Sudah dua hari ini Camila bersikap acuh pada Rena, membuat Rena bertanya-tanya sebenarnya ada hal apa yang membuat temannya itu mendiamkannya begitu lama.
Hingga dengan nekad Rena menarik Camila menuju ke atap kontrakan tempat biasa mereka menghabiskan waktu.
"Lo kenapa sih cuek gitu ke gue? Gue ada salah sama lo?" Tanya Rena. Camila menghela nafas lelah melihat Rena yang menanti jawaban darinya.
"Sorry gue diemin lo. Gue gak bermaks-" "Udah gak papa gue maklum. Gue tau lo masih kesel karena malam di bar waktu itu. Gua janji bakal cariin pekerjaan yang bagus buat lo."
Camila hanya memberikan senyum paksanya pada Rena, karena kenyataannya bukan itulah alasan ia mendiamkan Rena. Tapi lupakan saja itu akan memperpanjang masalah.
"Gue masih banyak lowongan kerja buat lo. Jadi gak usah khawatir oke? Gue bakal bantuin lo sampe lo bisa dapet kerjaan."
"Thanks Ren."
"Iya gak masalah. Ayok deh lo siap-siap. Siang ini kita cari lagi pekerjaan untuk lo."
"Oh oke."
Siang ini Camila dan Rena sudah berkeliling untuk mencari pekerjaan, lebih tepatnya Camila ditemani Rena.
"Haduh La, sumpah gue capek bener. Istirahat dulu yuk." Ajak Rena yang disetujui oleh Camila.
"Diwarung itu aja gimana?" Tawar Camila menunjuk salah satu warung kecil yang berada dipinggir jalan.
"Ayok." Camila dan Rena pun langsung berjalan menuju ke warung yang nampak sepi tersebut.
"Bu, air mineralnya dua."
"Ini Neng."
"Oh iya, ini uangnya. Numpang istirahat ya bu."
"Iya Neng, gakpapa." Camila tersenyum sopan ketika sang ibu pemilik warung memperbolehkan mereka untuk menumpang beristirahat sejenak.
"Habis dari mana Neng? Kayaknya capek bener."
"Lagi keliling cari kerjaan bu. Tapi yang sesuai dengan ijazah saya sudah penuh semua." Jelas Camila.
"Aduh Neng, kalo dikota mah begini. Cari kerja susah minta ampun. Ibu aja bersyukur banget ini bisa jualan walaupun warungnya kecil-kecilan juga. Seenggaknya ada pekerjaan gitu."
"Iya bu."
"Si Eneng nya bisa nyanyi gak?" Camila dan Rena kompak menatap sang ibu ketika pertanyaan itu dilontarkan kepada mereka.
"Kalo nyanyi sih bisa bu. Tapi kalo bagus belum tentu." Ujar Camila dengan senyum jenakanya.
"Tapi Neng kan bisa coba dulu. Siapa tau bagus."
"Ibu ada lowongan pekerjaan?" Tanya Rena to the point.
"Minggu kemarin desa saya ngadakan lomba karaoke. Dan saya dengar-dengar yang juara akan dipertimbangkan untuk jadi penyanyi di grup organ kampung sebelah. Masalahnya di kampung saya yang berpartisipasi itu bapak-ibu yang sudah gak layak bekerja ditempat seperti itu. Jadinya gak ada yang diambil. Siapa tahu disana masih ada lowongan untuk jadi penyanyinya."
"Grup organ mana sih bu, yang dimaksud dari tadi?" Tanya Rena ingin tahu.
"Itu loh, Organ tunggal punya keponakan Pak Lurah. Neng tau gak?" Rena berpikir keras untuk mengingat mana orang yang dimaksud si ibu pemilik warung ini. "Edi atau Endi ya namanya itu ibu lupa."
"Ferdi." Ucap Rena tiba-tiba.
"Nah iya itu. Si Eneng kenal?" Rena mengangguk dengan senyum bahagianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Pantura vs Mr. Arrogant
Romance"Bisakah kalian memberi waktu untuk kami bicara berdua?" Tanya Sam pada kedua orang yang nampaknya seorang make over dan manajer. Camila menatap pria dibelakangnya melalui cermin pun terkejut. Camila tidak akan melupakan wajah pria itu walaupun keja...