chapter 24

4.7K 195 13
                                    

Jam berapa kalian baca ini?

Oh, iya! Cover cerita Pervert Husband baru aja diganti karena yang sebelumnya itu aku rasa terlalu vulgar, apalagi kalo liatnya bersanding dengan ceritaku yang islami :)

happy reading!

Petra POV

Sepanjang malam aku tidak bisa masuk ke alam mimpi, dengkuran Dimas yang terdengar tepat di samping telinga membuat rasa kantukku hilang.

Aku bahkan sampai bisa merasakan embusan napas hangatnya yang menerpa kulitku. Sesekali aku memandangi Dimas yang tidur dengan damai, kadang rasa tidak percaya masih menghampiri pikiranku setiap kali melihatnya yang berbaring di sebelahku, pria yang baru aku kenal selama kurang lebih dua minggu ini nyatanya sudah resmi menjadi suamiku.

Aku mengambil kesempatan yang ada untuk menyentuhnya, jemariku menempel di wajah Dimas, lalu turun ke rahang tegasnya yang sedikit ditumbuhi oleh rambut-rambut halus.

Cukup lama aku berada dalam posisi ini, memperhatikan setiap detail wajah Dimas yang tak pernah membuatku bosan. Namun, tak lama aku terpaksa menarik diri ketika ia terlihat mulai merasa risi.

Aku terus menyaksikannya sampai tanpa sadar kedua mataku ikut terpejam saat jam menunjukan waktu pukul tiga pagi.

•••

"Petra," pelan-pelan aku tertarik ke realitas, aku merasakan Dimas mendaratkan bibirnya di pipiku.

Aku tidak menanggapinya, tak lama kemudian Dimas semakin mengeratkan pelukannya padaku.

"Bangun, Sayang."

Dimas mengigit daun telingaku sensual, tetapi aku masih tak mengacuhkannya. Berpura-pura belum terbangun dari tidur kilatku.

Baru sebentar aku keheningan itu datang, aku langsung berontak begitu Dimas tiba-tiba saja naik ke atas tubuhku.

"Dimas lepas! Iya! Aku sudah bangun!"

Bukannya menjauh pria itu malah tertawa.

"Kau tidak tahu kalau tubuhmu itu besar? Kau bisa membunuku!" Seruku terus meronta.

Aku menggunakan seluruh tenaga yang ada untuk melepaskan tautan tangannya tapi tenagaku tidak sebanding dengan tenaganya yang besar.

Seringaian aneh itu mengembang di bibir tipisnya, aku yang mulai panik pun tak berhenti memberikan perlawanan.

"Dimas lep—"

"Ssstt!" Dimas memotong suaraku seraya menempelkan jari telunjuknya di permukaan bibirku.

Aku sontak memejamkan mata ketika Dimas mendekatkan wajahnya ke arahku, hingga aku merasakan sesuatu yang lembut dan basah menyentuh bibirku. Dimas melumat bibirku dengan lembut, tidak lagi menunjukan sisi lain dirinya yang menuntut.

"Bibirmu membuatku candu, Petra." Ucapnya sebelum bibirnya turun menjelajahi leher jenjangku.

Aku hanya diam hingga Dimas mengakhiri aksinya dengan menghujani wajahku dengan kecupan mesra.

Pervert HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang