09

2.6K 330 3
                                    







"eh, eh."

"apasih?! kecoret tuh!"

somi cuma cengengesan.

iya, daritadi somi nyenggol-nyenggol dean pake sikunya kayak mau ngomong sesuatu tapi ditunda terus.

"itu si jeno kenapa sih ya?"

dean mengerutkan alisnya bingung. "kenapa apanya?"

"tuh."

dean mengikuti arah jari telunjuk somi. terlihatlah jeno yang sedang menundukkan kepalanya lalu sesekali mengacak-acak rambut tebalnya. semacam orang gila?

"ngapa sih tuh anak?"

"tau ah, bodo."

dean lanjut menggambar lagi, sekarang ia sedang menggambar pemandangan sunset, entah sunset atau sunrise karena terlihat sama saja.

tiba-tiba terdengar suara seretan kursi.

"hai."

haechan. ia mengambil posisi duduk di sebelah meja dean dan somi, tepatnya di sebelah somi.

"kenapa?"

haechan menaruh sebotol termos bergambar panda lalu membukanya. "nih." ujarnya lalu menyodorkannya pada dean.

"apaan nih?"

"LOH CHAN GUE KAGAAA?" sahut somi lalu memukul meja.

"ga, lo bau." lalu haechan beralih ke dean. "energen hehe."

"ihhh, makasih loh udah mau repot-repot hehe jadi enak!"

dean segera meminum energen rasa vanilla itu yang membuat somi, chairmate sekaligus sahabatnya cemberut iri.

"sayangku mauuu?"

somi hanya menganggukkan kepalanya lucu.

"najis."

"DIEM LO ITEM!"

dean pun memberikan termos energennya pada somi yang membuat gadis setengah bule itu tersenyum sumringah dan melayangkan pukulan ke kepala kecil haechan.

"somi jahat huhuhuhu."


***


dean berjalan santai menuju kantin bertiga dengan somi dan doyeon. somi sibuk mengunyah taro nya, sedangkan doyeon masih sibuk dengan mobile legend nya, katanya sih lagi ranked push ke legend.


"asu."

"babi."

"ah miya tolol!"

"woy lo tuh tank asu!"

taubatlah nak doyeon.

untung dean dan somi udah terbiasa sama doyeon yang mulutnya bener-bener sampah. jadi ga perlu malu atau marahin doyeon lagi kalo mereka lagi jalan bareng.

tiba-tiba somi izin buat pergi ke kamar mandi karena kebelet eek yang ga ketulung. sedangkan doyeon cuma ngangguk cuek lalu ngelanjutin jalannya ke kantin. mau ga mau, dean kudu nemenin somi, akhirnya dia mutusin untuk nunggu di luar toilet.

sambil nungguin somi, dia balesin chat dari jaemin yang lagi dihukum karena telat.


line

jaemin

|tolongin q
|gimana ni
|pak kyuhyun galak bgt fak

mampus|
makanya jangan pabji mulu bego|

|jahat qm
|cewe gua masuk ga?

siapa?|
emg ada yg mau sama cowo rentenir kek elu?|

|WAH
|MINTA GUA CEKOKIN KAOS KAKI

hehe|


"asik banget chatnya?"

dean terkesiap karena tiba-tiba sebuah suara berat, suara yang dia hindarin muncul di telinganya.

"ngapain lo?" tanya dean tak suka.

"hmm, nyamperin elo?"

"cih," dean memutar bola matanya sebal. "SOM, GUE KE KANTIN DULUAN." teriaknya pada somi yang sedang melakukan ritual rutin di dalam toilet aka boker.

dean berjalan cepat mendahului felix yang masih memerhaikannya sambil tersenyum kecil. "hei, tunggu!"

"apaan sih?"

"ikut."

"sana jalan sendiri, gue ga mau deket deket sama lo!"

dean berlari, tapi sayang lelaki berdarah setengah australia itu mengejarnya.

gadis itu menghentak-hentakkan kakinya karena kesal dengan felix yang terus mengikutinya. sedangkan felix hanya tertawa penuh kemenangan.

dean duduk di sebelah doyeon yang kini sedang memakan baksonya.

"lama bang—" omongan doyeon terhenti karena dia ngeliat sosok felix di belakang temannya. "i-itu siapa de?"

dean hanya mengangkat bahunya acuh, "gue ga makan deh, mau ngobrol aja sembari cari angin." dean duduk di sebelah doyeon, karena tahu diri dia tidak akan di berikan space untuk duduk, felix pun duduk di depan dean.

"di kantin mana ada angin tolo," sahut felix. "adanya bau jigong disini mah."

tapi dean tidak memperdulikan ucapan felix dan terus menatap temannya yang sedang mengunyah bakso itu.

"eh eh, lo kenal kak taeyong ga?" tanya dean tiba-tiba.

"kenal, kenapa?"

"ganteng banget ga sih?" ucap dean lalu muncul rona merah di pipinya. "ya ampun ciptaan Tuhan yang paling sempurna."

"halah, gantengan gua kemana-mana." sahut felix lagi, dan tidak direspon lagi oleh dean.

"lo—" oke, mungkin kali ini kesabaran dean udah mau habis. "kalo lo ga bisa diem, mending pergi!"

sayangnya felix cuma nyengir-nyengir aja, bahkan cengirannya makin lebar waktu liat dean marah-marah.

dean sape geram sendiri, "hhhh, bangsat."

dean pun berjalan meninggalkan doyeon dan felix yang masih setia memperhatikannya, berniat untuk kembali ke kelas.

"dean, tunggu!" teriak felix.


"APA LAGI HAH?!"























"LO LAGI DAPET YA? ITU KOK MERAH MERAH ROKNYAA????"

bagus felix, bagus sekali.


***


ahhhhh jadi rindu pembokat.

btw, maaf ya kalo modelannya agak sama sama baper, awalnya ga terlalu fokus sama main cast. yaaa idk why suka aja kalo yang kayak gini wkwkkk.


tbc

pembokat × lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang