Lelah.

1.6K 185 1
                                    

Seokjin berjalan masuk ke dalam apartemennya, sesaat ia masuk ke apartemennya ia dapat melihat adiknya Kim Ji-Sung tengah belajar di ruang tamu di temani buku-buku tebal.

"Nunna pulang"ucap seokjin.

Ji-Sung menengok dan tersenyum, seokjin membalas senyuman Ji-Sung dan berjalan masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian kerjanya.

"Sungie-ah"panggil seokjin.

Ji-Sung menengok setelah menutup bukunya, ikut duduk di sebelah nunna nya yang duduk di atas sofa. Menatap kakaknya yang akan mengatakan hal serius.

"Ada apa nun?"tanya Ji-Sung.

"Ani, aku hanya ingin bertanya bagaimana hubunganmu dan juga namsoon"ucap seokjin.

Ji-Sung tersenyum kecut, ia menghela nafas dan mulai memberitahu seokjin tentang hubungannya dengan namsoon. "Kami sudah putus nunna"ucap Ji-Sung.

Seokjin terkejut, adiknya dan juga namsoon sudah putus?kapan? dan apa alasannya mereka putus?.

"Kenapa?apa karena hubungan nunna dan namjoon?"tanya seokjin.

Ji-Sung menggeleng. "Ani, kami putus karena aku merasa sudah tak cocok dengan namsoon"bohong Ji-Sung.

Kenyataannya Ji-Sung putus dengan namsoon karena Ji-Sung yang tak bisa melihat kakaknya menangis terus-menerus.

"A-ah begitu ya"ucap seokjin dan menunduk. Sebenarnya seokjin tau bahwa namsoon dan Ji-Sung putus karena hubungan dirinya dan namjoon.

Hening.

Suasana di antara mereka di selimuti oleh keheningan, Ji-Sung menunduk sambil menggaruk tengkuknya, sementara seokjin menunduk sambil menilin(?)baju bawahnya. Mereka merasa benar-benar canggung.

"Ehm, bagaimana jika kita pergi mengunjungi eomma dan appa?"tanya seokjin memecahkan keheningan.

"Boleh, aku rindu pada mereka. Sudah lama kita tak mengunjungi mereka"ucap Ji-Sung.

Mereka pun segera bersiap-siap untuk pergi menemui kedua orang tua mereka.


"Eomma appa, kami datang"ucap seokjin setelah mereka sampai di makam kedua orang tua mereka.

Suasana makam benar-benar sepi, seokjin dan Ji-Sung berjongkok. Seokjin mengusap nisan sang eomma, sedangkan Ji-Sung mengusap nisan sang appa. Air mata perlahan menuruni pipi mereka berdua.

"Hiks...aku merindukanmu eomma"ucap seokjin.

"Jisungie merindukanmu appa"ucap Ji-Sung.

Mereka pun menangis tersedu-sedu di makam kedua orangtua mereka. Menangis menumpahkan seluruh rasa sakit dan lelah yang mereka rasakan.

'Aku harap aku bisa terlahir kembali menjadi orang lain dan hidup bahagia tanpa beban. Aku sudah lelah'-batin seokjin.

'Aku harap eomma dan appa hidup kembali dan kita menjadi keluarga bahagia seperti dulu hanya kita berempat tanpa ada orang lain'-batin Ji-Sung.


Namjoon duduk di depan meja bar di sebuah klub malam, suara musik yang berasal dari seorang dj menambah kesan suasana yang begitu heboh. Sekarang baru jam 5 sore, tapi klub malam sudah banyak di datangi oleh orang-orang yang lelah dengan hidupnya.

Namjoon meminum kembali botol bir nya untuk yang ke 3 kalinya. Ia sudah menghabiskan 2 botol, dan sekarang ia meminum botol yang ketiga. Dia masih sadar dan tidak mabuk.

Karena alkohol dalam tubuh namjoon membuatnya kuat untuk minum hingga 5-7 botol tanpa merasakan mabuk sama sekali. Namjoon menenggak birnya lagi hingga tetes terakhir, memesan kembali bir untuk ia minum.

"Ani, ini sudah botol ke 3 Hyung, sebenarnya ada apa?"tanya sanha.

Sanha memang seorang tangan kanan namjoon, namun sanha hanya datang jika namjoon membutuhkannya. Sementara di lain waktu sanha akan bekerja di klub malam.

"Diam!, berikan saja aku bir lagi!"teriak namjoon hingga ia menjadi pusat perhatian.

"Apa?!"teriak namjoon pada pengunjung bar hingga membuat mereka mengalihkan pandangannya.

Sanha menghela nafas, "Jika memang ada masalah, lebih baik di selesaikan baik-baik hyung"ucap sanha sambil memberikan bir pada namjoon.

"Cobalah bicara dengan seokjin nunna dan selesaikan baik-baik, jangan lagi tergoda pada mantan tunanganmu yang hanya ingin harta dan status"ucap sanha dan pergi untuk melayani pelanggan lain.

Namjoon diam, apa yang di katakan sanha tadi benar adanya. Seharusnya namjoon tak bodoh dengan kembali masuk ke jebakan nayeon dan segera menyelesaikan masalahnya dengan seokjin.

Namjoon bangkit dan menaruh beberapa lembar uang won di atas meja bar dan keluar dari bar untuk pergi ke apartemen seokjin.

'Masalah kita harus selesai jinnie-ya'-batin namjoon.





"Hiks..."

"Sudahlah nunna"ucap jisung sambil mengelus punggung seokjin yang terus menangis.

"Hiks...tapi aku merindukan mereka jisung-ah"ucap seokjin sambil mengelap air mata dan juga ingus dengan jaket milik jisung yang ia pakai.

Jisung hanya tersenyum, ia tau jika kakaknya itu benar-benar merindukan kedua orang tua mereka. Saat mereka tengah berjalan berdua di pinggir toko, seorang laki-laki dan perempuan menghampiri mereka.

"Seokjin Jisung?"ucapnya.




Tukang Pos!

Sebelumnya mau minta maaf, karena up akan sangat sangat lama. Di karenakan hp rusak dan tidak bisa di gunakan😢, ini saya menggunakan hp milik kakek😂

TBC.

Tukang Pos [Namjin] (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang