30

1.8K 297 19
                                    

jarum jam pendek di rumahnya menunjuk ke angka 12. sudah pukul 12 malam dan jeno belum kunjung pulang. padahal kedua orang tuanya sudah sampai di rumah.

gadis itu juga enggan untuk menghubungi jeno.
haha, siapa sih yang peduli dengan orang yang sudah menginjak-injak harga dirinya di tempat umum?

"ini anak kemana sih?!" papa jeno bermonolog sembari berjalan bolak-balik di ruang tamu.

"dia masih suka kelayapan kayak gini selama tante pergi, de?" tanyanya khawatir pada dean.

"eum, iya tante." jawabnya ragu.

"kamu kok belum tidur?

baru saja dibicarakan, terdengar suara deru motor di halaman rumah.

"kamu sama dean ke kamar sana."

tatapan papa jeno sangat lembut begitu menatap istrinya dan dean bergantian, tapi setelah yuri dan dean sudah sampai di tangga, ia langsung menatap tajam pintu rumah bercat putih itu.

"kamu tidur ya? jangan ke bawah dulu sampe besok."

"iya tante, tante juga tidur kan?"

"iya tante tidur, good night cantik."

"good night tante."

setelah yuri menutup pintu kamar dean, dean langsung berjalan menuju tempat tidurnya dan mendapati ponselnya dengan 3 panggilan tak terjawab.

incoming call
kim donghan

"kak donghan?"

"dean, lo kemana jir? gua kira lo belom balik."

"sorry kak td lagi banyak urusan."

"gua kira lo cabut lagi terus belom pulang anjir lah," tutur donghan dengan nada suara yang kentara sekali sedang panik.

"tapi lo selamat kan sampe rumah?"

"selamat kak."

"kok lo belom tdr sih jam segini?"

"kejaga kak, btw lo nelfon ada apa?"

" gapapa sih, mau denger suara lo aja."

"idih? becanda aja lo kak." dean menanggapinya dengan kekehan kecil.

"seriusan, pen tau jg lo beneran balik apa cabut lagi."

yang kayak gini jeno bilang hanya menjadikannya pelampiasan? omong kosong. yang ada jeno yang sedang mencari hiburan dan orang itu adalah dean.

"segala haha," dean membenarkan posisinya yang semula tengkurap jadi terlentang. "um, gue duluan ya kak,"

"iya de, sorry ya ganggu,"

"kalem kak."

"malem dean."

"malem juga kak."

setelah itu dean menarik selimutnya dan tidur—tanpa memperdulikan sepasang telinga yang mendengar semua percakapannya barusan dari balik pintu.

***

BRAK!

para penghuni meja itu terkesiap lalu menatap sang pelaku yang menggebrak meja.

pembokat × lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang