Warning 21+
Sam berjalan mendekati gadis yang nampak begitu tegang saat melihatnya.
"Kamu tidak akan bisa lari kemanapun sweetheart. Aku sudah menemukanmu dan tidak akan pernah melepaskanmu lagi." Bisik Sam sensual.
"Sekarang lebih baik kamu ikut aku." Secepat itu pula Sam menarik Camila untuk mengikutinya.
"Eh eh mau kemana?" Camila mencoba melepaskan diri dari cengkraman pria yang tidak ia kenal itu.
"Ikut aku." Hanya kata itu terlontar dari mulut Sam tanpa mau menjelaskan lebih detail pada Camila kemana mereka akan pergi. Saat mereka keluar dari tenda milik Camila, mereka langsung masuk ke dalam mobil Sam tentunya dengan bantuan para bodyguard.
"Kita mau kemana?" Camila menatap pria yang tengah mengemudi itu dengan bingung.
"Om, ini mau kemana?"
"Sudah kamu duduk saja dengan tenang. Kita akan pulang."
"Pulang? Maksud Om apasih?" Sam tak menjawab pertanyaan Camila yang berhasil membuat gadis itu jengkel.
Hingga tibalah mereka disebuah rumah mewah yang tak Camila tahu milik siapa.
"Ayo turun."
"Ini.. dimana?" Tanya Camila was-was. Jantungnya sudah berdetak tak karuan karena pemikirannya yang tidak-tidak.
"Turun atau aku yang akan menggendongmu." Camila terkesiap hingga dengan cepat ia turun dari mobil dan berada di hadapan Sam dengan jarak cukup dekat.
Tanpa banyak bicara, Sam menarik Camila agar mengikutinya masuk kedalam rumah.
"Ini rumah siapa Om?" Lagi-lagi Camila di acuhkan. Sam membawa Camila menaiki tangga menuju ke kamar utama.
"Om mau ngapain? Jangan bawa aku ke kamar. Disini aja." Camila sudah menahan kakinya agar gak terseret oleh Sam.
"Masuk." Camila menggeleng kuat mencoba untuk melepaskan tangannya yang terasa perih.
"Lepas!"
"Masuk." Seberapa kuat pun Camila tetap saja kalah dengan kekuatan laki-laki di hadapannya ini. Hingga ia dengan mudah dibawa Sam untuk masuk ke dalam kamar.
"Om aku gak mau! Lepas!!" Camila terus berusaha melepaskan tangannya. Sam menaikkan alisnya dan menatap Camila aneh setelah ia melepaskan pergelangan tangan gadis itu.
"Tak mau apa?" Camila meringis kecil ketika mengusap tangannya yang memerah akibat laki-laki ini.
"Om mau maksa aku kan melakukan yang Om inginkan 4 tahun lalu? Aku gak mau." Tukas Camila to the point tak ingin berbasa-basi.
"Aku tidak butuh pendapatmu. Aku akan melakukan apapun yang aku inginkan termasuk dirimu." Camila menggeleng pelan tak terima akan perkataan Sam.
"Jahat! Apa salah aku sampe Om begini? Aku gak mau. Aku masih ingin hidup tenang." Sam menajamkan matanya menatap gadis yang dicintainya ini.
"Kamu fikir hidup bersamaku kamu tidak akan tenang begitu?" Camila kelabakan sendiri atas pertanyaan Sam.
"Eh, engg... enggak gitu. Lebih baik kita omongin ini baik-baik Om. Jangan ada salah paham diantara kita. Agar semuanya cepat selesai juga. Om bisa kembali ke kehidupan normal begitupun denganku."
"Semuanya tidak lagi sama seperti yang kamu katakan."
Tiba-tiba Camila merasakan sesuatu yang mendesak bibirnya, mata Camila terbelalak saat merasakan bibir pria itu terus menghisap bibir bawahnya dan terus memaksa masuk. Apalagi tangan pria itu terus menarik tubuh Camila agar lebih dekat dengan pria itu, Camila menahannya sekuat tenaga dengan mendorong dada pria itu. Ia tak mau.
Tapi tetap saja bagaimana pun ia kalah tenaga, pria itu lebih kuat dan lebih besar dari Camila. Camila menjerit kecil tatkala bibirnya digigit kecil dan ternyata itu memberikan kesempatan bagi pria itu untuk memasukkan lidahnya dan mendominasi rongga mulut Camila. "Hmmpp-"
Dalam penolakannya Camila merasakan tubuhnya membentur sesuatu yang empuk dibawahnya. Camila tak bisa berbuat apapun selain menangis dan terus berusaha melepaskan dirinya dari tangan pria yang terus saja merabai tubuhnya, hingga beraninya pria itu meremas payudara Camila cukup kuat. "Lepashh.. Arrghh.."
Sam tak memperdulikan tangisan dan ucapan wanita dibawahnya, ia sudah kalap terus mencumbu leher Camila dengan tangan yang sudah melepas pakaian wanitanya. Menahan tangan Camilan disisi tubuhnya, Sam menatap tubuh Camila yang hanya berbalut pakaian dalam dengan tatapan menggelap. "Cantik."
Hanya kata itu yang meluncur dengan bibir yang kemudian bergerak menyerang payudara besar yang kelebihan sedikit dari cakupan tangannya. Melempar jauh bra berwarna hitam yang sudah menghalangi pandangannya dari pemandangan indah didepannya.
Sam semakin kalut saja saat melihat secara langsung bukit kembar yang disertai pucuknya yang berwarna pink. Meremas, menjilat, mengulum dan menghisapnya layak bayi yang kehausan. Lain dengan Camila yang baru pertama kali merasakan hal seperti ini, ia merasa ada ribuan kupu-kupu diperutnya dan mulai merasakan kenikmatan. "Asshhh..."
Tangannya tanpa sadar meremas rambut pria yang tak ia kenal itu seolah menyuruh pria itu untuk terus melanjutkan perbuatannya. Diatasnya Sam terus memberi tanda dan menciumi seluruh tubuhnya menuju kebawah.
Dan sampailah Sam pada hidangan utamanya, merobek celana dalam itu tanpa perasaan akhirnya Sam dapat melihat incarannya secara langsung. Tanpa menunggu lagi ia langsung menyerangnya dengan mulutnya. Tampaknya wanita dibawahnya sudah lepas kendali sama sepertinya, tanpa buang waktu menanggalkan seluruh pakaiannya hingga tak ada satupun yang tersisa.
Camila membelalakan matanya saat melihat apa yang terjadi. Pria diatasnya sudah tak berpakaian sama seperti dirinya yang sudah kehabisan nafas karena terbawa nafsu. Camila semakin terkejut saat matanya tanpa sengaja melihat milik pria itu, spontan Camila memundurkan tubuhnya. "Kamu tidak bisa lari kemanapun, karena aku tak akan melepaskanmu. Tak akan pernah."
Dengan liarnya Sam mencium bibir Camila dengan tangan yang menginvasi payudara Camila. Pikiran Camila sudah terbutakan hingga ia tak bisa berpikir apa-apa dan kembali terhanyut kenikmatan yang diberikan Sam.
Milik Sam yang sudah sangat siap digesekkan pada aset pribadi Camila yang sudah basah karena cumbuan juga air liur Sam. Dengan perlahan Sam membimbing miliknya memasuki Camila. Camila memejamkan mata perih karena milik Sam yang begitu besar mencoba masuk kedalam dirinya.
Sam merasakan itu, sekat yang tanpa ia duga masih terjaga oleh wanita itu. Tapi Sam tak akan mundur, malah dengan kemantapan hati ia terus menerobos masuk hingga terdengar jeritan kecil lolos dari mulut Camila. Sam kembali menyerang bibir Camila, mencoba membawa agar wanita itu terbiasa dengan miliknya.
Dalam cumbuannya Sam mendorong masuk dirinya hingga masuk secara keseluruhan. Sam menggeram karena merasa kenikmatan, Camila meringis masih terasa perih juga merasa aneh. "Aku akan bergerak perlahan, Ahh..."
Menggerakkan pinggulnya maju mundur secara perlahan tentu membuat Sam tersiksa, sumpah demi apapun miliknya terasa diremas-remas dalam lubang sempit milik Camila. Hingga rasanya ia tak tahan dan bergerak dengan keras, membuat ruangan ini dipenuhi desahan dan decitan ranjang.
Vote and Comment guys!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Pantura vs Mr. Arrogant
Romance"Bisakah kalian memberi waktu untuk kami bicara berdua?" Tanya Sam pada kedua orang yang nampaknya seorang make over dan manajer. Camila menatap pria dibelakangnya melalui cermin pun terkejut. Camila tidak akan melupakan wajah pria itu walaupun keja...