Hari yang dinanti telah tiba, Camila dan Samuel melakukan perjalan ke New York dengan sangat nyaman berkat jet pribadi milik Samuel.
Pria itu juga bersikap kooperatif dalam perjalanan ini, Samuel benar-benar menjamu Camila dengan baik di jet pribadinya untuk perjalanan panjang mereka.
Samuel sedikit bercerita tentang keluarganya yang tinggal di New York selama perjalanan mereka. Tujuan utama mereka saat ini adalah di mansion utama milik keluarga Samuel yang katanya hanya ditempati oleh kakeknya, sedangkan anggota keluarga lain punya tempat tinggalnya sendiri dan hanya akan berkumpul disaat-saat tertentu saja.
Setibanya di New York, Samuel membawa Camila untuk beristirahat di penthouse milik pria itu yang katanya akan menjadi tempat tinggal mereka selama berada disana.
Camila menatap pemandangan langit di sore hari melalui dinding kaca yang ada disamping ranjang. Pikiran Camila menerawang mengingat apa yang ia lalui rasanya seperti sebuah mimpi, ia naik jet pribadi yang mewah dan sekarang berada di sebuah penthouse yang tak kalah mewah. Tidak bisa Camila bayangkan seperti apa rumah utama keluarga Samuel jikalau tempat tinggal sementaranya pria itu saja seperti ini. Camila merasa sangat minder tiba-tiba.
Sebelumnya memang Camila tahu kalau Samuel adalah orang yang punya power dan uang yang banyak, makanya pria itu bisa begitu leluasa membayar pinalti kontrak milik Camila yang sudah pria itu batalkan seenaknya padahal itu bukan uang yang sedikit.
Lalu saat mereka pergi ke mall elit yang mereka datangi kemarin, Camila sudah merasa janggal saat tidak ada seorang pun yang ada disana selain mereka berdua dan pekerja disana. Kemudian makan di restoran paling mahal.
Tapi hal yang paling membuat Camila kaget adalah pria itu memiliki jet pribadi saat waktu keberangkatan mereka. Padahal Camila berpikir mereka akan naik pesawat komersial dengan kelas bisnis yang menurut Camila sudah cukup mewah, ternyata Samuel memiliki hal yang lebih mewah lagi.
Selama perjalanan Camila tidak banyak bicara bahkan terkesan diam dengan pikiran yang menggiring kesana-kemari, oleh karana itu Camila memilih untuk tidur selama perjalanan. Samuel sempat bertanya beberapa kali apakah dia baik-baik saja mengingat ini adalah penerbangan terjauh pertama Camila sepanjang hidupnya, Samuel benar-benar perhatian padanya dan itu selalu membuat Camila berdebar.
"Sweetheart." Kehangatan seketika merayap tubuh Camila karena Samuel yang tiba-tiba memeluk tubuhnya entah kapan datangnya.
"Sudah selesai?" Tanya Camila. Sebelumnya Samuel menyuruh Camila untuk beristirahat sementara pria itu izin pergi karena ada yang perlu diurus sebentar.
"Sudah." Samuel memeluk tubuhnya dari belakang begitu erat, tubuh Samuel yang lebih besar dari Camila itu tampak menguasai tubuhnya. "Ada yang sakit?"
Camila menggeleng pelan, "gak ada. Aku gak apa-apa."
"Really?" Tanya Samuel lagi memastikan.
"Iya. Aku bahkan gak ngerasa capek walaupun perjalanan panjang." Jelas Camila meyakinkan. Ia tidak mau Samuel tahu kalau ia overthinking, bisa makin pusing ia kalau Samuel tahu.
"Then kiss me."
"Hah?" Spontan Camila berucap karena bingung, Samuel sangat tiba-tiba sekali berkata seperti itu.
Belum sempat Camila melayangkan pertanyaan Samuel sudah lebih dulu mencuri start mencium bibirnya dengan ciuman yang termasuk dalam kategori brutal menurut Camila.
Awalnya Camila membiarkan saja Samuel menciumnya dan membalasnya sesekali, tetapi karena terlalu lama akhirnya Camila menepuk dada Samuel yang sangat keras itu untuk melepaskan dirinya.
Menuruti Camila, Samuel mengakhiri ciuman panjang itu meskipun tidak juga melepas Camila dari pelukannya.
"I miss you so much Camila."
Kening Camila mengkerut mendengar pernyataan Samuel yang terdengar tidak masuk akal menurutnya. Rindu bagaimana disaat mereka bertemu hampir setiap hari?
"I want you." Karena tahu apa yang Camila pikirkan, maka Samuel menjelaskan secara gamblang apa yang pria itu rindukan. "I miss being inside you."
Pipi Camila memerah seketika mendengar ucapan vulgar yang Samuel lontarkan padanya. Mereka memang sudah tidak melakukan hubungan intim lagi setelah kejadian Camila mabuk.
Entah kenapa Camila merasa seperti Samuel tengah menahan dirinya, pria itu malah terus menghujani Camila dengan perhatian dan sifat romantis akhir-akhir ini yang membuat perasaan Camila menjadi terasa yakin padanya.
"Do you miss me?" Kecupan-kecupan basah Samuel sematkan di sepanjang perpotongan leher dan wajah Camila.
Camila tidak menjawab apapun, dia malah menggigit bibirnya menahan suara desahan karena tangan Samuel sudah bergerak kesana-kemari menyentuh tubuh sensitifnya.
"Camila, tell me."
Samuel menghentikan kecupannya dan memegang dagu Camila untuk menatap mata pria itu. "Apa kamu merindukan aku?" Tanyanya lagi.
"Samuel..." Camila merasa malu jika mengatakan sebenarnya dia juga merindukan pria itu, jadilah ia hanya bisa memanggil nama pria itu saja.
"Call my name in your sigh." Setelah mengatakan itu Samuel kembali mencium Camila, memanggil hasrat yang terpendam.
Dalam sekejap pakaian keduanya sudah tanggal dan meninggal tubuh polos yang saling membelai satu sama lain. Camila bernafas pendek-pendek dan kehilangan akal saat jari Samuel dengan ahlinya memainkan kewanitaannya yang entah sejak kapan sudah begitu basah, belum lagi lidah pria itu yang begitu lincah memainkan puting payudaranya.
Tubuh Camila bergetar hebat saat pelepasannya tiba, secara refleks tangannya meremas rambut lebat Samuel sebagai pelampiasannya. Untuk pertama kalinya Camila mendapatkan squirting yang seperti air mancur.
Wajah Camila sangat memerah dan sangat malu saat melihat air mani nya sendiri, berbanding terbalik dengan Samuel yang takjub dan puas disaat bersamaan.
"Samuel..." Camila mendesah pelan memanggil nama Samuel diakhir ejakulasinya. Camila bahkan menutup wajahnya karena malu setelah itu.
"It's incredibly beautiful." Bisikan seksi itu membuat Camila malu bukan main.
"Hey Sweetheart, jangan tutup wajahmu." Camila menggelengkan kepalanya menolak, dia benar-benar merasa malu.
"Kenapa tutupi wajah cantikmu seperti itu?"
"Malu." Jawab Camila jujur.
"Let me tell you, buka dulu tangannya." Dengan malu Camila menurunkan tangannya dari wajah yang memerah itu dan menatap Samuel dengan sangat menggemaskan menurut Samuel. Camila memang paling bisa membuat Samuel menjadi tergila-gila padanya.
"Apa?"
"Kamu squirting, karena aku. Dan itu merupakan kebanggaan tersendiri untuk aku, jadi kamu jangan malu. Itu artinya aku bisa memuaskan kamu Sayang." Wajah Camila tidak bisa berhenti memerah, sungguh penjelasan Samuel bukannya menenangkan dirinya tetapi malah membuat Camila semakin malu.
"Jangan bilang begitu, aku semakin malu." Camila memukul pelan bahu Samuel melampiaskan rasa kesalnya. Samuel terkekeh geli melihat tingkah menggemaskan Camila saat ini.
Untuk melampiaskan rasa gemasnya, Samuel menghujani wajah Camila dengan ciumannya.
"Can we continue this hot activity?" Dengan sensual Samuel bertanya seraya berbisik hingga Camila merasa merinding sesaat. Meskipun demikian, dengan malu-malu Camila mengangguk mengiyakan untuk menjawab pertanyaan Samuel.
Vote and Comment Guys!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Pantura vs Mr. Arrogant
Romance"Bisakah kalian memberi waktu untuk kami bicara berdua?" Tanya Sam pada kedua orang yang nampaknya seorang make over dan manajer. Camila menatap pria dibelakangnya melalui cermin pun terkejut. Camila tidak akan melupakan wajah pria itu walaupun keja...