Pukk!
Phurin yang merasakan kepala Krist terjatuh dibahunya pun tersenyum miring. Dia menoleh dan membelai pipi Krist. Netranya melirik pada sapu tangannya yang masih berada di tangan Krist. Obat bius yang dibawanya tidak sia-sia ternyata.
"Kukira kau angkuh dan sulit ku tangkap, ternyata sangat mudah menangkapmu."
Phurin mengamati wajah damai Krist yang teramat putih mulus. Seperti Gun. Tapi Krist lebih menarik ternyata. Phurin baru menyadari jika Krist adalah seorang laki-laki yang cantik.
Dengan perlahan Phurin mengangkat tubuh Krist ala bridal style. Membawanya turun ke bawah tak membuatnya lelah. Tubuh Krist begitu ringan. Sesekali dia menengok kanan kiri untuk melihat situasi.
Hingga sampailah di parkiran, dia memasukkan tubuh Krist ke jok belakang. Dan Phurin pun membawa Krist tanpa ada saksi yang tahu.
Sementara itu, Singto dan kedua sahabatnya masih di belakang sekolah menghajar Pluem. Singto benar-benar dibuat geram oleh si culun ini.
"Kau tau, kan jika Krist temanmu bahkan kulihat kau selalu mengekorinya waktu itu," ungkap New.
Pluem menganggukkan kepalanya lirih. "Ma-maafkan aku, a-aku—"
"Kau diancam Chimon?" potong Singto yang mendapatkan gelengan kepala dari Pluem. "Lalu?"
Pluem menelan salivanya. Dia takut jika masih mengakui dirinya melakukan ini karena ia mencintai Chimon dan rela melakukan apa saja, tak yakin mereka akan menghajarnya habis-habisan.
"Nnngg ... a-aku ... aku—"
Buagh!
Singto menendangnya karena Pluem yang tak kunjung menjawabnya. Emosinya sudah berada di puncak sekarang.
"Cepat katakan!" bentak Singto.
"Karena aku mencintai Chimon dan aku melakukan itu agar Chimon mau jadi pacarku!" seru Pluem mengakui semuanya.
"Apa?" Singto dan kedua temannya ini tak habis pikir jika Pluem akan buta dan hanya karena cinta dia rela mencelakakan temannya yang lain.
Singto mengacak rambutnya frustasi. Ini semua juga karenanya. Chimon babak belur juga karena suruhannya. Dia tak menyangka jika imbasnya akan kepada Krist.
Ngomong-ngomong masalah Krist. Singto baru ingat jika Krist pasti sekarang sedang membutuhkan teman.
"Kalian urus dia dulu," ucapnya pada New dan Earth yang diangguki oleh mereka berdua.
"Kau mau kemana?" tanya Earth.
"Aku harus menemui Krist."
Keduanya pun mengangguk. Selanjutnya Singto berlalu dengan langkah yang tergesa. dia berjalan menuju kelas Krist yang ternyata sudah kosong, namun netranya melihat ada tas Krist di dalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus di Bulan Oktober [Singto X Krist - Sudah Terbit]
Fanfiction[Sudah Terbit] PERAYA FANFICTION Krist bad boy dan Singto si pembully. Bagaimana kalo mereka bertemu? Bukan cerita tentang bad boy yang jatuh cinta dengan good boy atau sebaliknya. Hanya seorang pemberontak yang mencoba bertahan di tengah pesakitan...