23 - Maaf

117K 9.5K 989
                                    

Sudah direvisi.


Mohon tinggalkan jejak!

Like, comment dan share gratis kok.


Yang belum punya novel My Boy Is Cold Prince (MBCP)—cerita pertama Arkan & Maura silahkan beli di shopee

Glorious.official16  atau bisa kunjungi link http://Gloriousfnrmedia.com


Happy reading


.

.


❄️❄️❄️


  Maura duduk di sofa abu-abu depan televisi yang tengah menayangkan film Avangers dengan setoples popcorn di pangkuannya.

  Pandangannya menatap layar televisi, tapi pikirannya melayang entah kemana. Maura memakan popcornnya sambil melamun.

  Setelah kejadian di Cafe tadi, Maura langsung meminta Rafa untuk mengantarnya pulang.

  Gadis itu mengunci dirinya di kamar lalu menangis sampai sore. Rasanya benar-benar menyakitkan. Bukan hanya karena Arkan, melainkan bersedih atas semua masalah yang menimpanya. Sampai kapan lagi ia harus tegar menghadapi semua masalah yang silih berganti menghampirinya.

  Bi Sarti datang menghampiri Maura. "Non," panggilnya, namun tidak ada sahutan dari gadis itu.

  "Non Maura!" ulangnya menepuk pelan bahu Maura hingga membuat gadis itu terkejut lalu menoleh ke arahnya.

  "Kenapa, Bi?"

  "Ada tamu, Non."

  Maura mengerutkan keningnya. Mata hazelnya bergerak melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 9 malam lebih. Kira-kira siapa yang bertamu malam-malam begini?

  "Siapa, Bi?"

  "Katanya sih temen Non." Kerutan di keningnya semakin dalam. Mungkin saja Calista atau Rafa yang datang untuk melihat keadaannya. Pikir Maura.

  "Yaudah, suruh masuk aja Bi."

  "Baik Non." Bi Sarti pun pergi.

  Maura yang tengah asik memakan popcornnya seketika menghentikan kegiatannya saat mencium aroma mint yang di kenalnya. Tubuh Maura membeku seketika.

  Arkan duduk di samping Maura. Menatap gadis itu yang nampak kacau. Kedua matanya yang bengkak dan hidungnya yang memerah menandakan gadis itu menangis dalam waktu yang cukup lama.

  "Hai."

  Maura segera tersadar saat mendengar suara berat Arkan. Gadis itu menggigit bibir bawahnya kuat menahan air matanya yang mulai menggenang di pelupuk matanya.

  Arkan yang melihat itu mengangkat satu tangannya untuk mengusap bibir Maura tetapi terhenti begitu Maura memalingkan wajah dan memutar tubuhnya membelakangi Arkan.

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang