[1] Anak Nakal Itu Krist

2.6K 227 40
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Brumm....

Brumm....

Brumm....

Suara bising di jalanan malam yang sepi memekak telinga, terlihat segerombol anak-anak remaja sedang mengadakan adu balap motor. Dua orang peserta saling memicing, menajamkan pandangannya lurus kedepan setelah mereka saling melirik dengan senyum miring yang tertutupi oleh helm full face-nya. Tangan kanannya sudah bersiap untuk menarik gas mengatur kecepatan laju motor sportnya.

"Kalian siap?" tanya seorang pria yang berdiri di tengah-tengah antara kedua peserta yang menganggukkan kepala. "Ready ... go!" pekiknya sembari mengibaskan bendera kecil di tangannya.

Nguueeenggg... (apa banget ini >,<!)

Keduanya melaju dengan sangat kencang membelah jalanan, sorak berderai terdengar sangat jelas dari pendukung masing-masing. Salah satu dari peserta melirik pada lawannya, ia menambah lagi kecepatan laju motornya hingga lawannya tertinggal jauh di belakang sana. Ia tersenyum miring mendapati garis finish sudah di depan mata.

"Sial! Aku tak boleh kalah!" umpat seseorang yang cukup tertinggal. Ia pun meningkatkan lagi lajunya hingga dapat menyusul lawannya.

Ngueenggg...

Ia tersenyum penuh kemenangan saat lajunya yang sempat tertinggal, lebih dulu memasuki garis finish. Seluruh pendukungnya bersorak, berbeda dengan pendukung sang lawan yang mendesah kecewa-padahal tadinya mereka yakin jagoannya akan menang.

Si pembalap itu membuka helmnya setelah menghentikan motornya dan di kerubungi oleh teman-teman juga pendukungnya.

"Krriissttt ... kau hebat!!!" pekik salah seorang temannya yang tiba-tiba menerjangnya dengan sebuah pelukan. Pria yang dipanggil Krist itu hanya tertawa menanggapi teman-temannya ini. Berbagai pujian memberondonginya. Lalu Krist melirik pada lawannya yang kini menatapnya kesal. Krist hanya mendecih dengan sungging tersemat samar. Mengingat hadiah yang seharusnya didapatnya belum ada di tangan, ia turun dari motor kebanggannya dan mendekati sang lawan.

"Earth Pi-" Krist mengerutkan dahinya sambil mendesis lirih mengingat nama lawannya. "Ah! Earth Pirapat!" pekiknya, "tak ingin mengatakan sesuatu?" lanjutnya dengan senyum yang dibuat semanis mungkin namun membuat kejengkelan seorang Earth Pirapat semakin bertambah. Senyuman Krist seolah mengoloknya.

"Haruskah aku memberi selamat?" balasnya setelah mendengus begitu kerasnya.

Krist terkekeh sejenak. "Tentu jika kau tidak ingin dianggap loser."

Earth yang mendengar itu mengatupkan bibirnya rapat dan menatap tajam pada Krist. Sedang Krist yang melihat ekspresi Earth, berdecak kesal yang dibuat-buat.

"Tampaknya memang pecundang, sih!" gumam Krist lirih.

"Oke, ku akui kau menang dan ...,"-jeda sejenak-"kau hebat."

Venus di Bulan Oktober [Singto X Krist  - Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang