Chimon kira setelah mengakui sebagai peneror maka semuanya selesai. Ternyata tidak. Buktinya, sekarang Chimon ada di depan lokernya. Lagi-lagi dia menemukan ancaman. Kali ini sebuah foto dirinya dan Singto yang robek jadi dua bagian. Dalam foto tersebut seolah berpesan jika hubungan Chimon dan Singto tidak akan awet.
Dia mengambil foto sobek tersebut dengan wajah menahan emosi. Netranya mengedar mencari siapa tahu si pelaku sedang disekitarnya. Namun nihil, di ruang loker hanya ada beberapa anak saja dan dia tak menemukan gerak-gerik mencurigakan.
"Siapapun kau ... lihat saja nanti!" gumam Chimon.
Tepukan ringan di pundaknya membuat Chimon menolehkan kepala. Didapatinya New tang sudah berdiri di sebelahnya dengan kerutan di kening.
"Kau kenapa?" tanya New heran.
"P'New, ada seseorang mengancamku lagi!" adu Chimon menyerahkan potongan foto tersebut.
New mengamati foto tersebut. kembali mengarahkan pandangannya pada Chimon yang menggigiti kukunya dengan resah.
"Menurutmu ini perbuatan Krist atau bukan? Kenapa aku tidak yakin jika ini perbuatan Krist, ya?"
Sontak Chimon membawa arah pandangnya menatap New. Ada rasa tak suka saat New sudah meragukan jika sang pelaku adalah Krist. Chimon sangat yakin jika ini semua perbuatan Krist, mengingat kemarin dia melihat Krist yang ingin merebut Singto darinya.
"Apa kau tau, Phi? Sekarang Krist mencoba merebut P'Sing dariku," Chimon mulai dengan mata berkaca-kaca. "Kemarin aku melihat Krist mencium P'Singto."
"Apa? Apa dia gila?!" kejut New tak percaya dengan apa yang didengarnya. "Lalu apa yang terjadi? Kau dan Singto-"
"P'Singto sudah menjelaskan semuanya. Dan hubungan kami baik-baik saja, Phi. Memang awalnya aku marah tapi ternyata semua itu gara-gara Krist yang memang ingin memanasiku."
"Anak itu semakin hari, semakin berulah," geram New yang tak terima sahabatnya disakiti seperti itu.
"P'New, apa yang harus kita lakukan pada Krist?"
New tersenyum pada Chimon, mengacak sebentar pada rambut kelam pria itu.
"Kau tenang saja, jika dia benar-benar mendekati Singto, lihat apa yang akan terjadi padanya. Aku akan selalu berada di pihakmu. Bukankah kau dan Singto sahabat sejak kecil, kalian sudah melalui hari begitu berat hingga berpisah dan bertemu lagi. Enak saja dia merebut Singto darimu begitu saja!"
Chimon dengan wajah sendunya menganggukkan kepala. Tak ada yang tahu dibalik wajah sendu, ada sebuah senyuman mengerikan yang tak tampak.
***
Kantin Satriwittaya High School saat itu sangat ramai. Ruangan luas berlangit tinggi yang menampung ribuan siswa itu memang dipenuhi siswa yang mengantri makanan demi mengisi perut kosong mereka setelah penat menjalani berjam-jam pembelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus di Bulan Oktober [Singto X Krist - Sudah Terbit]
Fanfiction[Sudah Terbit] PERAYA FANFICTION Krist bad boy dan Singto si pembully. Bagaimana kalo mereka bertemu? Bukan cerita tentang bad boy yang jatuh cinta dengan good boy atau sebaliknya. Hanya seorang pemberontak yang mencoba bertahan di tengah pesakitan...