Dengan wajah tanpa ekspresi Camila menatap layar televisi yang menampilkan sebuah acara talkshow yang terkenal dengan dirinya sebagai bintang tamu. Disana terlihat Camila dikelilingi oleh para pembawa acara yang heboh dan lucu, bisa dibilang setelah syuting kemarin para pembawa acara itu menjadi teman-teman barunya.
Camila yang seorang ambivert merasa cukup nyaman dibeberapa tempat lokasi syuting yang ia datangi kemarin-kemarin. Camila bersyukur orang-orang memperlakukan dirinya dengan cukup baik meskipun ada saja komentar netizen yang sengaja membuat keributan.
Tetapi bukan karena gosip para netizen yang membuat perasaan Camila jadi tidak baik tetapi karena seseorang yang saat ini dengan rasa tidak bersalahnya menidurkan kepala di pangkuannya.
"I don't like him." Ujarnya tiba-tiba saat layar televisi menampilkan wajah Camila dan salah satu pembawa acara pria yang selama acara berlangsung tak henti meluncurkan gombalan untuknya.
"I like him, and i don't like you." Balas Camila cepat tanpa mengalihkan tatapannya pada Samuel yang kini menatapnya intens dari bawah.
Samuel menghela nafasnya pelan, Camila sudah begini sejak kedatangannya ke apartemen. Mungkin ini karena telfon terakhir yang terjadi minggu lalu.
Benar, sudah satu minggu berlalu dan Camila masih mengacuhkan dirinya. Sewaktu Samuel menelfon Camila, dirinya memang sedang ada dinas keluar negeri beberapa hari. Selama itu Camila tidak ada menghubungi dirinya bahkan membalas pesan atau mengangkat telfon Samuel.
Kemarin Samuel baru kembali dan memutuskan untuk langsung pergi ke apartemen Camila yang kosong. Sambil menunggu kedatangan Camila, Samuel berisitirahat di apartemen tersebut. Dan saat ia bangun pagi tadi, ia melihat Camila sedang memasak.
Ia langsung memeluk Camila dari belakang dan menanyakan kapan wanita itu tiba di apartemen, tetapi Camila sama sekali tidak menanggapi dirinya dan malah menyuruhnya untuk mandi dengan suara yang ketus.
Tak ingin ada pertengkaran di pagi hari, Samuel menuruti Camila untuk mandi lalu setelahnya mereka makan bersama. Dan sekarang sudah hampir pukul duabelas siang, Camila masih mendiamkan dirinya. Padahal Samuel tanpa henti mencoba untuk mencairkan suasana dan berbicara dengan Camila, tetapi ia tidak ditanggapi dengan baik seperti sekarang.
"But i love you." Ucap Samuel cepat, mencoba untuk tidak perduli dengan kalimat terakhir yang Camila ucapkan.
"And i don't care." Balas Camila lagi tak mau kalah.
Tak cukup dengan sikap Camila yang membuat Samuel harus menahan sabar, tayangan yang saat ini mereka tonton di televisi juga menguji kecemburuan Samuel. Samuel akan menandai pria yang terus-terusan cari perhatian dengan Camila.
"Camila, what's wrong with you?" Akhirnya kalimat itu terlontar juga dari mulut Samuel setelah mencoba sabar sekitar hampir empat jam lamanya.
"Harusnya disini aku yang tanya. Ada apa dengan kamu?"
Samuel mengerutkan keningnya tak paham dengan balasan yang Camila berikan atas pertanyaannya. Ia akhirnya bangkit dari rebahannya dan duduk menghadap Camila yang tidak merubah posisi sedikitpun menatap lurus pada televisi.
"Sweetheart, please tell me. Kenapa kamu begini? Ada hal yang buat kamu marah sama aku?" Tangan besar Samuel merangkum sisi wajah Camila seraya membawanya untuk menatap Samuel yang ada disampingnya.
"Kamu gak merasa ada yang salah sama kamu ya ternyata?" Pertanyaan yang dijawab dengan pertanyaan membuat Samuel memutar otaknya kembali mencari jejak kesalahan yang mungkin tidak ia sadari.
"Kamu keberatan cuti kerja?" Tembak Samuel yang malah dibalas dengusan kesal dari Camila.
"Kamu sebenarnya kemarin dengar gak sih aku ngomong apa di telfon?" Tanya Camila lagi masih terlihat kesal bahkan tampaknya semakin kesal.
"I'm sorry." Hanya kata itu yang bisa Samuel ucapkan karena nyatanya ia tidak terlalu mendengarkan Camila dengan baik karena ia memang sambil bekerja dan dalam perjalanan.
"Sepertinya aku dan pendapatku memang gak penting ya buat kamu. Aku rasa pernikahan semakin jauh untuk kita."
"What do you mean Camila, you're everything for me."
"Segalanya apanya? Kamu bahkan ga memikirkan aku sama sekali dalam semua keputusan kamu yang tiba-tiba itu kan?"
Samuel menggenggam tangan Camila yang tampak emosional dihadapannya. Ia genggam tangan itu erat seraya mengusapnya pelan dengan ibu jari, berupaya untuk sedikit menenangkan Camila.
"Aku minta maaf kalau kamu merasa seperti itu. Aku hanya ingin kita segera menikah dan tidak berpisah lagi. Tapi jika kamu punya rencana lain kita bisa bicarakan baik-baik meskipun pernikahan harus tetap dilakukan."
"Sam, aku dan agensi sudah punya jadwal untuk satu tahun ini. Dan rasanya gak mungkin kita menikah mendadak ditengah kesibukan aku."
"Kamu akan sibuk terus. Lalu kapan kita bisa melangsungkan pernikahan?" Tukas Samuel. Bukannya tidak tahu, bahkan Samuel tahu betul kalau Camila saat ini sedang di puncak karirnya. Tetapi justru itu juga yang membuat Samuel takut Camila hilang lagi dari pandangannya dengan alasan wanita itu sibuk sehingga tidak punya waktu untuknya.
"Terserah kamu akan lakukan apa dan akan sibuk kemana setelah pernikahan ini, jadi biarkan aku punya sesuatu yang bisa mengikat kamu disisiku walaupun kamu sibuk."
Jika Camila sibuk maka Samuel yang akan meluangkan waktunya. Lagipula selama ini Samuel sudah gila kerja, jadi tidak masalah jika nanti saat mereka menikah Samuel santai dan mengikuti semua aktifitas istrinya itu. Ia memilih untuk mengalah daripada kehilangan Camila untuk kedua kalinya.
Cukup satu kali Camila pergi saat pertemuan pertama mereka dan menghilangkan minat Samuel pada wanita, tidak akan ada yang kedua kali. Jikapun itu terjadi mungkin kewarasan Samuel yang akan hilang.
"Aku mohon Sayang." Pinta Samuel sungguh-sungguh. Ia membawa tangan Camila yang digenggamnya ke arah bibir dan mengecupnya lembut seraya menatap mata indah Camila dengan perasaan yang tulus.
"Akan aku pikirkan. Aku juga perlu bertemu dulu dengan keluarga kamu untuk melihat lebih jelasnya apa yang terbaik untuk kita lakukan kedepannya." Hanya untaian kalimat itu yang Camila ucapkan setelah semua bujukan Samuel terlontar padanya.
"Akan aku pastikan kita punya masa depan bersama yang penuh dengan kebahagiaan." Janji Samuel pasti.
Dengan berani Samuel mengecup bibir Camila sebentar sebagai uji coba apakah wanitanya itu masih marah atau tidak.
Setelah kecupan itu tidak mendapatkan penolakan, Samuel kembali menyambar bibir Camila tetapi kali ini bukan sekedar kecupan melainkan ciuman yang dalam penuh perasaan hingga membuat Camila terbuai.
"I miss u so bad My Love." Bisik Samuel sensual ditelinga Camila yang kini sudah berada diatas pangkuan pria itu.
"Aku gak kangen sama kamu, aku kesel." Ujar Camila blak-blakan kembali menghancurkan suasana romantis yang Samuel bangun.
"Sorry." Samuel kembali mengecup bibir Camila lembut. "Hari ini ada jadwal lagi?"
Camila menggelengkan kepalanya pelan, hari ini ia free setelah kemarin syuting sampai dini hari.
"Let's have a romantic dinner outside, as a sign of my apology."
Untuk pertama kalinya mereka akan pergi keluar bersama, makan malam romantis sebagai pembuka kencan mereka didepan publik. Dan ini juga akan menjadi pengalaman pertama Camila untuk kencan, ia seketika blank dan tidak tahu harus melakukan apa terlebih dahulu.
"Kamu tidak perlu mempersiapkan apapun, sekarang lebih baik bersiap kita pergi belanja untuk dinner nanti malam." Ajak Samuel yang cukup menyelamatkan Camila dari kebingungannya.
"Okay. Aku ganti baju dulu." Dengan semangat Camila bangkit dari pangkuan Samuel dan masuk ke dalam kamarnya. Sungguh ia tidak sabar untuk pertama kalinya pergi kencan.
Vote and Comment Guys!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Pantura vs Mr. Arrogant
Romansa"Bisakah kalian memberi waktu untuk kami bicara berdua?" Tanya Sam pada kedua orang yang nampaknya seorang make over dan manajer. Camila menatap pria dibelakangnya melalui cermin pun terkejut. Camila tidak akan melupakan wajah pria itu walaupun keja...