31

2K 328 30
                                    

double gais
warning 15+.

***

kim doyoung dengan tatapan cemasnya terus berjalan mondar-mandir di lapangan utama sekolah.

"dia ga ada chat lo?" tanya lee taeyong.

"ga ada yong," doyoung mengecek ponselnya lagi untuk memastikan. "dia pasti bareng sama gue hari ini."

karena berhubung hari ini akhir minggu, jadi seharusnya dean pulang bersama doyoung ke rumahnya, bukan ke rumah jeno.

"lo gamau coba nanya donghan?" ujar johnny pada doyoung. "kemaren gue liat dia bareng donghan."

"si donghan kemana sekarang?"

"di ruang osis."

tanpa menunggu waktu lama doyoung berlari ke dalam gedung sekolah untung mencari keberadaan donghan.

klek!

"dong—"

pemandangan macam apa ini?

"han—apa apaan ini?!"

bugh!

"cih, ade lo juga mau."

tanpa basa-basi lagi doyoung langsung menarik lengan dean kasar keluar dari ruang osis, ia tak memerdulikan rintihan rintihan kecil yang keluar dari mulut adiknya itu.

saat melewati teman-temannya pun doyoung hanya sekedar mengucapkan satu kata, "duluan."

doyoung melempar tubuh dean masuk ke dalam mobil—di kursi belakang—kemudian menutup pintunya dengan kasar.

teman-temannya yang memandangi dari jauh hanya bisa terdiam, tak berani ikut campur kalau doyoung sudah marah seperti itu.

"gua takut dean kenapa napa."

"it's okay yong, doyoung tau batasannya kalo marah."

"bukan gitu yut, i know what makes him so mad like that."

yuta hanya menggedikkan bahunya acuh tak acuh, benar-benar tak berniat ikut campur untuk sekarang ini.

"kita liat dulu aja, if something bad happens, kita turun tangan."

***

"lo ngapain dean?!"

PLAK!

dean hanya terdiam. kedua tangannya ia biarkan menggantung bebas di kanan kiri tubuhnya. tak ada niatan untuk sekedar mengusap pipinya yang baru saja ditampar.

"heh, lo bisu?!"

masih enggan menjawab, ia hanya berani menatap layar tv di hadapannya.

ia sangat berharap kedua orang tuanya cepat pulang dan menyelamatkannya dari situasi ini.

"JAWAB DEAN!"

"gu—"

"ade macem apa lo?! anjirrr," doyoung mengacak rambutnya frustasi. "lo kotor de."

lo kotor de.

kata-kata itu menggema di kepala dean. rasa pilu di dadanya tak dapat ia tolak setelah mendengar penuturan dari sang kakak.

seorang kakak yang selama ini ia pikir hanya marah karena memang sifat keibuannya atau hanya sekedar gurauan.

"bang gue bisa jelas—"

"gue ga nyangka." doyoung menarik dagu adik satu satunya itu untuk mendekat.

"diajarin apa aja lo sama jeno selama dirumahnya?"

doyoung menghempas wajah dean kasar lalu melangkah menjauhinya.

"gue malu jing."

BRAK!

"GUE MALU PUNYA ADE KAYAK LO!"

"MAU DITARUH DIMANA MUKA GUE DEAN KALO SAMPE DONGHAN BOCORIN HAL MENJIJIKAN TADI KE YANG LAIN?!"

"JAWAB GUE BODOH!"

kepalanya semakin tertunduk, ia tak sanggup menatap wajah doyoung yang sudah dilapisi ratusan rasa marah.

begitu dean memberanikan dirinya, ia dapat melihat senyuman sinis doyoung, ia tau sekali abangnya sangat kecewa dengan apa yang sudah diperbuatnya.

"gue mau jelasin ke lo bang.."

"tapi lo lebih memilih buat percaya sama apa yang lo liat pake mata kepala sendiri."

ucap dean akhirnya setelah pintu kamar doyoung tertutup.

***

kedatangan taeyong, yuta dan jaehyun membuat doyoung mau tak mau harus bangun dari tempat tidurnya.

"kok sepi amat?" tanya jaehyun saat menduduki sofa di ruang tengah.

"ade gue di atas."

"yakin?"

"yakin lah, kenapa emangnya?"

taeyong menggeleng. "tolong panggilin dong, gue mau ngasih titipan cewe gue."

"DEAN!"

tak ada jawaban, tak ada bunyi langkah kaki juga.

"DE?"

"coba gue samperin dulu deh."

sebenarnya doyoung benar-benar malas harus bertatap wajah dengan adiknya itu. perlu diingat, ia terpaksa melakukannya karena taeyong ada perlu dengan dean.

tok tok!

"woi, jangan pura-pura budeg lo."

karena gemas tak kunjung dijawab, akhirnya doyoung membuka pintu kamar dean yang tidak terkunci.

"dean?"

nihil.

tak ada siapapun.

"lah? kemana dia?"

doyoung melangkahkan kakinya memasuki kamar sang adik yang sangat rapi itu, sampai ia mendapati isi lemari baju adiknya yang berantakan.

susunan baju yang mulanya penuh, kini hanya tersisa setengah susun saja.

"TAEYONG!"

doyoung berlari menuju ruang tengah dengan langkah yang sangat terburu-buru.

"napa?" tanya yuta yang baru saja membuka botol cola.


"dean ga ada."

***

ya elo sih

ngambek kan si dean

tbc🧡

pembokat × lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang