Ketika Aksesoris Mewah Tak Berfungsi

11 1 0
                                    

Pakaian sudah rapi dan necis, persiapan yang lain dipastikan tak ada yang tertinggal, waktunya saya berangkat menuju lokasi. Tinggal memakai jam tangan saja.
Saat itu pilihan jatuh pada salah satu koleksi Ben Sherman yang saya miliki. Pertimbangannya, karena akan mengisi materi di hadapan para manager dan kepala bagian. Berarti perlu aksesori yang mahal dan asli. Jam tangan yang diperoleh langsung dari London itulah yang paling pas. Tanpa pikir panjang lagi, selingkar jam mewah langsung melekat di pergelangan tangan saya.Ketika acara berlangsung, dalam keadaan berada di tengah-tengah orang ramai, baru saya sadari bahwa jam yang saya kenakan mati! Celaka, bisa malu kalau orang lain tahu bahwa saya pakai jam yang tidak berfungsi!Mungkin saja baterainya habis, atau ada kemungkinan lain, tidaklah penting. Yang jelas saat itu saya merasa harus menyembunyikan jam tangan tersebut sebelum ada orang yang menyadari. Apalah arti barang mewah, kalau tidak berguna.Saya merasa seolah-olah seperti membawa rongsokan yang ingin sekali saya tutup-tutupi. Sesuatu yang mahal bagaimanapun, kalau tak berperan lagi seperti layaknya, tentu hanya akan mengonggok dan merongsok. Hari itu saya mengalami sendiri. Pernahkah kita merenungkan, betapa banyaknya barang-barang mahal yang kita bawa setiap hari. Kedua mata, kedua telinga, lisan, dan aneka panca indera. Bukankah semuanya bernilai tinggi? Beranikah kita menjual kedua mata ini seharga satu miliar? Tentu tidak. Berarti harganya memang mahal sekali. Lalu bagaimana perasaan kita saat barang-barang mewah ini ternyata tidak berguna? Tidakkah kita malu membawa-bawa barang yang tak ada fungsinya? Kedua mata yang sejatinya berperan untuk membaca Al-Quran, serta melihat hal yang baik dan halal, justru tidak dimanfaatkan untuk perkara tersebut. Itu baru mata. Belum lagi telinga, lisan, bahkan akal pikiran. Semua anggota tubuh kita diciptakan Allah dengan fungsi dan peran masing-masing, yang mendekatkan diri kepada-Nya. Namun, kini seakan-akan kita hanya membawa rongsokan, karena panca indera ini setiap hari hanya menjauhkan kita dari-Nya. Astagfirullah.Sahabatku, marilah mulai menanamkan rasa malu kepada Allah. Malu bahwa ternyata aneka karunia yang mewah ini tidak berfungsi. Ingin sekali kita tutup-tutupi sebelum ada yang menyadari. Tetapi Allah Maha Mengetahui. Marilah mulai manfaatkan beragam anugerah ini agar berguna kembali sesuai perannya. Sehingga kita memiliki jawaban pada hari ketika Allah meminta pertanggungan jawab atas seluruh barang-barang yang bernilai tinggi ini. Seperti tersebut dalam surat An-Nur ayat 24,يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ"Pada hari ketika lisan, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."Salam Hijrah. ⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!

Bening HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang