7 - Berlebihan

147K 9.9K 207
                                    

Sudah direvisi.

Mohon tinggalkan jejak!
Like, comment dan share gratis kok.

Yang belum punya novel My Boy Is Cold Prince (MBCP)—cerita pertama Arkan & Maura silahkan beli di shopee
Glorious.official16  atau bisa kunjungi link http://Gloriousfnrmedia.com

Happy reading

.
.

  Maura terbangun ketika dering alarm ponselnya berbunyi. Gadis itu lalu bangkit dari rebahannya dan mencepol asal rambutnya kemudian melakukan peregangan sebelum ia beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap ke sekolah.

  Lima belas menit kemudian Maura keluar dari kamarnya dengan seragamnya. Gadis itu lalu mengunci pintu kamar sesuai perintah Arkan setelah itu melangkah menuruni anak tangga dan terkejut ketika Arkan muncul dari arah dapur.

  "Ngagetin aja sih!" protesnya memukul dada arkan pelan. Sedangkan cowok itu hanya menatapnya datar.

  "Mau kemana?"

  "Ya mau sekolah lah!"

  "Kamu masih sakit, Ra."

  "Udah gapapa kok!"

  Arkan menyentuh kening Maura dengan punggung tangannya. "Badan kamu panas."

  "Bentar lagi juga turun panasnya, udah ah!" Arkan menahan lengan Maura ketika gadis itu berjalan melewatinya.

  "Kalo aku bilang nggak tetap nggak, Maura!" Arkan menatap Maura tajam lalu mengeluarkan ponselnya menelpon seseorang.

  "Halo?"

  "Izinin Maura," ucap Arkan pada seseorang di seberang sana.

  "Kenapa sama Maura?"

  "Sakit," kata Arkan yang langsung mematikan sambungannya lalu kembali menatap Maura yang tengah cemberut.

  "Kunci kamar."

  Maura mendengus sebal lalu memberikan kunci kamarnya pada Arkan. Arkan menggenggam tangan Maura dan melangkah menuju kamar gadis itu.

  "Ganti baju habis itu turun, kita sarapan," ujar Arkan setelah membuka pintu kamar Maura kemudian berlalu. Maura menghela napas panjang dan memasuki kamarnya.

  Beberapa menit kemudian Maura kembali dengan pakaian rumahnya. Kaki jenjangnya melangkah memasuki dapur untuk mengambil minum-mengabaikan Arkan yang juga berada di sana setelah itu beranjak menuju ruang keluarga dan menyalakan tv.

  Arkan menyusul membawa semangkuk bubur ayam yang di belinya. Cowok itu duduk di samping Maura dan memberikan bubur itu padanya.
 
  "Makan!" Maura tak merespon.

  "Mau di suapin?" tanya Arkan namun Maura tetap tak menanggapinya membuat Arkan menghela napas lalu meletakkan bubur itu di atas meja dan menatap Maura.

  "Marah karena aku larang kamu sekolah?" tanyanya tapi tidak ada jawaban dari Maura.

  "Ra, aku lakuin itu karena-"

  "Karena kamu nggak mau aku kenapa-napa?" sambung Maura cepat seraya menoleh menatap Arkan. "Aku tau tapi kamu berlebihan, Ar!"

  "Berlebihan?" tanya Arkan dengan menaikkan sebelah alisnya bingung. Bukankah seharusnya Maura merasa senang karena tidak mengikuti pelajaran di sekolah? Mengingat gadis itu sangat sering membolos pelajaran karena akan memusingkan kepalanya. Arkan sudah berbaik hati membiarkan gadis itu di rumah.

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang