E M P A T B E L A S

1.6K 76 2
                                    

"Kalau kita menikah, lalu selanjutnya apa?"

Setelah semalaman mereka bercinta secara gila-gilaan, siang hari Camila terbangun dan rasa lapar mendera perutnya disaat tubuhnya terasa ingin rontok. Jadilah Samuel berinisiatif untuk memasak dan menyuruh Camila untuk beristirahat lagi. 

Tapi Camila malah memilih untuk mandi lalu setelahnya pergi menghampiri Samuel yang entah sedang memasak apa.

Dan pertanyaan Camila  terjawab setelah Samuel meletakkan dua piring yang menghidangkan american breakfast diatas meja makan. Untuk Camila sudah sangat lapar, ia tidak protes dengan apa yang sudah Samuel buatkan untuknya meskipun makanan ini bukan dirinya sekali yang makan harus pakai nasi.

 "Setelah kita menikah, tentu saja kamu jadi istriku apalagi?"

"Apakah sesederhana itu?"

"Iya. Sesederhana itu." Ujar Samuel lugas tanpa keraguan.

"Aku pikir pernikahan tidak sesederhana itu. Berbeda denganku, kamu punya keluarga yang perlu dimintai restu. Cocok atau tidaknya mereka denganku tentu akan menjadi penentu kelanjutan dari pernikahan ini." Camila tidak mau jika menikah tanpa restu keluarga seperti orangtuanya. Camila sendiri tidak tahu apakah ia akan mendapatkan restu atau tidak mengingat seberapa hebatnya keluarga Samuel. Meskipun ini adalah pernikahan yang dimulai tanpa adanya cinta tumbuh dihatinya, tetapi Camila berharap hanya menikah sekali seumur hidup yang artinya ia ingin hidup bersama Samuel sampai ajal menjemputnya. Ia ingin pernikahannya diberkati dan direstui semua orang.

"Kita berdua adalah pasangan yang cocok, tidak perlu restu dari siapapun."

"Aku tidak mau menikah jika tidak ada restu dari keluargamu." Balas Camila tidak mau diganggu gugat atas ucapannya.

Samuel menghela nafas pelan tanpa melepas tatapannya yang terus menatap Camila sedari tadi, garpu ditangannya ia taruh diatas piring lalu ia melipat tangannya diatas meja dan menatap Camila lebih intens.

"Keluargaku tidak ada disini." Camila mengangguk paham, dilihat dari fisik dan wajah Samuel yang tidak nampak seperti orang asli pribumi pasti keluarganya tidak menetap disini. "Aku akan atur waktunya untuk melakukan pertemuan."

Camila lagi-lagi menganggukkan kepalanya cukup puas mendengar ucapan Samuel. Setelah ia menyendokkan makanan yang Samuel buat kedalam mulutnya, tiba-tiba sesuatu hal terlewat dalam pikirannya. Ia perlu memastikan sesuatu pada Samuel.

"Sam, do you really love me?"

Samuel yang awalnya kembali fokus pada makanannya lagi dan lagi memberikan atensi penuh pada Camila yang juga menatapnya.

"I've said it a thousand times, maybe it won't make you believe it. Tapi akan aku buktikan Camila."

"Apa kamu tidak punya wanita lain? I mean, seseorang yang spesial di sisi kamu dalam waktu yang lama?"

"I have one. Tapi dia laki-laki bukan perempuan, my friend Gabriel. And you know I'm not gay, right?" Camila setidaknya merasa sedikit lega mengetahui tidak ada wanita lain disisi Samuel saat ini. Meskipun belum mencintai Samuel, tetapi Camila tidak mau ada halangan semacam sahabat dekat wanita atau apapun.

Selain itu Camila juga mendapatkan satu informasi tentang Samuel yaitu bahwa lelaki gagah didepannya ini punya seorang sahabat bernama Gabriel. Mendengar namanya saja Camila sudah membayangkan kalau Gabriel pasti adalah seorang pria yang tampan, melihat bagaimana visual Samuel maka Camila juga yakin kalau Gabriel juga tampan karena biasanya orang tampan akan berteman dengan orang tampan lainnya.

Jika tidak mengingat bagaimana berpengalaman dan brutalnya Samuel diatas ranjang, Camila pasti memiliki secuil pemikiran kalau Samuel dan Gabriel memiliki hubungan yang tidak-tidak. Sayangnya pemikiran itu sangat jauh karena sangat mustahil kecuali Samuel Biseksual.

"Jadi tidak ada seseorang seperti sahabat dekat wanita atau semacamnya kan?" Tanya Camila kembali mengkonfirmasi.

"Tidak." Balas Samuel cepat dan tegas. "There were no other women after our first meeting."

"Really?" Camila membelalakkan matanya cukup kaget mendengar pengakuan Samuel diakhir kalimatnya.

"Aku tidak bohong Camila. I hate lies." Dengan santai Samuel menjawab disertai melanjutkan makannya.

Mata Camila memicing menatap Samuel bagai mendeteksi pria itu. Kok rasanya seperti tidak bisa dipercaya ya ucapan Samuel itu mengingat bagaimana agresifnya Samuel dipertemuan pertama mereka dan bagaimana berpengalamannya Samuel dalam bercinta sangat terlihat sekali jam terbang pria itu levelnya sudah jauh sekali dibandingkan Camila yang tidak tahu apapun.

Bahkan dari segi fisik pun orang-orang tahu kalau Samuel adalah seorang Don Juan yang telah memikat banyak wanita hanya modal wajahnya saja. Belum lagi tubuhnya yang atletis dan kekayaannya, sudah pasti siapapun akan bertekuk lutut. Meskipun mungkin bisa saja Samuel tidak merayu wanita, tetapi para wanita pasti mengejar-ngejar dan merayu pria itu kan? Apa Samuel tidak pernah tergoda selama beberapa tahun setelah pertemuan mereka?

"I'll try to believe that." Hanya itu yang bisa Camila katakan untuk menutup topik pembicaraan mereka yang satu ini.

"Setelah pertemuan keluarga, kita akan segera melangsungkan pernikahan. Mungkin lebih baik untuk memberitahu media pers sedari sekarang atau langsung blokir mereka semua." Kali ini Samuel yang mengubah topik pembicaraan.

"Setelah laguku rilis besok, agensi akan adakan konferensi pers untuk meluruskan semua kesalahpahaman. Jadi kamu tidak perlu turun tangan. Aku dan agensi bisa tangani ini."

"Are you sure?"

"Iya, lagian aku gak berbuat salah apapun kok dengan menjalin hubungan dengan kamu yang mana kita sama-sama single. Lain hal kalau kamu punya istri atau pasangan, atau benar aku simpanan seperti yang diberitakan."

"Okay Then."

Setelah pembicaraan usai keduanya dengan tenang menghabiskan makan pagi sebelum Samuel kembali merecoki ketenangan hari libur milik Camila dengan terus menempel pada wanita itu.

Jadwal Camila dihari libur adalah memesan makanan apapun sepuasnya dan menonton film sebanyak yang ia bisa. Tetapi kegiatannya itu diinterupsi oleh Samuel yang tiba-tiba sudah menyuruh anak buahnya untuk membawakan makanan sehat, mengganggu kegiatan menonton Camila dengan memeluk tubuh dan mencumbu lehernya sampai mengecup seluruh wajahnya dengan gemas, bahkan hal paling random menurut Camila adalah saat Samuel mengambil alih tubuh Camila untuk bergerak melakukan perenggangan khas pemanasan untuk olahraga lalu setelahnya pria itu memijat tubuhnya.

Camila tidak bisa tenang dalam menonton karena tubuhnya diputar kesana kemari bagaikan boneka. Belum sempat Camila mengeluarkan protesnya, Samuel mencium bibirnya begitu panas berbeda dari sebelumnya yang hanya kecup-kecup saja sampai Camila tahu kemana mereka akan berakhir.

"Sam..."

"Just enjoy it Dear." Lidah Samuel membelai telinganya setelah berbisik dengan begitu seksi, disertai tangannya sudah beraksi. Camila tidak lagi protes dan hanya bisa pasrah karena nyatanya ia menikmati hal itu juga. Camila yakin Samuel tidak akan melepaskan dirinya di hari libur ini sampai besok.

Vote and Comment Guys!!!

Bintang Pantura vs Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang