10.

1.8K 212 1
                                    

"Aku pulang"ucap Ji-Sung dan mengganti sepatunya dengan sandal rumah.

Berjalan memasuki apartemennya dan kakaknya, kening Ji-Sung mengkerut saat tak melihat nunna nya yang biasanya duduk di ruang tamu.

"Nunna?"panggil Ji-Sung sambil berjalan memasuki kamar kakaknya.

Ji-Sung melihat kakaknya seokjin sudah tidur membelakangi pintu kamarnya. Ji-Sung berjalan masuk ke kamar kakaknya.

Melepas Hoodie biru tuanya, dan hanya menyisakan kaos putih tipis lengan pendeknya. Ji-Sung tidur sambil memeluk seokjin dari belakang.

Mencium pipi kakaknya dan terus memeluk erat seokjin.

Seokjin yang sebenarnya belum tidur pun langsung membalik tubuhnya dan memeluk erat tubuh Ji-Sung. Seokjin mulai menangis menumpahkan rasa sakit yang tak bisa ia tahan.

"Sstt, uljima nunna. Semua pasti baik-baik saja, aku akan memutuskan hubunganku dengan Namsoon agar nunna bisa menikah dengan namjoon Hyung"ucap Ji-Sung sambil memeluk erat seokjin dan mengelus punggung kurus seokjin.

"Hiks...sakit sungie hiks.."tangis seokjin sambil meremas kuat kaos belakang Ji-Sung.

"Uljima nunna, aku tau ini sakit. Maaf karena aku tak bisa menjaga nunna seperti apa kata eomma dan appa"sedih Ji-Sung.

Ji-Sung pun ikut meneteskan air matanya, ini terlalu sakit. Ia tak bisa lagi menahan dirinya agar tak menangis, ia tak kuat jika harus melihat Namsoon dan seokjin menangis.

Ini benar-benar sakit, Ji-Sung tak tau harus melakukan apa. Semua terlalu sulit untuk di selesaikan, di satu sisi ia tak ingin nunna nya menangis, tapi di sisi lain ia juga tak Ingin membuat Namsoon menangis.

Ji-Sung ingin mengakhiri hubungannya dengan Namsoon, namun ia tak ingin Namsoon merasa sakit dan membencinya.

"Hiks..eomma hiks...Appa..."tangis seokjin.

Ji-Sung terus mengelus punggung seokjin, mengelusnya sayang agar nunna nya berhenti menangis.

Usapan Ji-Sung benar-benar membuat seokjin terbuai, hingga seokjin akhirnya pun tidur terlelap masuk ke alam mimpi.

'mianhe nunna'-batin Ji-Sung.

Ji-Sung menutup matanya, ikut memasuki alam mimpi dengan pelukan yang tak terlepas.




°

°

°

°

°

"Bereskan"ucap namjoon dan berjalan menjauhi tempat pelampiasannya tadi.

Sanha yang mengerti pun mengangguk dan berjalan memasuki ruangan gelap itu, menyeret mayat jungwoo dan memasukkannya ke dalam karung untuk ia bakar seperti korban namjoon yang lain.

"Cari tau di mana adikku"perintah namjoon pada sekertarisnya.

Hanbin yang merupakan sekertaris namjoon pun mengangguk dan mulai mencari tau informasi dimana keberadaan adik bos nya.

Namjoon masuk ke mobil sport mahalnya, mengendarai mobil sportnya menjauhi mansionnya yang pernah ia datangi bersama seokjin. Dan mansion yang dulu menjadi tempat dirinya menyatakan perasaannya pada seokjin.

"Sial!"kesal namjoon sambil memukul stir mobilnya dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.




°

°

°

°

°

"Hah...kenapa tiba-tiba aku merindukan namja pelit itu?"gumam Namsoon sambil memainkan boneka kumamon besar milik yoongi yang berada di pelukannya.

Namsoon juga tak tahu mengapa, tapi dirinya benar-benar merindukan kakaknya yang pelit itu.

Tapi ego dalam dirinya lebih mendominasi hingga dirinya memilih untuk tetap diam dan mencoba untuk tak memperdulikan kakaknya.

"Ugh, aku mengantuk"mengucek kedua matanya dan mulai menutup matanya.

Namsoon sudah tertidur sambil memeluk boneka kumamon besar untuk menemani tidurnya.


°

°

°

°

°

"Tuan, Noona Kim Namsoon sekarang berada di rumah noona min yoongi"ucap hanbin

Namjoon mengangguk dan menyuruh hanbin untuk keluar dari ruang kerja mansion mewahnya.

"Sial, semuanya jadi benar-benar begitu rumit!"kesal namjoon dan mengusak rambutnya kesal.

Tukang Pos!

Saya ga tau apa yg sebenarnya saya tulis😅

Maaf untuk typo yang bertebaran dan cerita yang begitu absurd.

Tukang Pos [Namjin] (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang