Hati yang Sadar

118 3 2
                                    

Hati yang sadar adalah hati yang memahami hakikat siapa dirinya dan untuk apa dia hidup. Hati yang sadar berada dalam naungan pohon berakar iman, beranting ilmu dan berbuah amal. Karena naungan inilah, hati akan mendapatkan keteduhan dan menolak fatamorgana berupa kesenangan yang sementara, kenikmatan yang merusak dan melepaskan keinginan yang menjerumuskan.

Sementara tanah keimanannya subur dengan air dzikir dan pupuk taubat. Hatinya terhindar dari godaan gemerlap dunia berupa harta, jabatan dan kenikmatan syahwati yang tidak pada tempatnya dan tidak pada haknya.

8 Pelajaran Untuk Mewujudkan kesadaran Hati

Pelajaran Pertama

Manusia pada dasarnya mencintai duniawi dan semua harta benda yang ada di dalamnya. Tetapi ketika dia mati, dia sendiriann di dalam liang kubur. Tak ada yang mengikutinya dari harta dunia. Hanya ada amal yang menyertainya.

Kesimpulan; hindari cinta dunia dan segeralah untuk mencintai amal kebaikan.

Pelajaran Kedua

Manusia pada dasarnya mencintai kesenangan dan kenikmatan untuk memuaskan hasrat jiwanya. Tetapi surga dijanjikan bagi mereka yang menjauhkan diri dari kesenangan yang haram dan sia-sia.

Kesimpulan; hilangkan keinginan-keinginan semu untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih abadi di surga.

Pelajaran ketiga

Manusia pada dasarnya suka mengumpulkan harta benda dan kekayaan. Tetapi semua itu akan berakhir ketika kematian datang. Sementara harta yang dibelanjakan di jalan Allah Subhanahu wata'ala akan kekal.

Kesimpulan; Sisihkan harta duniamu untuk kehidupan akhirat. Karena tabungan sesungguhnya bukan deposito di bank, tapi tabungan di akhirat. Harta yang sesungguhnya bukan yang tersisa di rekening, tapi yang disimpan di 'dompet' akhirat. Karena hanya itulah yang kekal.

Pelajaran Keempat

Pada dasarnya manusia percaya bahwa kemuliaan itu terletak pada prestise yang dihasilkan dan status sosial. Kemuliaan juga dianggap berada dalam kekayaan, anak-anak, kolonialisme dan kekuatan dalam perang. Kemuliaan yang lain mewujud dalam gaya hidup yang mewah dan pengeluaran yang berlebihan. Tapi Allah subhanahu wata'ala berfirman bahwa yang paling mulia diantara hamba-Nya adalah yang paling bertakwa.

Kesimpulan; pilihlah ketakwaan sebagai sumber kemuliaan dibanding atribut kemuliaan dalam pandangan manusia yang semu.

Pelajaran kelima.

Pada dasarnya manusia suka menyalahkan dan memfitnah karena dia ingin menang. Sementara kadang rasa iri membuatnya merugikan orang lain dan egois. Berani menimbulkan kerugian kepada orang lain demi keuntungan dirinya. Akan tetapi kemakmuran, kekayaan, keberkahan dan rahmat hanya dari Allah subhanahu wata'ala.

Kesimpulan, janganlah merasa iri kepada apa yang dimiliki orang lain. Hendaknya kita puas dengan apa yang Allah subhanahu wata'ala berikan kepada kita.

Pelajaran Keenam,

Pada dasarnya manusia suka bermusuhan karena motivasi tertentu seperti fanatisme, rasisme dan nasionalisme. Tetapi Allah subhanahu wata'ala berfirman bahwa musuh yang sesungguhnya bagi manusia adalah setan.

Kesimpulan; jadikan setan sebagai musuhmu satu-satunya dan jadilah kita sebagai manusia yang bersaudara dan saling mencintai satu sama lain.

Pelajaran Ketujuh,

Manusia pada dasarnya memiliki kesungguhan dan bekerja keras untuk mata pencaharian dan untuk mendapatkan kesuksesan dunia. Hingga pada titik tak mempedulikan hal-hal yang terlarang demi mencapai tujuannya. Akan tetapi Allah subhanahu wata'ala menjamin rezeki semua manusia di dunia, bahkan hewan melata sekalipun.

Kesimpulan; bekerjalah di jalur yang benar, tanpa pernah melirik jalan pintas yang haram. Sisihkan waktu untuk beribadah karena Allah subhanahu wata'ala tidak akan menelantarkan kita.

Pelajaran Kedelapan,

Pada dasarnya manusia bergantung pada apa-apa yang mereka miliki dari dunia. Ada yang bergantung pada uang, properti dan bisnisnya. Namun siapa yang bergantung pada Allah akan selalu merasa puas. Siapa yang bergantung kepada Allah subhanahu wata'ala, maka akan tercukupi kebutuhannya, selalu menemukan jalan keluar yang diilhamkan. Bahkan dengan bergantung kepada Allah, tak ada yang bisa menghalangi apa yang menjadi miliknya selama Allah menakdirkan hal itu untuknya.

Bening HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang