38 - Kinara

110K 8.4K 575
                                    

Sudah direvisi.

Mohon tinggalkan jejak!
Like, comment dan share gratis kok.

Yang belum punya novel My Boy Is Cold Prince (MBCP)—cerita pertama Arkan & Maura silahkan beli di shopee Glorious.official16 
atau bisa kunjungi link http://Gloriousfnrmedia.com

Happy reading

.
.

❄❄❄

  Bel istirahat berbunyi dan seluruh murid pun bergegas menuju kantin. Seperti halnya Calista yang cepat-cepat membereskan peralatannya ke laci meja kemudian berdiri seraya menatap Maura yang masih sibuk menulis.

  "Ayo, Ra! Laper nih!"

  "Duluan aja, gue mau ngumpulin tugas dulu ke bu Eva."

  "Nggak mau ah! Ntar gue diomelin Arkan lagi kayak kemarin!" dengus Calista. Kemarin benar-benar hari terburuknya karena melihat Maura hampir celaka lalu disusul Arkan yang memarahinya karena tidak menjaga Maura dengan benar.

  "Itu sih bukan urusan gue."

  "Kampret lo ah! Buruan ayo!" desak Calista. Kedua kakinya sudah menghentak seperti orang kebelet buang air.

   "Duluan sana! Ntar gue nyusul, nggak lama kok!"

  "Haduh, yaudah deh!" Calista lalu berlari kecil menghampiri Ghea dan Della kemudian menarik mereka keluar kelas. "Nanti lo nyusul ya!"

  "Hati-hati ya, Ra!" seru Ghea.

  Sepeninggal mereka, Maura geleng kepala kemudian beranjak keluar kelar seraya membawa buku tugasnya menuju ruang guru.
 
  Maura mengeluarkan ponselnya ketika merasakan getaran. Kedua sudut bibirnya mengembang melihat nama Arkan menelfonnya.

  "Halo?"

  "Kamu dimana?"

  "Di koridor nih, mau ngumpulin tugas yang tadi."

  "Oke." Arkan lalu mematikan sambungannya. Maura geleng kepala menatap layar ponselnya. Ia sudah tidak kaget lagi dengan kebiasaan Arkan yang mematikan telfonnya begitu saja.

  Untung saja stok kesabaran Maura untuk Arkan masih banyak. Tapi, meski cowok itu terlihat sangat cuek, judes bin irit di depan banyak orang, cowok itu akan berubah seratus delapan puluh derajat di hadapannya. Arkan akan bersikap bawel, manja, perhatian dan tingkah lucunya jika cowok itu sedang ngambek.

  Membayangkannya lagi saja sudah membuat Maura senyum-senyum sendiri.

  "Ngapain senyum-senyum?"

  Maura tersentak dengan suara berat yang berada tepat di telinganya. Maura reflek menoleh ke arah Arkan yang tengah menunjukkan ekspresi tak sukanya.

  Cepat sekali Arkan menyusul.

  "Ngagetin aja sih!" Maura lalu menyampingkan tubuhnya melepaskan tangan Arkan dari pundaknya tapi cowok itu kembali melakukannya.

  "Berat ih!" Maura menggunakan satu tangannya menyingkirkan tangan Arkan kemudian berjalan lebih dulu meninggalkan Arkan.

  Arkan berdecak. Cowok itu melangkah menyamai Maura lalu merebut tugas yang di dekapnya kemudian menggenggam tangan gadis itu.

  "Balikin bukunya!"

  Arkan mendelik. "Kalo nggak inget sama tugas kamu udah aku buang ke tong sampah!"

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang