Bunuh Diri.

1.9K 203 2
                                    

Seokjin berjalan pulang menuju apartemennya dengan tubuh lemah dan lesu, berjalan di pinggir jalan dengan pandangan menunduk. Tidak menghiraukan bunyi klakson dari kendaraan yang berlalu lalang.

Berjalan dengan tangan yang ia masukkan ke dalam saku jaketnya yang berwarna abu-abu, sesekali matanya mengeluarkan liquid bening yang membasahi pipinya.

Sore ini awan terlihat mendung, seakan ikut bersedih dengan apa yang telah seokjin alami dalam beberapa hari ini. Seakan alam pun mampu merasakan betapa sakit dan sedihnya seokjin.

"Apa pilihanku ini benar?"gumam seokjin masih dengan menunduk.

Tak lama ada seorang namja yang mendekati seokjin, berjalan di samping seokjin tanpa mengalihkan tatapannya pada yeoja cantik di sampingnya ini.

"Nunna terlihat sedih"ucap sang namja.

Seokjin mengehentikan langkahnya saat ia seperti mendengar ada orang yang berbicara dengannya di samping tubuhnya. Seokjin pun menengok ke arah samping dan menenggak untuk melihat wajah orang itu.

"X-xiumin?"gumam seokjin.

Xiumin tersenyum.





























"Jadi, apa nunna ingin cerita padaku?"tanya Xiumin.

Setelah pertemuan yang murni tanpa sengaja itu, Xiumin mengajak seokjin untuk berbicara bersama di cafe yang dekat dengan tempat mereka bertemu.

Seokjin hanya diam sambil mengaduk-aduk minuman jus apelnya tanpa berniat untuk menenggak dan menatap Xiumin yang terus menatap ke arahnya menunggu jawaban yang keluar dari bibir seokjin.

"Tenanglah nunna, aku tau jika nunna sudah memiliki kekasih. Aku tak akan mengganggu hubungan kalian"ucap Xiumin.

Seokjin mengangkat kepalanya untuk menatap kedua mata tajam Xiumin yang sama sekali tak mengalihkan pandangannya. Seokjin menghela nafas, ia pun menyamankan duduknya dan mulai menarik nafas lalu menceritakan semuanya.

Mungkin jika dirinya cerita pada Xiumin, bebannya sedikit ringan. Dan mata Xiumin pun benar-benar menunjukkan bahwa dirinya tak akan mengganggu dirinya dan namjoon.

'Ini lebih mudah dari yang aku kira'-batin Xiumin dengan seringai.





"Terimakasih karena telah mendengarkan ceritaku xiumin-sshi"ucap seokjin dengan senyuman manis ke arah Xiumin yang berjalan di sampingnya.

Setelah puas bercerita di selingi dengan beberapa tetes air mata, seokjin pun memutuskan untuk pulang karena hari mulai gelap dan seokjin takut Ji-Sung khawatir.

"Gwaenchana, ah ya. Apa nunna bisa memanggilku dengan nama saja?tak usah seformal itu"ucap Xiumin.

"Ne, Xiumin"

'Perlahan namun pasti, akan ku dapatkan kau kembali'-batin Xiumin.





Namjoon berjalan sendiri dengan tubuh yang benar-benar tak bertenaga, berjalan di pinggir jalan di atas jembatan yang di bawahnya terdapat danau yang luas.

Namjoon pun menghentikan langkahnya, namjoon membawa tubuhnya untuk mendekat pada jembatan. Menatap ke arah danau yang biru dan luas, nampak begitu indah dengan sinar bulan.

Namjoon naik ke atas jembatan, berdiri di sana dengan tangan yang terlentang, merasakan betapa dinginnya angin malam yang berhembus kencang. Melupakan rasa dingin yang tubuhnya rasakan karena ia mengenakan kaus tipis berwarna hitam.

Namjoon menatap ke arah bawah tepat ke arah danau, menarik nafas panjang dan menghembuskannya, ia pun melangkahkan kaki kanannya tepat di atas udara.

Hingga, tubuhnya tak lagi mampu menahan bobot tubuhnya, namjoon pun terjatuh, seakan seperti sebuah adegan film. Namjoon melayang di udara cukup lama sebelum tubuhnya jatuh masuk ke dalam danau.

Byur!

Namjoon tenggelam di danau, merasakan betapa dinginnya air danau, menghiraukan teriakan banyak orang yang melihat dirinya bunuh diri di sana. Namjoon jatuh semakin dalam hingga ia kehabisan nafas dan pandangannya pun mulai menggelap.

Telinganya tak lagi mendengar teriakan dari orang-orang yang terus meneriakinya. Namun, sebelum dirinya kehilangan kesadaran, ia mendengar teriakan seseorang yang memanggil namanya dan bunyi seperti seseorang yang loncat ke dalam air.

"Namjoon!!!"

Byur!


Tukang Pos!

Aku tidak tau apa yang telah ku ketik, mohon di maklumi karya author yang benar-benar berantakan ini.

Maklum lah, namanya juga iseng bahkan ga nyangka bakal sampai chap ini dan banyak yang suka😂

Pendek banget, murni inspirasi terpotong-potong dan mendadak😋

Gomawo.

TBC.

Tukang Pos [Namjin] (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang