Alarm Hati

124 4 0
                                    

Dari Nawwas bin Sam'an Radhiyallahu anhu, ia berkata:

"Aku bertanya kepada Rasulullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kebajikan dan dosa, maka beliau menjawab, "Kebajikan adalah akhlak yang baik dan dosa adalah apa yang membuat resah (ragu) hatimu dan engkau tidak suka dilihat (diketahui) oleh manusia." [HR. Muslim]

Hati orang-orang beriman memiliki alarm peringatan. Hati mereka akan segera 'membunyikan' alarmnya ketika mereka mendekati perbuatan yang dosa, bahkan perbuatan yang sia-sia. Hati mereka akan merasa resah dan memberontak ketika tuannya atau si pemilik hati mendekati kemaksiatan. walaupun hanya dengan mendekati, yang berarti si tuan belum melakukan kemaksiatan, maka hati akan merasa tidak nyaman dan berontak. Begitu pula sebaliknya, ketika si tuan menjauh dari kebenaran dan berpaling dari jalan yang lurus, maka hati akan merasa gersang dan mulai 'membunyikan' alarmnya.

Ujung dari semua itu tergantuk kepada si pemilik hati, apakah dia akan menuruti kemauan nafsu yang telah ditunggangi setan, ataukah mendengarkan alarm yang dibunyikan oleh hati nuraninya.

Mari kita beranalogi.

Bayangkanlah kita berada di dalam gedung yang ramai. Tiba-tiba kita mendengar alarm kebakaran berbunyi nyaring. Kita mendengarnya dan kita mengetahui bahwa kita berada dalam bahanya. Gedung itu sedang dilalap api. Apakah kita akan tetap tinggal di dalam gedung atau berlari keluar?

Tentunya keputusan yang masuk akal dan waras adalah kita berlari keluar. Maka, alarm hati itu kita umpamakan seperti alarm kebakaran di gedung tersebut. Sayangnya, karena dominasi nafsu yang ditunggangi setan, kadang alarm hati itu terdengar samar dan kita abaikan.

Bening HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang