"Jadi apa rencana kita weekend ini?" Tanya Gabriel menatap sahabatnya itu bosan. Sam menaikkan bahunya acuh.
"Entah, mungkin hanya di apartemen." Gabriel berdecak mendengar perkataan Sam. Kemudian menatap sahabatnya itu kesal.
"Sudah 4 tahun lamanya kau seperti ini kawan. Apa tidak bosan? Aku saja bosan melihatmu tidak memiliki gairah hidup seperti sebelumnya."
"Aku tidak tahu. Efek gadis itu benar-benar luar biasa merusak semua kesenanganku."
"Apa anak buahmu tidak dapat melacaknya?" Tanya Gabriel penasaran.
"Untuk sejauh ini tidak ada kemajuan apapun. Bahkan cctv disana pun tidak berguna. Aku tidak tahu harus apa saat ini." Ujar Sam mengacak rambutnya frustasi.
"Ya sudahlah." Gabriel beralih mengambil remote televisi yang berada diatas sofa dan menyalakannya.
"Apa kau tahu Rendra? Pengusaha Batu bara itu??" Tanya Gabriel membuka pembicaraan.
"Ya aku tahu. Ada apa dengannya?"
"Dia akan segera menikah dengan pilihan orangtuanya, tetapi yang kudengar dia sudah menjalin hubungan dengan salah satu penyanyi di negeri ini."
"Lalu bagaimana hubungan mereka?" Tanya Sam sedikit penasaran.
"Entahlah. Belum ada kabar lebih lanjut. Ada dua kemungkinan yang terjadi, ia akan menikah dengan pilihan ayahnya dan menjadi kaya raya atau tetap memilih kekasihnya dan kehilangan semua harta yang pernah dimiliki nya."
"Itu menyedihkan."
"Benar. Lalu bagaimana denganmu?" Tanya Gabriel tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi, karena sibuk mencari acara yang bagus.
"Apa?" Tanya Sam tak mengerti.
"Ya bagaimana denganmu? Diumur yang sebentar lagi tua ini kau akan menikahi siapa? Pilihan kakekmu atau-"
"Aku tidak tahu dan aku tidak pernah memikirkan hal itu sama sekali. Saat ini aku hanya ingin menemui gadis itu lalu menidurinya, sehingga aku tidak merasa terbebani dengan semua ini." Ketus Sam meneguk air mineralnya pelan.
"Aku tidak yakin."
"Apa maksudmu?" Sengit Sam.
"Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya mengatakan bahwa aku tidak yakin kau akan begitu saja menyia-nyiakan dia. Setelah 4 tahun kau menunggu dan jatuh hati padanya."
"Setelah kau bertemu dengannya aku menjamin bahwa kau akan menikahinya saat itu juga." Sambung Gabriel.
"Aku tidak tahu karena aku tidak memikirkan akan menikah diwaktu dekat ini."
"Ya dan kau juga tidak memikirkan akan jatuh cinta selama 4 tahun ini, bukan?" Sam mendengus sebal mendengar cemoohan dari sahabatnya itu.
"Aku tidak suka musik dangdut, tapi sepertinya tidak ada acara lain yang menarik." Ujar Gabriel sedikit membesarkan volume televisi.
"Apa ini?" Gabriel menggedikkan bahu.
"Aku pun tak tahu, mungkin semacam konser. Disini tertera kata 'live'." Jelas Gabriel menunjuk ke arah pojok layar televisi.
"Selanjutnya nih kak bensu, yang bernyanyi adalah penyanyi dangdut yang sedang naik daun. Suaranya yang merdu dan wajahnya yang cantik benar-benar ditunggu para penggemarnya."
"Setuju banget sama lo bi, udah cantik, muda, suara bagus, body oke punya, udah gak sabar mau liat penampilannya."
"Dari pada nunggu lama-lama, kita langsung panggil aja kali ya ben."
"Boleh deh, ini dia Camila Rosa."
Suara musik pun terdengar hingga suara sang penyanyi yang dipanggil tersebut mulai bernyanyi.
"Suaranya unik." Komentar Gabriel yang disetujui oleh Sam.
"Kenapa yang disorot oleh kamera hanya penontonnya saja." Dengus Gabriel yang penasaran dengan si penyanyi.
"Aku ingin mengambil minum sebentar." Sam pun bangkit dari duduknya dan menuju ke dapur meninggalkan Gabriel yang menikmati tontonannya.
Mungkin sekitar sepuluh menit lamanya Sam tak kembali membuat Gabriel harus memanggil sahabatnya itu karena ia tidak tahan ingin bercerita.
"Ada apa?" Tanya Sam sekembalinya ia sambil membawa segelas jus jeruk untuknya dan Gabriel.
"Kau terlambat. Penyanyinya sudah habis bernyanyi tadi. Tapi kau tenang saja dia akan bernyanyi kembali dua lagu."
"Lalu apa urusannya denganku?" Tanya Sam malas.
"Astaga entah ini kuasa Tuhan atau bagaimana, aku benar-benar merasa beruntung karena sudah melihat penyanyi cantik itu. Baru kali ini aku melihat wanita yang benar-benar luarbiasa cantiknya."
"Memangnya kau tahu siapa dia?" Gabriel mengangguk cepat.
"Aku sudah mencari tahu tentang dirinya dan sudah mem-follow akun instagramnya. Lihat lah ini." Gabriel menyerahkan ponselnya pada sang sahabat.
"Sebelumnya aku sudah membrowsing tentang dirinya. Ternyata dia masih sangat muda, usia masih 24 tahun, seorang sarjana matematika dengan hasil jerih payahnya bernyanyi. Bukankah itu luarbiasa?"
"Dan untuk orangtuanya, disitu tidak dijelaskan. Hanya tempat tanggal lahir serta fakta-fakta tentang dirinya."
Sam tidak mendengarkan ocehan Gabriel karena ia tengah terfokus pada semua foto-foto yang ada disana.
"Dia..."
"Apa kau mengenalnya? Kalau begitu pasti kau bisa mengenalkan aku dengannya bukan?" Sam menatap tajam sahabatnya itu.
"Dia gadis yang kucari selama ini."
"A-apa?! Ta-tapi bagaimana mungkin?"
"Lupakan tentang kau menyukainya. Karena dia hanya milikku." Tukas Sam tak ingin dibantah. Sam bangkit dari duduknya dan mendekati televisi. Disana terpampang jelas alamat yang harus ditujunya.
"Kau ingin pergi kemana?" Tanya Gabriel tidak ingin menduga-duga.
"Aku harus pergi ketempat yang seharusnya aku tuju." Setelah mengatakan itu, Sam segera turun ke lantai bawah dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Mungkin butuh waktu satu jam untuk Sam sampai ditempat tujuannya. Disana sangat ramai dan sesak. Membuat Sam menyesal tidak menelfon para bodyguard-nya.
Melihat keadaan yang tidak memungkinkan, dengan segera ia menelfon para bodyguard untuk menuju ke tempat ia berada sekarang.
Sam dapat jelas mendengar jeritan para fans untuk gadisnya itu. Bahkan ketika gadisnya bernyanyi orang-orang bersorak-sorak mengikuti alunan lagu yang mereka hafal diluar kepala. Tidak terlalu lama bagi Sam untuk menunggu para bodyguard dan gadisnya selesai bernyanyi.
The power of Billioner mampu membuat sebuah jalan diantara kerumunan orang-orang hanya untuk bertemu dengan gadisnya. Setelah sampai di daerah yang dibatasi Sam dihalang oleh dua orang penjaga.
"Maaf pak, Anda dilarang memasuki area ini." Sam mendegus dan menyuruh anak buahnya mengatur hal ini hingga ia bisa bebas dan memasuki area para aktris itu.
Disetiap stand terdapat nama dari penyanyinya, dan akhirnya ia menemukan nama yang sedari tadi terlafal dibenaknya. Ia memasuki stand tersebut tanpa permisi. Dan didalam sana dipenuhi oleh hadiah-hadiah serta buket bunga. Membuat Sam berspekulasi bahwa semua itu berasal dari penggemar gadisnya.
Di stand ini pun hanya ada empat orang termasuk Sam.
"Bisakah kalian memberi waktu untuk kami bicara berdua?" Tanya Sam pada kedua orang yang nampaknya seorang make up artist dan manager.
Camila menatap pria dibelakangnya melalui cermin pun terkejut. Camila tidak akan melupakan wajah pria itu walaupun kejadian tersebut sudah berlalu 4 tahun silam.
"Kamu..."
Vote and Comment guys!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Pantura vs Mr. Arrogant
Romance"Bisakah kalian memberi waktu untuk kami bicara berdua?" Tanya Sam pada kedua orang yang nampaknya seorang make over dan manajer. Camila menatap pria dibelakangnya melalui cermin pun terkejut. Camila tidak akan melupakan wajah pria itu walaupun keja...