[21] Terbawa Suasana

1.3K 176 102
                                    

Di dalam mobil, Singto hanya diam saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam mobil, Singto hanya diam saja. Suasana begitu hening membuat Chimon merasa tak nyaman. Berkali-kali ia menghela nafasnya. Mencari topik pembicaraan pun sepertinya percuma karena Singto akan menjawabnya dengan singkat.

Chimon melirik Singto yang fokus pada kemudinya. Mengamati dengan seksama kekasihnya yang beberapa hari terakhir berubah. Chimon merasa ini ada hubungannya dengan Krist. Dia bahkan menebak jika saat ini Singto sedang memikirkan Krist.

Sial, Chimon tidak ingin Krist kembali menjadi pusat perhatian. Dari dulu Chimon selalu kalah dengan Krist. Dia baru merasakan hebatnya diatas Krist ketika ibunya yang berstatus janda saat itu menikah dengan Jack Sangpotirat.

Teringat dulu masa kecilnya, di sebuah sekolah dasar Krist dan Chimon berada di kelas yang sama. Krist, kebanggaan guru, anak orang kaya, banyak teman, memiliki suara emas. Sedangkan dirinya, memiliki otak pintar dibawah Krist, teman seadanya, bernyanyi pun tak pandai, walaupun saat itu dia masih tergolong orang kaya karena Ibu dan Ayahnya belum berpisah.

Dia selalu iri dengan Krist yang menurutnya selalu dinomor satukan, apapun yang Krist inginkan selalu terkabul tak seperti dirinya.

.

"Wah, Krist ranking satu lagi. Dia benar-benar pintar."

Selalu pujian yang didapat Krist, dia yang mendapat peringkat tiga pun hanya menghela nafasnya. Mendapatkan ini saja Chimon harus bekerja keras siang malam menghabiskan waktu untuk belajar.

"Chimon, kenapa Krist lagi yang mendapat peringkat satu? Kamu kapan?"

Ibunya selalu mendesaknya untuk melakukan hal yang jauh lebih unggul dari Krist. Ibunya tak segan-segan untuk mendaftarkan Chimon khursus. Ada banyak tempat khursus yang ia singgahi. Mulai khursus berbagai mata pelajaran, khursus vokal, dan lain sebagainya.

Kemana-mana Krist selalu bersama banyak teman. Tak seperti dirinya yang hanya memiliki tak lebih dari tiga orang teman saja. Krist ramah dan kadang mentraktir teman-temannya. Chimon mendecih melihat kelakuan Krist yang seperti ingin cari perhatian.

.

"Ketua kelas untuk tahun ini adalah Krist, dan wakil kelas adalah Chimon."

Selalu dibawah Krist. Chimon benar-benar tak menyukai teman satu kelasnya itu. Hanya karena terpilih menjadi ketua kelas saja Krist sudah sok mengatur.

"Chimon, kita harus kerja sama!" ucap Krist kala itu.

Chimon dengan malas hanya menganggukkan kepalanya. Dia sudah malas dengan anak bernama Krist itu. Ia yakin jika pulang sekolah pasti ibunya mengomel lagi karena dirinya tak mendapatkan jabatan sebagai ketua kelas.

Venus di Bulan Oktober [Singto X Krist  - Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang