(a/n: Mo bilang ada adegan sedih suruh siapin tisu tapi takut ternyata kagak sedih. Jadi yaudah deh serah kalian siapin tisu apa nggak wkwkw)
Singto duduk di bangku taman belakang sekolah, dia membolos di jam pelajaran setelah istirahat tadi. Perkataan Plan benar-benar terngiang di otaknya. Mengikuti pelajaran pun akan semakin membuatnya tak bisa fokus. Oleh karena itu dia lebih memilih untuk membolos.
"Namanya juga orang spesial Phi, sudah jelas mereka dekat. Mean orang yang selalu ada buat Krist. Begitu pula sebaliknya. Mereka saling melengkapi satu sama lain. Bukankah hubungan mereka manis, Phi."
Singto berdecak keras. Dia bahkan menendang batu krikil untuk mengungkapkan kekesalannya.
"Kit, kenapa sih saat aku mulai memiliki perasaan untukmu justru kau sudah bersama orang lain? Sial! Ini tidak boleh terjadi. Aku harus menarik perhatian Kit! Pokoknya ... Kit milikku!" ucapnya dengan lantang tak peduli jika ada yang mendengarnya.
Kemudian dia menghela nafasnya dengan kasar setelah mengucapkan kalimat yang menurutnya sangat konyol. Dia merasa jika dirinya sudah gila bertekad untuk merebut pria yang tak sendiri. Terlebih lagi Mean adalah pria tinggi, berkulit putih, bermata sipit, hidung mancung, dan jangan lupakan parasnya yang tampan seperti oppa – oppa Korea.
Tapi dia tak takut jika harus bersaing dengan Mean. Toh, Mean mengenal Krist pasti belum lama. Berbeda dengan dirinya yang sudah sejak kecil sudah mengenal Krist.
Setidaknya 1 point lebih unggul didapatkannya.
Memang awalnya dia sangat tidak menyukai pria yang menjadi anak baru di sekolahnya itu. Bahkan mereka selalu bermusuhan yang tak jarang jika bertemu ada saja perkara dan membuat keduanya adu pukul.
Nyatanya sekarang dia tidak bisa menahan lagi semua perasaan yang timbul untuk Krist. dia menyukai—tidak, bukan menyukai, melainkan dia mencintai pria itu, si trouble maker.
Membayangkan Krist dan Mean yang tertawa bersama, becanda, dan melakukan skinship membuatnya mengepalkan tangannya kesal. Harusnya dia ada di posisi itu. Dari kecil, Krist sudah menjadi miliknya dan apa yang menjadi miliknya tak boleh disentuh orang lain.
Inilah sifat buruknya. Ketika dia sudah mengklaim sesuatu yang menjadi miliknya maka dengan sepenuh hati dia akan berusaha mendapatkannya dan menjaganya hingga orang lain tak bisa hanya sekedar untuk melirik saja.
Seperti saat Chimon menjadi miliknya dulu. Dia menjadi seorang yang buta hingga menyakiti orang lain.
"Semangat Sing, kau pasti bisa mengalihkan perhatiannya. Mean tidak ada apa-apanya dibandingkan dirimu, kan? Kit pasti kembali padamu," gumamnya. "Kit aku mencintaimu! Ya, aku harus mengatakannya."
Singto kembali dengan pikirannya tentang perasaannya pada Krist dan memikirkan cara untuk mendekati Krist yang sepertinya sangat sulit untuk ditaklukkan. Singto tak menyadari jika tak jauh darinya ada seorang pria imut sedang menggeram marah dan menatap penuh kebencian padanya.
"Ck! Jika aku tidak bisa memilikimu maka, jalang itu pun tidak boleh memilikimu juga, karena seorang Chimon harus menjadi yang pertama dan tak bisa dikalahkan oleh Krist."
Dia Chimon, bergumam sambil mengepalkan tangannya dengan kuat ketika dia mendengar pengakuan dari laki-laki yang sampai detik ini masih dicintainya.
"Lihat saja kau Krist ... aku tak akan bisa membiarkanmu begitu saja!" dia kembali bergumam sebelum kakinya melangkah pergi meninggalkan Singto yang kini asyik dengan pikirannya sendiri.
a/n:
Cuma mo bilang ni keknya bakalan 30+ chapter wkwkwk
Oke sip sekarang Kit ganti penampilan lagi pake kacamata dong yahh heuuu selama di ff ni si kit 3x rubah penampilan yee wkwkw
Bonus pic
Kit, berponi dan berkacamata
24/Okt/18'
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus di Bulan Oktober [Singto X Krist - Sudah Terbit]
Fiksi Penggemar[Sudah Terbit] PERAYA FANFICTION Krist bad boy dan Singto si pembully. Bagaimana kalo mereka bertemu? Bukan cerita tentang bad boy yang jatuh cinta dengan good boy atau sebaliknya. Hanya seorang pemberontak yang mencoba bertahan di tengah pesakitan...