dean's pov
masih pagi gue udah dibuat deg-degan, ya gimana ngga? gue ketemu kak donghan di halte deket rumah jeno dan ngajak berangkat bareng ke sekolah.
kebetulan yang menguntungkan? atau malah merugikan?
jeno lagi ngambek sama gue dari semalem gara-gara gue kelamaan ngobrol sama kak donghannya, selama di jalan balik ke rumah jeno dia diem aja. pas udah sampe di rumah oun dia langsung masuk ke kamarnya tanpa ngomong apapun.
"gapapa kan de bareng gue?" tanya kak donghan membuyarkan lamunan gue.
"maksudnya kak? gapapa kali."
"lah? nanti cowo lo yang kemaren itu marah."
gue ketawa, cowo katanya? lee jeno si cowo ga jelas yang sikapnya berubah-ubah cowo gue?
"cowo? ngga salah kak?"
"emang bukan cowo lo?"
gue menggeleng, sedetik kemudian mata gue bertatapan sama mata kak donghan lewat kaca spion.
"oh gituuuu, gue kira dia cowo lo."
emang bener kan? jeno bukan cowo gue?
gue—ga salah kan?
***
3rd person's pov
gadis yang baru sampai di kelasnya langsung dihampiri somi dan yoojung.
"lo udah baikan sama jeno?"
dean mengangguki pertanyaan yang yoojung lontarkan, "kenapa emang?"
"kemaren sempet kaget aja ngeliat postingannya si jeno di ig, gue kira malah kalian pacaran."
"ya ngga juga lah gila aja."
"emang ga ada niat pacaran de?" tanya somi dengan rasa penasarannya.
mereka bertiga berjalan beriringan menuju tempat duduk dean dan somi sambil berbincang ringan.
"ish kan mereka mau dijodohin pea." bisik yoojung gemas.
"yamaap namanya juga lupa hehe," somi terkekeh seraya menunjukkan cengirannya.
gadis bermarga kim itu teringat dengan—yang katanya—calon suaminya itu, apa dia masuk sekolah hari ini? apa dia masih marah?
seperti tau sedang dikhawatirkan dan dibicarakan, lee jeno melangkah memasuki ruang kelasnya dengan wajah datar.
matanya pun sempat bertemu dengan mata dean, tapi dengan sigap pemuda itu mengalihkannya.
"ck," dean berdecak sebal, jeno masih marah rupanya.
tanpa berpikir 2 kali, dean segera berlari mengejar jeno yang sudah keluar kelas setelah melempar tasnya sembarang ke atas mejanya.
"mau kemana?!" tanya somi setengah berteriak.
"sst udah biarin, mereka mau ngurus rumah tangga dulu, mending maen uno yuk?"
"uno mulu otak lo, gue mau main the sims aja, orang orangan gue udah mau punya anak."
"bodo amat lah som."
***
"jenoo!"
yang dipanggil menghentikan langkahnya tapi tak memutarbalikkan tubuhnya.
dean yang memanggil jeno tadi langsung berdiri di hadapannya.
"jangan ngambek lagi dongg," pinta dean.
jeno mengernyitkan dahinya. "ngambek apaan si? ga jelas lo."
kakinya ia langkahkan kembali, tapi tak mengurungkan niat dean untuk memintanya agar tak marah lagi.
"itu ngambek! dari kemaren gue didiemin mulu ish."
"iya."
"iya? udah? iya doang?"
keduanya sampai di kantin, jeno masih saja mengabaikan dean dan terus berjalan menuju meja teman-temannya.
"ish jeno!" panggil dean dengan nada berbisik.
"apaan si?"
"yaudah maaf kalo gue kelamaan ngobrol sama kak dong—"
"gausah disebut namanya." potong jeno begitu mendengar kata 'kak' dari mulut dean.
"yaudah tapi jangan ngambek lagi ya?"
jeno menoleh ke arah samping, mendapati wajah memohon dean dengan cengiran bodohnya.
dengan cepat jeno mendorong wajah dean menjauh dari hadapannya karena takut khilaf memajukan wajahnya juga dan akan menimbulkan kehebohan di kantin sekolah.
"iya, udah sana ke kelas." pemuda bermarga lee itu memegang kedua bahu si gadis lalu memutarbalikkannya.
sebelum jeno menyuruh dean pergi saat itu juga, ia mengelus pucuk kepalanya lembut.
"ke kelas ya, gue mau ke temen-temen dulu. ntar lo di apa-apain."
"tapi—"
"kenapa lagi?"
dean memutar kepalanya ke belakang tepat dimana jeno berada.
"haechan ada?"
jeno tersenyum tipis, ternyata gadis ini masih ingat dengan sahabatnya.
pemuda berkulit tan itu memang belum sempat masuk kelas, padahal ia datang lebih dulu dari dean—ia bahkan melihat dean yang turun dari motor donghan tadi pagi.
"ada, titip salam?"
jeno tau sekali kalau dean masih canggung jika harus berbicara dengan haechan, jangankan bicara, bertemu saja takut.
"ngga usah, pengen tau aja kalo dia baik baik aja."
"lebay lo, kayak dia bakal kemana aja."
"yaudah sana, gue ke kelas."
tanpa menunggu jawaban dari jeno, dean segera melangkahkan kakinya menuju kelas.
tapi siapa sangka kalau ia menemukan kakak kelasnya di depan kelasnya sedang menyebut namanya?
"eh dean?"
"ada apa kak?"
"lupa, nih tadi pagi gue buatin bekel tapi lupa ngasih."
dean menerimanya dengan wajah sumringah.
"makasih kak!"
"santai de, pulang bareng ya?"
"hmm—" gadis itu memikirkan jeno, takut pemuda itu akan marah lagi.
tapi, hanya pulang bersama? tak apa bukan?
"yaudah ayo."
"oke, gue tunggu di parkiran ya!" ucap pemuda itu dengan senyuman lebar lalu berlari meninggalkan dean di depan pintu kelasnya.
"gapapa kan ya kalo gue pulang bareng kak donghan?"
***
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
pembokat × lee jeno
Fanfiction❝emang lo siapa ngatur-ngatur gue?❝ -jeno. [semi-baku] started° may 2018. ©petitejar.