Seperti yang Camila katakan Samuel akan muncul dengan sendirinya dihadapannya, bukan dihadapan melainkan dibelakangnya sekarang karena posisi Samuel yang sedang memeluk Camila dari belakang.
Sepulang dari kantor sore tadi, Camila dan Rena berkeliling Jakarta sebentar sebelum akhirnya makan malam di restoran mewah yang Camila ketahui adalah milik keluarga Rena lalu akhirnya kembali ke apartemen.
Rena hanya mengantar Camila sampai lobby apartemen dan langsung pergi begitu saja karena ada party katanya. Mereka akan libur besok sampai dengan lusa yang mana lagu baru Camila akan rilis sebelum kembali manggung dengan lagu barunya.
Jadilah Camila akan menghabis waktunya di apartemen selama dua hari yang akan datang, hal yang jarang sekali ia dapatkan. Untuk keluar dari apartemen tanpa Rena atau bodyguard untuk sekarang terdengar mustahil karena ada berita panas tentang dirinya. Jadilah Camila memutuskan akan menghabis waktu liburannya dengan tidur saja besok.
Tapi belum juga benar-benar mendapatkan hari liburnya, Camila terbangun dari tidurnya karena merasakan ada seseorang dibelakang tubuhnya yang memeluk dengan erat.
"How's your day?" Suara berat yang terdengar agak berbisik itu membuat tubuh Camila seketika merinding. Pasalnya bibir Samuel menempel diperpotongan lehernya tepat dibawah telinga.
"Great." Balas Camila cepat bahkan suaranya terdengar sarkas. Mustahil Samuel tidak tahu terkait berita tentang Camila hari ini kan?
"Do you need help?"
"What help?" Mata Camila lari ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul satu, ia ternyata sudah tertidur tiga jam lamanya.
"I'll make you feel better." Suara yang berat itu terdengar begitu menggoda, apalagi tangan pria itu sudah bergerak liat kesana kesini.
"Bagaimana kamu bisa masuk? Kamu tahu pin-nya?" Tanya Camila mengubah alur pembicaraan mereka bahkan bergerak cepat membalikkan tubuhnya hingga kini mereka saling berhadapan.
Dalam posisi ini Camila dapat melihat Samuel yang masih memakai kemeja kerja bahkan dasi yang masih menggantung meskipun sudah berantakan. Camila yakin pria ini pasti baru pulang bekerja dan langsung kemari.
"I know everything about you."
Camila menatap mata Samuel yang juga menatapnya dalam. Mereka berdua saling bertatapan dalam beberapa waktu tanpa bicara, menyelami pemikiran satu sama lain melalui tatapan itu.
"Aku sebatang kara, aku gak punya apapun untuk bisa menguntungkan kamu." Celetuk Camila tiba-tiba, memecahkan keheningan sesaat diantara mereka.
"Aku memang gak butuh keuntungan, I have everything."
"Why me?"
"Cause is you Camila."
"Itu bukan sebuah jawaban." Sahut Camila tidak puas.
"Tapi itu yang sebenarnya."
Camila menahan diri untuk tidak memutar matanya malas. Sepertinya Samuel bukan tipe orang yang bisa diajak bicara dengan benar karena pria ini terus saja menjawab berputar-putar bahkan seperti terus menggodanya.
"Aku serius Om." Tekan Camila.
"Kamu pikir aku tidak? Aku bahkan mengajakmu untuk menikah. Bagian mana yang tidak serius?" Wajah Samuel mendekat seraya berkata demikian membuat kening mereka saling menempel. Aura dominan milik Samuel membuat Camila tiba-tiba merasa ciut.
"Aku mencintai kamu. Ini kali kedua ku perjelas tentang alasan dari semua sikapku ini. Apa masih belum jelas?"
Lidah Camila terasa kelu, ia tidak bisa mengatakan apapun untuk membantah ucapan Samuel karena otaknya tidak punya hal apapun untuk dikatakan lagi. Otaknya terasa kosong, mulutnya seakan terbungkam dan jantungnya berdebar begitu cepat.
Dalam keheningan itu, Samuel memanfaatkan keterdiaman Camila dengan mencuri ciuman dibibirnya. Ciuman yang rakus dan berhasil membuat Camila kelabakan.
Samuel membelit lidah Camila dengan lidahnya dengan begitu liar. Bahkan posisi mereka bukan lagi saling berhadapan, Samuel sudah berada diatas tubuh Camila untuk makin leluasa menguasainya.
Meskipun mereka sudah berkali-kali melakukan pergumulan, tetapi ini adalah kali kedua mereka bertemu setelah malam itu. Jelas Camila masih kikuk untuk mengikuti alur yang Samuel buat.
Camila meraup nafas banyak-banyak setelah Samuel melepaskan ciuman mereka. Dengan posisi yang masih sama dan jarak wajah yang begitu dekat, Samuel berkata dengan begitu percaya diri. "I don't care if you don't love me yet. Akan aku buat kamu mencintaiku hingga tidak bisa melihat yang lain."
Setelah berkata demikian, Samuel kembali mencium Camila tetapi kali ini dengan lembut seorang melalui ciuman itu seluruh perasaannya tertuang. Dan Samuel berhasil memancing Camila dengan ciumannya karena Camila membalasnya, tidak seperti ciuman sebelumnya yang hanya terdiam kaku.
"Om..."
"Call me Sam, Samuel." Kecupan kecupan basah Samuel sematkan disepanjang rahang dan leher Camila dengan sesekali menjilatnya lalu memberikan tanda-tanda disana.
"Mmhh..." Camila menggigit bibir bawahnya berusaha menahan suara saat Samuel terus menjamahnya.
Baju tidur terusan yang ia pakai entah sejak kapan sudah lepas dari tubuhnya hingga hanya menyisakan celana dalam karena diwaktu tidur Camila tidak memakai bra.
"Ini semua milikku." Dengan tangan besarnya, Samuel menangkup payudara Camila untuk dijadikan bantalan wajahnya. Dua puting yang ditempelkan jadi satu itu dibelai begitu sensual dengan lidah nakal Samuel. Sapuan-sapuan basah itu berhasil membuat Camila merinding hingga puting payudaranya mengeras.
Refleks tangan Camila meremas rambut Samuel dan menekan kepala itu supaya lebih dalam lagi menjilat dan mengulum puting payudaranya. Camila tidak sadar melakukannya karena pikiran warasnya entah sudah pergi kemana, tubuhnya terasa begitu aneh setiap kali Samuel menyentuhnya dan menggodanya seperti ini.
Seumur hidupnya Camila tidak pernah berdekatan begitu intens dengan laki-laki apalagi sampai melakukan hubungan intim seperti yang ia lakukan dengan Samuel, menurutnya hal itu cukup mengejutkan dirinya yang naif dan lagi Camila tidak tahu definisi cinta itu yang seperti apa karena tidak ada yang menjadi gambaran untuknya mengingat ia tidak tahu ibunya dan begitu jauh dengan sang ayah. Apakah sensasi kesemutan dan membuat otaknya tidak bisa berpikir karena merasa kenikmatan ini adalah cinta orang dewasa atau bagaimana?
"Ahh..." Camila mendesah lebih kencang saat tiba-tiba Samuel meremas payudaranya sedikit kencang.
"Jangan memikirkan hal lain saat aku sedang bersamamu Sweetheart."
"Aku-" belum juga Camila melanjutkan perkataannya untuk membela diri, Samuel sudah lebih dulu mencium bibirnya dan membelit lidahnya dengan brutal hingga suara-suara decapan memenuhi seisi kamar.
Camila terus berusaha melepas ciuman mereka meskipun tampak tidak mungkin karena Samuel mencengkram rahangnya. Tak tahu sudah berapa lama ciuman itu berlangsung, Camila akhirnya merasakan kebas di bibirnya setelah Samuel membebaskan bibirnya.
"Cukup pikirkan aku dan nikmati waktu kita berdua. Jangan pikirkan hal lain atau bahkan laki-laki lain hmm?"
"Aku gak mikirin laki-laki lain."
"Good for you. Karena kalau benar ada laki-laki lain, kamu gak akan bisa jalan dua hari kedepan."
Vote and Comment Guys!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Pantura vs Mr. Arrogant
Romance"Bisakah kalian memberi waktu untuk kami bicara berdua?" Tanya Sam pada kedua orang yang nampaknya seorang make over dan manajer. Camila menatap pria dibelakangnya melalui cermin pun terkejut. Camila tidak akan melupakan wajah pria itu walaupun keja...