11.

1.8K 216 4
                                    

Matahari pagi mulai muncul, memancarkan sinarnya ke beberapa negara yang akan terkena sinar mataharinya. Tanpa terkecuali korea selatan, lebih tepatnya kota seoul.

Pagi ini, seokjin sudah bersiap untuk pergi bekerja, sementara Ji-Sung tengah membuat sarapan untuk ia dan kakaknya.

"Kau tak sekolah?"tanya seokjin pada Ji-Sung yang tengah menata makanan masakannya ke atas meja makan.

"Ani, hari ini sampai besok semua guru mengadakan rapat. Jadi, semua kelas di liburkan selama 2 hari"ucap Ji-Sung yang sudah duduk di depan seokjin.

Seokjin mengangguk, setelahnya suasana di antara mereka pun menjadi hening. Hanya terdengar suara sendok yang beradu dengan piring saja.

Ji-Sung memakan masakannya dengan fikiran yang entah kemana, sedangkan seokjin mengaduk-aduk makanannya dengan kepala yang terus ia tundukkan.




"Nunna yakin masuk kerja hari ini?lebih baik nunna minta izin saja dulu"ucap Ji-Sung sambil memperhatikan seokjin yang tengah mengganti sandal rumahnya menjadi sepatu sneakers putih.

"Gwaenchana, nunna baik-baik saja. Nunna pergi ne annyeong"

Chup

Seokjin pergi keluar dari apartemennya sambil membawa helm pink nya setelah mengecup pipi adiknya.

Senyum Ji-Sung yang ia pasang kini sudah pergi entah kemana, setelah menutup pintu Apartemennya Ji-Sung berjalan dengan tubuh lemas nya ke arah kamarnya.

"Aku rindu kalian, eomma appa"ucap Ji-Sung sambil mengelus bingkai foto yang berisi dirinya,kakaknya,dan kedua orangtuanya.





Maaf, Nomor yang Anda tuju sed-

Tut

"Sial!, Dia masih belum mengaktifkan hp nya!"kesal namjoon.

Namjoon yang sudah siap dengan kemeja putih dan dasi hitamnya pun segera memakai jas hitam mahal miliknya.

Namjoon segera berjalan keluar dari kamarnya, hari ini ia berencana untuk menarik pulang adiknya itu.

Bahkan meskipun ia dan adiknya harus berdebat dan dia benar-benar menyeret adiknya itu kembali pulang.




"Eonni masak apa?"tanya Namsoon sambil berjalan menuju ruang makan saat mencium bau wangi.

"Hanya nasi goreng saja"ucap yoongi dengan terus fokus memasak masakannya.

Namsoon mengangguk, ia pun segera duduk di meja makan dekat pantry dapur rumah mewah yoongi.

Ting tong

Ting tong

Ting tong

"Aishhh, siapa sih itu? pagi-pagi sudah berisik saja"gerutu yoongi sambil membawa 2 piring nasi goreng buatannya ke meja makan.

Namsoon mengangkat bahunya acuh, ia segera memakan masakan yoongi karena perutnya yang tak berhenti berbunyi.

Dengan wajah kesal dan umpatan untuk orang yang terus saja menekan bel di rumahnya seperti orang gila itu, yoongi berjalan ke arah pintu utama rumahnya.

"Ada ap- apa yang kau lakukan di rumahku?"tanya yoongi pada namja tinggi di depannya.

"Dimana Namsoon?"tanya Namjoon.

"Mana ku tau, bukankah kau kakaknya?"tanya yoongi dengan senyuman merendah.

"Aku akan membawa pulang adikku"ucap namjoon dan hendak masuk ke dalam rumah yoongi, sebelum pintu rumah yoongi di tutup dengan yoongi yang berada di luar.

"Sudah kubilang aku tak tahu! Kau itu kakaknya! Kenapa bertanya padaku?! Apa kau terlalu sibuk hingga lupa dimana adikmu sendiri?!"kesal yoongi.

"Yoong, aku sedang malas berdebat! Kumohon, biarkan aku membawa pulang adikku!"dengan nada yang sedikit meninggi.

"Cih, kau fikir aku mau berdebat denganmu?! Pergi dari sini! Aku sibuk!"hendak berbalik dan masuk kembali ke rumahnya.

"Yoon!"teriak namjoon sambil menarik tangan yoongi.


"Seperti suara namjoon oppa"gumam Namsoon.

Namsoon yang penasaran pun berjalan ke arah pintu utama rumah mewah yoongi.


"Pergi! Cari sendiri adikmu!"balas yoongi.

"Aku-"

Cklek

Namjoon tak melanjutkan ucapannya saat melihat pintu utama rumah yoongi terbuka dan menampakkan Namsoon yang berdiri kaku di depan pintu masuk.

"Ayo kita pulang!"ucap namjoon dan akan menarik tangan Namsoon.

"Lepas!"teriak Namsoon hingga tangannya terlepas dari namjoon.

"Wae?kenapa Anda mencariku Tuan Kim Namjoon?"tanya Namsoon sambil menekan kata 'tuan'.

"Jangan bercanda!, Cepat masuk ke mobil dan pulang!"ucap namjoon dengan nada dingin.

"Pulang?untuk apa?bukankah kau sudah tak perduli jika aku itu adikmu?"sindir Namsoon.

"Kim Namsoon! Kumohon jangan bercanda! Cepat masuk ke mobil!"perintah namjoon dengan nada tinggi.

Yoongi yang merasakan hawa yang benar-benar berbeda pun hanya mampu diam dan menyimak apa yang sebenarnya terjadi. Bukannya ia takut dan tak perduli, hanya saja ia tak mau ikut campur urusan kekeluargaan mereka.

"Kenapa aku harus menurut padamu?kau fikir aku hewan peliharaanmu?!"kesal Namsoon dengan nada tinggi dengan mata yang akan menangis.

"Diam! Masuk ke mobil sekarang! Aku lelah Namsoon!! Aku lelah berdebat denganmu! Cepat masuk!!"dengan nada semakin tinggi.

"Yak! Jangan menaikkan nada bicaramu pada adikmu!"ucap yoongi sambil memeluk Namsoon yang mulai menangis.

Dengan amarah, namjoon menarik kuat tangan Namsoon agar terlepas dari pelukan yoongi. Menarik tubuh Namsoon hingga masuk ke dalam mobil Van hitam mewahnya.

Tanpa memperdulikan teriakan kesakitan namsoon di tangannya dan air mata namsoon yang terus turun.

"Yak namjoon! Jangan menarik tangan Namsoon!"teriak yoongi.

Namun, mobil namjoon sudah pergi menjauhi perkarangan rumah mewah yoongi. Yoongi hanya mampu menghela nafas saat melihat mobil Van mewah namjoon mulai menjauh.

"Semoga kalian baik-baik saja"gumam yoongi berdoa.



"Aku benci kau!"ucap Namsoon yang duduk di belakang sebelah namjoon dengan air mata yang tak berhenti.

Namjoon hanya mampu diam, meskipun hatinya begitu sakit saat ia kembali mendengar kata 'Benci' untuk kedua kalinya yang keluar dari bibir adiknya itu.

'Mianhe'-batin namjoon.

Tukang Pos!

#TBC.

Tukang Pos [Namjin] (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang