[5] Aku dan Rasa Sakitku

1.3K 200 70
                                    

PLAKKK!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PLAKKK!!!

Wajah imut itu menoleh ke kanan saat sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. Rasa panas menjalar namun ia tetap menunjukkan wajah dinginnya.

"Apa kau tidak punya otak, Kit? Chimon saudaramu, kau tak sepantasnya memperlakukan dia dengan kasar seperti itu!" teriak Jack tepat di depan muka Krist.

"Anak tirimu itu menghinaku, dia pantas mendapatkannya."

PLAKKK!!

Lagi, kali ini dengan pukulan yang keras hingga tubuhnya limbung. Untung saja tak sampai tersungkur, namun itu cukup membuat sudut bibirnya robek dan pusing kembali mendera.

"Jika dia menghinamu, tidak seharusnya kau mendorongnya hingga jatuh dan mempermalukannya seperti itu, Kit. Kau keterlaluan!"

Krist mengusap dara yang keluar dari sudut bibirnya dan menatap sang ayah dengan nyalang. Bagaimana bisa ayah kandungnya membela mati-matian anak yang jelas-jelas bukan anak kandungnya tersebut.

"Kau yang keterlaluan,Tuan! Sebenarnya, siapa yang anakmu? Aku atau dia!" tunjuknya pada Chimon yang sedari tadi berdiri dibelakang tak jauh dari mereka.

"Kau membantahku?" ucap sang ayah dengan nada rendah.

"Kau pantas untuk dibantah!"

BUKK!

Jack menendang ulu hati Krist dengan keras hingga tubuh itu tersungkur dengan pantat yang membentur lantai. Chimon membuka mulutnya terkejut dengan apa yang baru saja dilakukan oleh sang ayah.

"Aku tidak tahu lagi harus melakukan apa agar kau bisa—"

"Tidak perlu melakukan apapun. Cukup diam dan urus anak istrimu itu!" potong Krist sembari menegakkan tubuhnya. Ia merintih memgangi ulu hatinya yang ia yakin saat ini pasti memar mengingat betapa kuatnya tendangan tadi.

Krist menatap sang ayah, ia menahan air matanya agar tak jatuh dan membuatnya terlihat lemah dihadapan orang yang dulu sempat ia hormati.

"Ayah, sudahlah kasihan Krist," Chimon mendekati Jack dan mengusap lengan pria paruh baya itu. "Krist, kau tak apa?" Chimon bertanya seolah-olah khawatir dengan keadaan Krist.

"Diam kau brengsek! Ini juga karenamu, kau dan Ibumu itu benar-benar benalu di rumah ini!" ucap Krist sengit.

"KAU ...,' Jack sudah mengangkat tangan kanannya lagi guna menampar putranya. Namun pergerakannya terhenti Krist menahan tangannya.

"Kau begitu ringan tangan padaku. Anak yang seharusnya kau lindungi. Bukankah Tuan Sangpotirat sangat menjaga kehormatannya? Bagaimana jika orang-orang diluar sana tahu seperti apa kelakuan Jack Sangpotirat yang sebenarnya?" Krist mengucapkannya sembari menatap dalam pada kedua bola mata ayahnya.

"Kau mengancamku?"

Krist tersenyum miring."Kau merasa terancam?"

Jack menurunkan tangannya dan Krist melepas genggaman tangannya. Ia menatap Chimon dan Jack bergantian.

Venus di Bulan Oktober [Singto X Krist  - Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang