Anak Kecil dalam Kereta

93 2 0
                                    

Suatu hari ada seorang Bapak Tua bersama dengan 4 orang anaknya yang masih kecil-kecil. Mereka naik kereta. Di dalam kereta, anak-anak itu sangat ribut sehingga banyak mengganggu penumpang yang lain. Berlarian kesana kemari, teriak-teriak tawa mewarnai keceriaan mereka. Penumpang yang lain banyak yang merasa terganggu dengan tawa anak-anak kecil itu. Dan Sang Bapak Tua itupun, sepertinya tidak mau tahu dengan anggapan dan pandangan para penumpang yang merasa terganggu oleh anak-anak kecilnya.

Seorang Ibu memberanikan diri untuk menegur Bapak Tua itu agar mau mendiamkan anak-anak kecil itu, "Pak, maaf Pak. Apakah anak itu anak-anak Bapak ?"

Tanpa menjawab, Bapak Tua itu pelan-pelan mengangkat kepala dan melihat ke arah Ibu yang menegurnya, "Ada apa Bu ?" tanya Bapak Tua.

"Itu Pak, Anak Bapak. Mereka berisik dan mengganggu penumpang yang lain, tolong disuruh diam Pak. Sebagai orang tua, harusnya Bapak bisa menjaga anak-anaknya dong. Kami merasa terganggu" jawab Ibu tersebut.

"Ooo, maaf bu saya tidak bisa" jawab Bapak Tua.

"Kenapa tidak bisa ? Kan itu anak Bapak" sahut sang Ibu.

"Saya tidak tega" jawab Bapak Tua itu lagi.

"Kenapa tidak tega ?"

"Tiga hari yang lalu, mereka baru saja kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan pesawat. Sejak kecelakaan itu, mereka tidak pernah berhenti menangis. Dan baru kali ini, saya melihat mereka bisa tertawa dengan bahagianya. Saya tidak tega memberhentikan tawa mereka. Jika Ibu tega, saya mempersilahkan Ibu untuk memberhentikan tawa mereka agar mereka tidak mengganggu para penumpang yang lain" jawab Bapak Tua itu mengakhiri percakapan.

Sang Ibu kemudian kembali ke tempat duduknya, dan tidak bisa berkata apa-apa lagi sambil meneteskan air matanya. Kini, marahnya telah berubah menjadi sayang. Bencinya beberapa waktu lalu berubah menjadi simpati. Ia sangat senang melihat anak yatim-piatu tersebut bisa tertawa lepas.

***

Yakinlah ! pada saat kita mau membuka mata hati dan pendengaran, pastilah hidup ini akan lebih mudah untuk dipahami.

Kebencian jadi Kasih sayang.

Dendam jadi Persahabatan.

Tidak ada yang salah dalam kehidupan ini. Yang salah adalah pada saat kita tidak berusaha mau mengerti tentang kehidupan. Sungguh ! Allah menginginkan bagimu bahagia kehidupan di dunia dan di akhirat. Karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

===

[KISAH KEDUA] 

Jendela Kereta Api

Hari itu, di kereta api terdapat seorang pemuda bersama ayahnya. Pemuda itu cukup dewasa, sekitar berusia 24 tahun.

Di dalam kereta, pemuda itu memandang keluar jendela kereta, lalu berkata pada Ayahnya, "Ayah lihat, pohon-pohon itu sedang berlarian"

Sepasang anak muda duduk berdekatan. Keduanya melihat pemuda 24 tahun tadi dengan kasihan. Bagaimana tidak, untuk seukuran seusianya, kelakuan pemuda itu tampak begitu kekanak kanakan.

Namun seolah tidak peduli, si pemuda tadi tiba-tiba berkata lagi dengan antusiasnya, "Ayah lihatlah, awan itu sepertinya sedang mengikuti kita"

Kedua pasangan muda itu tampak tak sabar, lalu berkata kepada sang Ayah dari pemuda itu, "Kenapa Anda tidak membawa putra Anda itu ke seorang dokter yang bagus ?"

Sang Ayah hanya tersenyum, lalu berkata, "Sudah saya bawa, dan sebenarnya kami ini baru saja pulang dari rumah sakit. Anak saya ini sebelumnya buta semenjak kecil, dan ia baru saja mendapatkan penglihatannya hari ini"

Kedua pasangan muda itu pun terdiam, ketika mendengar jawaban sang Ayah. Dalam hati kecil mereka, mereka bersyukur atas penglihatan yang telah diberikan kepada mereka selama ini. Dan mendo'akan kepada pemuda itu, mudah-mudahan ia selalu bergembira.

****

Sahabat, setiap manusia di dunia ini memiliki ceritanya masing-masing. Jangan langsung kita men-judge seseorang sebelum kita mengenalnya dengan benar. Karena kebenaran boleh jadi mengejutkan kita. Selalu berprasangka baik kepada setiap orang, karena itu yang diajarkan nabimu, dan itulah cara yang baik untuk menjalani kehidupan... :)

Bening HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang