya naik turun dengan nafas yang tak teratur. Ia kelelahan karena terus berlarian mencari Maura.

Arkan melangkah ke arah pohon kelapa kemudian duduk, menyandarkan punggungnya di batang pohon. Beristirahat sejenak sebelum kembali mencari Maura.

Cowok itu mengacak rambutnya frustasi. Ia sudah lelah mencari, tetapi belum juga menemukan Maura. Arkan sangat mengkhawatirkan keadaan Maura saat ini. Hati dan fikirannya benar-benar di selimuti rasa takut. Takut hal buruk menimpa Maura jika gadis itu jauh darinya.

"Arkan!"

Arkan menoleh ketika mendengar seseorang memanggilnya. Qiana bersama Calista berlari kecil menghampirinya. Sementara Reyhan dan Rafa berjalan di belakang.

"Gimana?" tanya Qiana yang tadi memanggilnya.

Arkan menggeleng singkat membuat pundak kedua gadis itu turun. Mereka sudah menelusuri tempat ini mencari Maura, tetapi tidak juga menemukannya.

Calista mendengus. "Sebener nya lo kemana sih, Ra! Pergi gak bilang-bilang, hp gak di bawa, kebiasaan banget sih! Hobi banget bikin orang khawatir!" gerutu Calista yang merasa kesal dengan Maura yang suka pergi seenaknya tanpa kabar.

"Gimana yang lain?" tanya Arkan pada Reyhan yang baru saja sampai.

"Mereka juga belum nemuin Maura," jawab Reyhan.

"Kalo udah di temuin pasti salah satu dari mereka udah hubungin kita," timpal Rafa, Reyhan mengangguk.

Rafa lalu berbalik pergi, membuat Arkan mengerutkan keningnya bingung dengan kepergian Rafa, padahal cowok itu baru saja sampai.  Arkan mengalihkan pandangannya, tidak perduli, karena yang ia khawatir kan saat ini adalah Maura.

"Sabar, Ar. Kali aja yang lain nemuin Maura, lo istirahat aja dulu," kata Qiana.

Arkan menghela napas panjang lalu mengusap wajahnya. Cowok itu memang terlihat kelelahan karena berlarian menelusuri tempat luas ini mencari Maura, tanpa istirahat sedikit pun. Bisa di bayangkan betapa kuat nya Arkan berlarian mencari Maura selama dua jam.

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang