bel pulang sekolah bunyi, jeno langsung menarik tangan dean menuju parkiran.
"kita ke supermarket dulu."
dean menoleh kearahnya seraya memasang seatbelt, "kok? tumben?"
tanpa menjawab, jeno melajukan mobilnya dan keluar dari area sekolah. sekitar 5 menit, mereka sampai di supermarket dekat pusat kota.
dean melepas seatbeltnya terlebih dulu dan keluar dari mobil, baru aja dia nungguin jeno buat masuk ke dalam barengan, tapi laki-laki itu malah melongos duluan ke dalam supermarket.
suara decihan terdengar dari mulut dean dan dia segera menyusul jeno.
dean mengikuti jeno sampai di tempat buah-buahan.
"lo suka buah apaan?" tanta jeno seraya memilih dua buah apel hijau dan apel merah.
"eh? hm—semangka sih."
jeno langsung menaruh kedua apel itu ke dalam keranjang dan beralih ke buah semangka.
"sini, gua ajarin cara nyari semangka yang berkualitas." ucap jeno masih dengan nada datarnya.
sambil mengetuk buah semangkanya, jeno mengisyaratkan dean untuk mendekat dan membantunya.
"diketuk kayak gini—"
tuk tuk tuk tuk
"lo pasti bisa bedain yang mana yang isinya banyak atau bagus."
"nih, yang ini bagus, coba ketuk." ujar jeno. dia bergeser agar dean bisa mengetuknya juga.
dean rada kaget mendengar jeno berbicara dengan orang yang baru dia kenal beberapa hari ini, apalagi dean hanya pembantunya dirumah. tapi dean menyembunyikan keterkejutannya, dan beralih pada semangka yang jeno tunjuk.
dean mengetuknya seperti apa yang dikatakan jeno, lalu mengangguk setuju. jeno memasukkan semangka itu ke dalam trolley.
"beli bahan masak ya?"
dean mengangguk.
dalam hati dean, dia mengunpati jeno karna sangat suamiable. tapi setelahnya dia menggeleng ceoat, menghapus pikiran tentang jeno itu.
"cabe gede atau rawit?" tanya jeno saat sedang memilih cabe.
dean pun menyilangkan kedua jari telunjuknya seraya menggeleng, "no cabe rawit!!!"
"hm oke."
setelah memilih beberapa bahan yang lain mereka berdua berjalan menuju kasir untuk membayar.
kebetulan, di dekat kasir ada kulkas es krim. jeno melirik dean.
dean menatap es krim itu berbinar-binar.
"mau?"
dean terperanjat lalu menggelengkan kepalanya, "engga."
jeno berjalan mendekati kulkasnya lalu mengambil 4 buah es krim cornetto matcha dan menaruhnya di keranjang.
setelah membayar semua belanjaan jeno menggunakan kartu yang sengaja papanya pinjamkan untuk belanja, mereka berdua pulang menuju rumah jeno.
***
sesampainya di rumah jeno, dean berinisiatif untuk menyusun bahan makanan dan berniat untuk memasak makan malam karna tadi jeno bilang dia mau makan sesuatu—apapun itu.
"gue bisa masak apa jir.." gumam dean saat sudah sampai di dapur.
"ah iya!"
dirasa sudah dapat ide, dean langsung mengambil bahannya dan mulai memasak. walau skill memasaknya bisa dibilang masih kurang, tapi dia akan berusaha.
saat sedang memasak, tiba-tiba pikiran kotor memenuhi otaknya.
kok gue kayak sepasang suami istri ya sama jeno?
sadar akan apa yang dia pikirkan, dean langsung menampar pipinya sendiri.
"sinting lo de, jangan halu."
10 menit berlalu, jeno sudah turun dan menonton tv di ruang tengah, menunggu makanannya.
"jeno?" panggil dean sambil membawa makanannya ke meja makan.
"disini aja." sahut jeno.
jeno pun melihat dean dengan kaos pendek yang sudah dean lepas sejak pulang sekolah, kecuali rok pendeknya. dan jangan lupakan celemek dean.
"kok cuma 1?" jeno bingung karna hanya melihat 1 piring yang dean bawa.
"gue udah makan. mau ganti baju dulu." jawab dean ragu hingga mendapat tatapan datar tapi menusuk seperti berkata gausah bohong dari lee jeno.
"yaudah sana."
dean menghela napas lega. sebenarnya dean sudah membuat ramen instan untuk makan malamnya.
dia terlalu malu sekaligus malas untuk makan bersama jeno, entah mungkin jeno terlalu tampan? ya, dean akui pria itu memang tampan tetapi sangat dingin, bukan tipe dean.
setelah mengganti seragamnya dengan baju rumah, kaos biasa dan celana selutut, mengingat dia tinggal dengan lawan jenis, dean menutup pintu kamar dan memakan ramennya di atas tempat tidur.
dean berniat membuka laptopnya dan mulai mengetik tugas yang belum terselesaikan.
***
"de?"
tok tok
"dean?"
tok tok
"dean lo kesambet ya?"
tok tok tok tok
"de? gua masuk ya?"
ceklek
jeno melangkah masuk ke dalam kamar dean, dan yang ia dapati adalah dean yang sudah terlelap dengan posisi tengkurap, kertas-kertas berserakan dan laptop yang masih menyala.
jangan lupakan sampah 1 cup ramen yang sudah kosong tepat di meja belajarnya.
jeno menggelengkan kepalanya dan mulai membereskan kertas-kertas dean.
"pantes gua tunggu dibawah ga dateng dateng, makan sendiri ternyata."
setelah selesai merapikan semuanya, tidak lupa jeno menyimpan data tugas yang sudah dean ketik dan di simpan ke dalam flashdisk.
setelah itu jeno membenarkan posisi kepala dean dan memberinya bantal.
"dah."
tanpa sadar, jeno memperhatikan setiap inci wajah dean yang begitu enak dipandang menurutnya.
plak
"apa-apaan si jen, sadar sadar."
sadar sudah memperhatikan gadis itu, jeno buru-buru keluar dari kamar dean dengan detak jantung yang sedikit cepat.
***
BALEK LAGE SETELAH BAPER SLESE
tbc🤘🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
pembokat × lee jeno
Fanfiction❝emang lo siapa ngatur-ngatur gue?❝ -jeno. [semi-baku] started° may 2018. ©petitejar.