52 - Kembalinya dia

106K 7.4K 1.1K
                                    

Youtube,Instagram,Tiktok : Hananayajy_

❄❄❄

Pranggg!!!

Gelas kaca yang sebelumnya di genggam Alvarel kini menjadi pecahan beling. Alvarel menggeram marah ketika mendapat kabar bahwa cowok berengsek itu kabur. Lepas dari pengawasan Adrian dan bodyguardnya.

Alvarel baru saja tiba di rumah. Bukannya membawa kabar baik, Adrian justru malah menyampaikan kabar buruk untuknya.

Pintu ruangan terbuka memperlihatkan Adrian yang berjalan ke arahnya. Alvarel bangkit dan menarik kerah kemeja Adrian dengan tatapan tajam.

"Gue nyuruh lo awasin, bukan lepasin dia!" bentak Alvarel.

Adrian mengangkat kedua tangannya ke udara.

"Sorry Al, gue gatau kalo itu rencana dia buat kabur"

Cengkraman Alvarel menguat. "Gak ada yang bisa kabur dari gue!"

Alvarel menjauhkan tangannya dan melewati Adrian.

"Cari bajingan itu sebelum gue sendiri yang turun tangan." Alvarel melirik Adrian dari ekor matanya. "Gue pastikan dia mati ditangan gue!"

Adrian bergidik. Alvarel akan berubah menjadi monster jika sudah marah, tidak memandang siapa yang jadi lawannya, kecuali seseorang yang dia cintai.

Adrian menatap punggung Alvarel yang mulai menjauh. Jika sudah begini, ia harus membagi tugas dengan orang suruhannya. Cowok itu kabur pasti untuk mencari Maura karena sebelumnya, Alvarel tidak memberi izin sama sekali untuk meminta maaf.

Minta maaf?

Adrian menggeleng. Ia bahkan tidak percaya dengan mulut bajingan itu.

Adrian mengeluarkan ponsel menghubungi Arkan.

"...."

"Ar, lo sama Maura, kan?"

"...."

"Maura sama lo dulu bisa, kan? Jangan anter Maura balik dulu ke rumah"

"...."

"Di rumah Al lagi banyak client, kalo Maura di sini takutnya malah dia ngerasa keganggu."

"...."

Tut.

Adrian mendengus kesal sembari menatap layar ponsel. Kesal dengan respon Arkan yang terlalu singkat, tapi menyebalkan menurutnya.

"Kalo bukan pacarnya Maura udah gue tebas kali leher lo pake katana gue, Ar"

❄❄❄

Arkan baru saja keluar dari ruang guru setelah di panggil oleh pak Danang, guru olahraga sekaligus pelatih basket mereka. Pak Danang menegurnya karena akhir-akhir ini Arkan tidak pernah ikut latihan basket bersama tim nya untuk mengikuti lomba melawan SMA Garuda minggu depan. Pak Danang bilang, seharusnya kapten tim harus selalu hadir dalam latihan tetapi Arkan malah sering absen.

Sebenarnya yang lain tidak mempermasalahkan Arkan yang tidak pernah ikut latihan. Mereka mempercayai Arkan sepenuhnya. Apalagi skill Arkan tidak di ragukan lagi. Tanpa latihan pun, mereka optimis menang. Tapi pak Danang sendiri yang kelabakan.

Arkan menoleh ketika seseorang menepuk bahunya. Reyhan duduk di samping Arkan dengan permen kaki di mulutnya. Akhir-akhir ini sepertinya cowok itu sering memakan permen dari pada merokok.

"Gimana? Lo di omelin sama pak Danang?"

Arkan menggeleng singkat. "Di tegur doang"

"Selow, gue sama yang lain gak permasalahin lo yang jarang ikut latihan basket kok. Skill lo udah pro juga"

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang