17

2.4K 320 2
                                    

jalanan ibu kota yang sudah mulai ramai karena malam ini malam minggu. lampu jembatan penyebrangan dan suasana pinggir jalan benar-benar ramai.

dean pulang malam karena ketiduran saat menemani jaemin bermain ps dengan temannya.

"kita mau kemana jen? btw, kok tumben ya bang doy belum nelpon?" dean bicara pada dirinya sendiri.

jeno hanya diam tak menanggapi gadis di sebelahnya.

"jeno ish, gue nanya!"

"nanya siapa?" tanya jeno balik.

"elo lah goblok."

jeno menoleh ke arah dean dan menatapnya tajam. "jaga mulut lo."

"bodo."

jeno memutar kemudi mobilnya, menjauhi jalan besar tadi. dean yang mulai menyadarinya hanya bisa diam dan bertanya-tanya sendiri dalam hati.

sampai mereka tiba di sebuah tempat yang—asing untuk dean, tapi tidak untuk jeno.

"apa ini? kok banyak yang pake hotpants gitu njing?" tanya dean panik.

"tenang sih, lo ga bakal gua apa-apain, ga ada yang mau apa-apain lo juga."

dean hanya mencibir jeno tanpa suara, sedangkan jeno sudah melepas seatbeltnya dan keluar mobil. di luar mobil, dean melihat jeno bersalaman dengan seseorang yang agak asing.

jeno menunjuk ke arah mobil, tepat dimana dean berada, dan kedua lelaki itu menghampiri pintu mobil di sebelah dean.

"turun."

"heh mau ngapain?!"

"turun dulu elah."

"ck, iya sabar."

begitu dean keluar, lelaki yang bersama jeno itu tersenyum ramah. sipit, mukanya kayak bocah tapi tinggi parah, batin dean.

"jadian sama jeno ya de?"

dean mengernyit bingung. "kok? lo kenal gue?"

yang ditanya hanya tertawa renyah, "astaga 2 tahun seangkatan, belum kenal lingkungan juga ternyata."

"siapa sih?" tanya dean pada jeno.

"anak ips."

"gue guanlin." ujar lelaki itu sambil tersenyum.

"o-oh, gue dean."

"udah tau de ahahahaha,"

dean hanya tertawa canggung dan akhirnya mengikuti jeno masuk ke dalan sebuah arena—sirkuit?

"ini sirkuit?!"

jeno mengangguk sekali.

"lo ngapain ajak gue ke tempat ini njir? ah mau pulang?!"

"ntar."

"sekarang!"

"ntar."

"GUE BILANG SEKARANG JENO, AH GUE MAU PULANG!"

"berisik, gue cium lo ya?"

"h-heh! kurang ajar." suara dean pun memelan, tubuhnya juga menjauh 20 senti dari jeno.

"alay."

pembokat × lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang