END

23.6K 1.4K 505
                                    

4 years later...









At NewYork, Amerika.


Pemuda bersurai hitam itu kini sedang mengerucutkan bibir nya lucu, ia merasa kesal karena dari tadi nenek dan juga kakeknya tak berhenti bicara. Entah apa yang membuat mereka debat di pagi hari yang cerah seperti ini.

"Ayolah anak nakal! Ayahmu mau kesini masa tidak boleh eoh?" tanya sang nenek kesal.

"Tidak boleh halmeoni! Tidak boleh ada yang menyusul Tae kesini!" jawab sang cucu seraya mengerucutkan bibirnya.

"Tae, mereka merindukanmu nak." sang kakek pun angkat bicara.

"Tapi Tae tidak mau harabeoji, Tae tidak mau mereka kesini, tidak mau vidio call, kalau merindukan Tae telpon saja."

"Tapi kenapa? Ini sudah 4 tahun berlalu sayang, apa kau masih menyimpan rasa sa-"

"Sungguh halmeoni, rasa sakit di hati Tae sudah tidak ada lagi. Tae hanya ingin mereka terkejut saat kepulangan Tae nanti." sela pemuda yang di panggil Tae itu membuat nenek dan kakeknya menggelengkan-gelengkan kepalanya.

"Lalu kau akan pulang ke Seoul kapan eoh? Kau juga belum memilih universitas yang kau inginkan." sang nenek, yang tak lain adalah Nyonya Kim berucap seraya menyeruput teh hijau hangatnya.

"Tae mau memilih universitas di Seoul saja, tidak mau disini."

"Kenapa? Bukanya universitas di Amerika lebih bagus? Harvard, mungkin? Kau tak ingin kuliah disana?" tanya Tuan Kim, sang harabeoji.

"Tidak mau! Tidak mau! Tae mau di Seoul saja, pokonya harabeoji dan halmeoni harus mempersiapkan kepulangan Tae ke Korea secepatnya titik tidak ada koma!" jawab Tae Tae itu, dengan kedua tangan yang di lipat di depan dadanya.

"Ck kau kan yang akan pulang ke Korea, kenapa harus halmeoni yang menyiapkan nya? Siapkan sendiri." goda Nyonya Kim.

"Halmeoni~ Tae kan tidak punya uang untuk beli tiket pesawat belum lagi harus mengurus berkas ini itu, membuat Tae pusing halmeoni." rengek Taehyung manja.

"Tidak punya uang? Lalu uang yang harabeoji dan appa mu kasih kau kemanakan? Kau judikan uang-uang itu eoh? Lagi pula kau bisa pake jet pribadi milik harabeojimu itu." tanya Nyonya membuat Tuan Kim menahan tawanya.

"I-itu kan um i-itu.. Ahhhhh pokonya Tae tidak mau tau, halmeoni dan harabeoji saja yang menyiapkan semuanya." jawab Taehyung seraya bangkit dari duduknya, lalu tak lama ia mulai melangkahkan kakinya menjauhi ruang keluarga.

"Heyyyy! Kau mau kemana bocah nakal?!" teriak Nyonya Kim yang melihat Taehyung pergi begitu saja.

"TAE MAU JALAN-JALAN HALMEONI, BIASA MENCARI UDAH SEGAR."

"JANGAN TERLALU LAMA ANAK NAKAL! DAN JANGAN KELELAHAN!"

"IYAA HALMEONIKU YANG CANTIK TAPI CEREWETTTTTTTT!"

"YAAAAAAAA! KAU BENAR-BENAR NAKAL!"

Tuan Kim hanya bisa menutup telinganya dengan kedua tanganya, kala sang istri dan cucunya saling berteriak. Tuan Kim tertawa kecil melihat perdebatan antara istri dan cucunya, baginya itu menjadi hiburan tersendiri untuknya.

.
.
.



Taehyung, anak bersurai hitam itu berjalan di pinggiran kota NewYork yang sangat ramai. Indah, semua yang ia lihat di sekelilingnya sangat sangat indah. Senyum terukir di wajah tampanya itu.

"Aku bahagia sekarang."

Ya, Taehyung benar-benar bahagia. Setelah melalui waktu-waktu sulit selama 3 tahun belakangan ini, ia merasa sangat bahagia dan merasa sangat sehat.

Alone [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang