26 - Bimbang

124K 8.7K 538
                                    

Sudah direvisi.


Mohon tinggalkan jejak!

Like, comment dan share gratis kok.


Yang belum punya novel My Boy Is Cold Prince (MBCP)—cerita pertama Arkan & Maura silahkan beli di shopee

Glorious.official16  atau bisa kunjungi link http://Gloriousfnrmedia.com


Happy reading


.

.


❄️❄️❄️


  Maura duduk memandangi langit yang nampak gelap dari jendela kamarnya. Air matanya masih menetes meski sudah berkali-kali di hapusnya. Hatinya terlalu lelah dengan kehidupan yang tidak pernah puas untuk menyakitinya.

  Maura benar-benar sangat lelah.

  "Ra, buka pintunya dong! Lo belum makan dari siang!" teriak Rafa dari luar. Cowok itu masih setia berdiri di sana sejak kepulangannya dari rumah sakit. Sudah puluhan kali membujuk tapi tidak membuat Maura mengubah pemikirannya untuk keluar dari kamar.

  Maura hanya tidak ingin siapapun melihat kondisinya sekarang ini, terlebih Rafa.

  "Maura!"

  "Lo pulang aja sana! Gue nggak laper!" teriak Maura.

  Rafa menghela napasnya. "Gue bakal pulang. Tapi lo harus janji, setelah ini lo makan, oke?"

  Maura tak menjawab lagi. Gadis itu kembali memandangi langit yang semakin gelap menandakan akan turun hujan. Pandangannya lalu turun melihat Rafa yang baru saja keluar menuju mobilnya.

  Ada perasaan bersalah karena mengabaikan Rafa dan mengusir cowok itu. Maura hanya tidak mau memperlihatkan kesedihannya kembali pada Rafa. Rafa sudah banyak terlibat di kehidupannya dan Maura tidak ingin menyeret cowok itu lebih dalam lagi.

  Sebuah mobil sport putih kemudian berhenti di depan mobil Rafa yang terparkir di depan rumah Alvarel. Tubuh Maura menegang menatap mobil itu hingga sang pemilik pun keluar dari sana dan berlalu melewati Rafa begitu saja.

  Rafa segera menghampiri Arkan dan menariknya.

  "Ngapain lo kesini?"

  "Bukan urusan lo!" Arkan hendak melangkah lagi namun Rafa menahannya dan melayangkan bogeman keras di wajahnya hingga cowok itu jatuh.

  "Setelah apa yang lo perbuat ke Maura, lo masih nemuin dia?!" Arkan tak menjawab. Cowok itu bangkit seraya menyeka darah di sudut bibirnya akibat serangan Rafa yang tiba-tiba.

  "Brengsek!" Rafa kembali menarik mundur Arkan. "Lo mau nyakitin Maura seberapa parah lagi sih, Ar?!"

  Arkan menyentak lengan Rafa seraya melayangkan tatapan elangnya.

  "Tadi siang Maura pulang sambil nangis-nangis. Pasti gara-gara lo lagi, kan?"

  Arkan menarik satu sudut bibirnya ke atas. "Kalo iya kenapa?" tanyanya dengan nada menantang membuat Rafa tersulut emosi dan kembali melayangkan tinjuannya.

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang