T U J U H B E L A S

1K 65 3
                                    

Awalnya Camila pikir Samuel adalah seorang yang kaku baik dalam pemikiran maupun sikapnya, kini penilaiannya itu terbukti salah. Samuel adalah seorang pria dewasa yang tahu bagaimana memperlakukan perempuan dengan baik, pria itu gentle dan romantis dalam bersikap.

Seharian ini Samuel menemani dirinya pergi berbelanja dan bahkan menunggu dirinya saat di salon tanpa protes, kemudian ditutup dengan pergi ke restoran mahal untuk dinner seperti yang Samuel janjikan untuknya.

Hari ini seakan Samuel membayar semua kesalahannya dengan bersikap begitu tulus meminta maaf pada Camila melalui apa yang pria itu lakukan hari ini.

Saat berangkat tadi Camila mengenakan pakaian simple dengan jeans panjang dan atasan peplum top berwarna putih, dan kini ia sudah berganti dress hitam A-line selutut dengan kerah berbentuk halter. Tidak ada aksesoris yang begitu mencolok dipakai oleh Camila untuk dinner ini, ia masih memakai perhiasan dan tas yang ia bawa sedari awal. Ia memakai sat set perhiasan miliknya yang mungil tapi elegan seperti kalung, gelang, anting dan cincin. Hobo bag hitam minimalis miliknya pun tidak ia ganti.

Penampilannya malam ini cukup cocok dengan Samuel yang tampak formal seperti biasa mengenakan kemeja putih lengan panjang yang sudah pria itu lipat hingga siku juga setelan celana hitamnya.

"Bagaimana rasanya? Enak?"

Camila mengangguk saat ditanyai demikian, ia cukup puas dengan menu yang ia makan malam ini bersama Samuel.

Restoran ini menjadi salah satu wish list Rena untuk bisa didatangi, pasalnya melakukan reservasi di restoran ini harus menunggu sekitar enam bulan. Tetapi melihat bagaimana interior, fasilitas dan pelayanan disini Rena merasa cukup terbayarkan.

Untuk makanan nya sangat enak, staff ramah bahkan koki pun sampai datang sendiri ke meja tamu saat penyajian. Belum lagi interior mewah yang ada didalam ruangan yang Camila dan Samuel tempati ini, bukan seperti tempat makan melainkan istana. Pemandangan indah langit malam dihidupkan dengan lampu-lampu di kota dibalik kaca yang bersih tanpa noda semakin membuat mewah tempat ini.

Sayangnya ini memang bukan gaya Camila yang merupakan kaum mendang-mending. Jiwa orang desa miliknya tidak akan rela jika uangnya habis secara cuma-cuma hanya untuk hal seperti ini. Oleh karena itu, Camila sangat jarang sekali mengajak Rena untuk makan ke restoran mewah, ia akan memberikan traktiran pada Rena hanya saat ada event tertentu saja dan lebih seringnya Rena yang mengajaknya dalam artian Rena yang membayarkan makanannya.

Untuk artis baru yang sedang naik daun, Camila harus pintar menempatkan kemana uangnya akan dipergunakan. Ia sudah selesai kuliah dan punya mobil sendiri, tanggungan Camila adalah cicilan apartment miliknya yang masih harus dibayarkan beberapa kali lagi.

Camila juga mengirimkan uang untuk Lia dan Mbah di kampung. Meskipun bukan keluarga kandung, tapi hanya dua orang baik itu saja yang Camila punya sebelum ia bertemu dengan Rena di perantauan.

Saat ini di kampung Mbah sudah cukup sulit untuk beraktivitas seperti biasanya, jadilah Camila berinisiatif untuk memperkerjakan seorang perawat untuk Mbah disaat Lia pergi mengajar. Memikirkan dua orang Camila seketika merasa kangen, mungkin ia bisa meminta libur panjang pada Rena juga agensinya untuk pulang kampung.

"What's wrong honey?" Kehangatan menyebar melingkupi tangan Camila yang berada diatas meja. Tatapan mata Samuel yang selalu tegas dan lurus itu terasa seperti membaca dirinya.

"I'm okay, tiba-tiba kepikiran mau pulang kampung." Jujur Camila.

"Do you miss your home town?"

"Sedikit. Aku lebih kangen dengan orang-orang yang ada disana sebenarnya."

"Kamu masih punya keluarga disana?" Tanya Samuel lagi.

"Gak ada, tapi mereka sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri." Jawab Camila terdengar begitu tulus.

"Is it okay if I ask you to tell me about your life there?" Kali ini Samuel bertanya dengan cukup hati-hati karena takut menyinggung hati Camila.

"Sure. Darimana ya baiknya aku mulai."

"You can tell me anything, I will listen carefully." Dengan begitu perhatian Samuel berkata demikian, genggaman tangannya pun tidak ia lepaskan meski sebentar. Ibu jarinya bahkan dengan lembut mengusap kulit Camila seakan memberikan ketenangan dan kenyamanan.

Camila berdehem pelan dan berpikir sebentar sebelum memulai ceritanya.

"Mungkin kita bisa pergi berkunjung kesana bersama." Ucap Samuel setelah Camila selesai dengan ceritanya. "Aku ingin mengenal orang-orang yang sudah sangat baik padamu."

Mendengar hal itu tentu saja Camila merasa tersentuh, ini adalah hubungan percintaan pertama yang ia jalani seumur hidupnya dan Samuel membuat dirinya merasakan banyak hal. Meskipun kesan pertama mereka bertemu tidak cukup baik, bahkan ada adegan dewasa yang seharusnya belum pantas mereka lakukan tetapi Samuel bersikap seolah mengimbangi kesalahannya. Pria ini tidak pernah berkata kasar atau membentaknya, tidak juga main tangan dan selalu menepati janjinya. Camila akui Samuel seseorang yang cukup bertanggungjawab atau sebenarnya mungkin sangat bertanggungjawab.

Camila tidak pernah diberikan wejangan apapun dari orang yang lebih tua terkait bagaimana ia harusnya memilih pria, Camila hanya memahami untuk dirinya sendiri sosok pria seperti apa nantinya yang bisa ia ajak hidup bersama.

Sejauh ini Camila belum merasa terlalu yakin dengan Samuel, apalagi dirinya belum pernah bertemu dengan keluarga pria itu. Hanya satu ketakutan yang Camila rasakan, yaitu mereka tidak akan mendapatkan restu seperti orangtuanya dulu. Camila tidak mau anaknya merasakan hal apa yang ia rasakan sekarang.

"Aku juga ingin mengenal keluarga kamu dan orang-orang yang ada didekat kamu." Balas Camila.

"Dan menurutku itu semua butuh waktu mengingat kita sama-sama punya kesibukan." Lanjutnya lagi.

"Kita bisa saling mengenal setelah menikah right? Semuanya jadi lebih efisien." Tandas Samuel yang sedikit tidak setuju dengan ucapan Camila.

"Satu kali pertemuan sudah cukup untuk saling mengenal satu sama lain, setelah kita menikah pun kita tidak akan terlalu sering bertemu sweetheart." Sambungnya lagi.

"Tapi menikah bukan hal mudah untuk aku. Please understand Samuel." Pinta Camila dengan penuh permohonan.

"Aku masih belum yakin, aku masih punya banyak ketakutan. Aku janji kita akan menikah, tapi setelah mendapatkan restu dari keluarga kamu dan aku sudah cukup yakin dengan ini semua."

Samuel tampak terdiam sebentar sebelum kembali bersuara, "akhir bulan ini kita temui mereka."

Itu final dan Camila tidak protes lagi. Setidaknya disini Samuel tidak lagi memaksakan untuk melaksanakan pernikahan secepatnya seperti sebelumnya. Hanya bertemu dengan keluarga Samuel untuk rencana pertama mereka dan itu sudah lebih dari cukup.

"Okay, aku akan bilang sama Rena untuk minta jadwal dikosongkan."

"Good." Kini tangan besar Samuel berpindah dari tangannya ke pipinya, mengusap dengan lembut penuh kasih sayang.

Camila berharap mereka akan mendapatkan restu agar hubungan ini berjalan dengan baik.

Vote and Comment Guys!!!

Bintang Pantura vs Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang