Nayeon.

1.6K 174 14
                                    

Setelah acara Rindu merindu, namjoon pun mengajak nayeon pergi ke rumahnya, dirinya pun melupakan kenyataan bahwa ia sempat akan bunuh diri karena frustasi dan di selamatkan oleh nayeon.

Setelah sampai di mansion mewahnya, namjoon menyuruh para maid wanita untuk membelikan baju yang mahal untuk nayeon. Karena bajunya benar-benar basah setelah dirinya nekat ikut terjun ke danau demi menyelamatkan namjoon.

"Gomawo namie-ah"ucap nayeon setelah ia memakai sweater berwarna baby blue yang kebesaran dan juga jeans berwarna hitam.

"Seharusnya aku yang mengucapkan terimakasih, karena nunna telah menyelamatkanku dari acara bunuh diriku"ucap namjoon di akhiri dengan kekehan.

Nayeon cemberut, dia memandang namjoon dengan kesal. Kenapa namjoon justru terkekeh seakan-akan kejadian tadi hanyalah candaan?.

Namjoon berhenti terkekeh dan memandang wajah nayeon yang ia akui semakin cantik dan akan terus seperti itu. Saat ini namjoon dan nayeon tengah duduk di sofa ruang tamu, sehingga namjoon memutar tubuhnya untuk menatap nayeon.

"Wae?kenapa mukamu seperti kesal?"tanya namjoon.

Nayeon semakin membuat wajah cemberut dengan menggembungkan kedua pipinya, kedua tangannya pun ia lipat di depan dada. Namjoon benar-benar menyebalkan!, fikir nayeon.

"Aku kesal padamu! Kenapa kau bertindak gila dengan loncat dari jembatan? Kau sudah benar-benar gila!"kesal nayeon sambil menatap marah namjoon.

Namjoon tersenyum dan mengelus tengkuknya yang tak gatal, berusaha untuk mencari alasan yang pas untuk menjawab ucapan nayeon.

"Ummm yeah?"ucapnya ngaur.

"Alasannya apa?aku benar-benar tak menyangka jika kau akan melakukan tindakkan segila itu. Jika kau punya masalah, selesaikan baik-baik, dengan bunuh diri pun masalahmu tak akan selesai begitu saja. Kau benar-benar bukan Kim namjoon yang ku kenal, namjoon yang ku kenal itu kuat. Apa alasan kau bunuh diri karena frustasi?"ucap nayeon panjang lebar.

Namjoon hanya mampu mengangguk dan menunduk tak berani memandang gadis di depannya yang memiliki umur lebih tua darinya 2 tahun. Tindakan namjoon membuat nayeon menghela nafas, nayeon pun memeluk tubuh namjoon dan mengusap lembut kepala namjoon.

"Gwaenchana, nunna sudah kembali, jangan sedih lagi ne. Kau tak sendiri, aku,namsoon,dan sahabatmu ada untukmu. Jangan lakukan hal bodoh itu lagi, arra?"ucap nayeon terus memeluk namjoon dengan tangan yang mengusap lembut kepalanya.

Namjoon mengangguk untuk merespon ucapan nayeon, dirinya pun sudah membalas pelukan nayeon. Namjoon melepaskan pelukannya, menatap dalam kedua netra indah milik nayeon.

Perlahan, namjoon mendekatkan wajahnya ke wajah nayeon, mengecup tepat di bibir merah milik nayeon. Awalnya hanyalah sebuah kecupan ringan, namun karena bisikan setan namjoon pun mulai mengemut bibir nayeon dan terus memperdalam ciumannya.

Nayeon hanya diam dan melenguh pelan saat lidah namjoon bermain-main di dalam mulutnya, nayeon pun berusaha untuk mengimbangi ciuman namjoon yang semakin terburu-buru. Namjoon mendorong tubuh nayeon hingga tertidur di sofa, tangannya yang dari tadi berada di pinggang nayeon pun ia gerakkan untuk mengelus lembut pinggang nayeon.

Nayeon melenguh saat tangan namjoon mengusap kulit pinggangnya karena sweater yang ia pakai sedikit terangkat. Nayeon meremas rambut namjoon menandakan ia kehabisan oksigen, namjoon melepaskan ciumannya dan langsung mencium cuping telinga dan leher putih bersih milik nayeon. Nayeon meremas rambut namjoon saat lidah namjoon menjilat cuping telinganya dan lehernya.

Namjoon kembali meraup ganas bibir merah nayeon, nayeon kembali mencoba membalas ciuman namjoon, hingga menimbulkan bunyi yang begitu jelas terdengar. Tanpa mereka sadari, dari arah pintu masuk seorang yeoja berambut pendek berwarna hitam memandang mereka dengan marah dan kesal.

"Oppa!!!"teriaknya.





Tukang Pos!

Wkwk, apa ini?

Kenapa malah ada nayeon?

Malah ciuman panas lagi😂

Jujur, aku ga ikhlas harus buat namjoon ciuman sama nayeon. Aku cemburu!!!

Gomawo.

TBC.

Tukang Pos [Namjin] (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang