Break.

1.7K 209 2
                                    

Namjoon menghela nafas, dia sudah berada di sini selama 30 menit. Namun orang yang ia tunggu tak kunjung datang.

Namjoon saat ini tengah berada di dalam mobilnya yang berhenti di depan kantor pos tempat seokjin bekerja, memperhatikan setiap orang yang keluar dari kantor pos.

Mata tajamnya terus fokus untuk mencari orang yang ia tunggu, hingga matanya pun menemukan seorang yeoja yang tengah berjalan keluar bersama seorang yeoja bergigi kelinci.

Namjoon pun segera keluar dari mobil mahalnya, berlari dengan cepat menuju seokjin yang tengah tertawa dengan yeoja lainnya.





"Ugh, eonni~~~ berhenti menggodaku!"kesal Jungkook saat seokjin terus saja menggodanya karena taehyung ternyata sudah melamarnya.

"Ugh kelinci buntalku ini akan menikah~~~"goda seokjin sambil menoel-noel pipi chubby Jungkook.

Jungkook yang di goda pun wajahnya sudah terlihat sangat memerah bagai tomat yang tengah matang di kebun. Seokjin yang melihat pun tertawa.

Mereka berencana untuk makan siang bersama, sebenarnya tadinya mereka akan makan siang bersama yoongi juga. Namun yoongi tiba-tiba di panggil oleh bos jadi mereka makan siang hanya berdua.

Saat mereka tengah tertawa, dari kejauhan seorang namja tinggi yang tampan tengah berlari menuju mereka, seokjin yang awalnya bingung langsung terkejut saat matanya sudah melihat jelas siapa namja yang berlari itu.

Deg!

"N-namjoon"gumam seokjin.

Jungkook menatap heran namjoon yang sudah berdiri di depan mereka, mata bulat Jungkook beralih menatap seokjin yang menatap ke arah namja itu terkejut.

Namjoon tanpa mengatakan apapun segera menarik tangan seokjin menuju ke  mobil mewahnya, seokjin yang masih terkejut pun hanya diam dan pasrah saat namjoon menyeretnya ke mobil mahalnya.

Sementara Jungkook yang tak mengerti apapun hanya menatap kepergian keduanya dengan bingung, Jungkook berkedip beberapa kali.

"Tadi siapa?"bingung Jungkook.





Setelah membawa seokjin masuk ke dalam mobilnya, namjoon pun segera membawa mobilnya menjauhi kantor pos dengan kecepatan tinggi.

Seokjin hanya mampu diam dan duduk dengan tenang, meskipun banyak pertanyaan yang mulai ada di dalam fikirannya.





Namjoon mengehentikan mobilnya di sebuah tempat, dimana di tempat itu mereka pernah mengungkapkan perasaan satu sama lain. Tempat yang menjadi saksi bisu atas cinta mereka dan ciuman pertama yang mereka lakukan.

Ya, mereka tengah berada di mansion mewah namjoon. Bukan mansion yang berada di perumahan mewah, melainkan di daerah yang tak banyak di ketahui oleh orang.

Namjoon dan seokjin keluar dari mobil, berjalan menuju ke depan mobil yang mengarah pada danau yang begitu luas. Duduk di atas kap mobil sambil menatap danau yang di terangi oleh matahari.

Tak ada yang memulai pembicaraan, masing-masing hanya sibuk akan pemikiran-pemikiran negatif yang mungkin akan terjadi di antara hubungan mereka.

Namjoon menghela nafas, ia pun menengok ke arah seokjin memperhatikan gadis cantik di sebelahnya yang di sinari oleh matahari. Sementara seokjin sendiri hanya mampu diam dan menatap kosong ke arah danau.

"Seokjin-ah"panggil namjoon.

Seokjin menengok ke arah namjoon, menatap kedua mata tajam yang berkilat akan rasa lelah,dan rasa sakit yang bercampur aduk. Seokjin hanya mampu diam, karena apa yang di rasakan namjoon saat ini, dirinya pun merasakan hal yang sama.

Namjoon memegang tangan seokjin yang di taruh di samping pahanya, mengelus tangan halus itu dengan lembut. Namjoon sedikit tersenyum, karena setidaknya seokjin masih ada untuknya meskipun masalah besar datang untuk menguji hubungan mereka.

Namjoon membawa tangan seokjin untuk di cium olehnya, lama namjoon mencium tangan seokjin. Sementara seokjin hanya mampu diam memperhatikan namja tampan yang telah mengisi hatinya.

Sakit, itu yang seokjin rasakan saat melihat namjoon menutup matanya erat menyalurkan seluruh rasa rindu dan juga sakit yang bercampur aduk. Mata seokjin mulai memanas, air mata pun jatuh membasahi pipinya.

Namjoon membuka matanya, ia melihat seokjin menangis. Namjoon pun segera memeluk tubuh kurus seokjin, memeberikan ketenangan dan kehangatan untuk kekasihnya. Seokjin yang berada di pelukan namjoon pun menangis sejadi-jadinya.

Meluapkan seluruh emosi dan perasaan yang ia simpan sendiri, ia ingin egois. Memilih untuk mementingkan diri sendiri di banding harus memikirkan adiknya dan Namsoon, tapi tak bisa. Seokjin tak bisa Setega itu untuk menyakiti hati adiknya dan Namsoon.

Ia tak sanggup jika melihat adiknya akan terus merasa sakit, ia akan terus menjaga adiknya dengan sepenuh hati. Menjaganya sampai ia dewasa dan memiliki keluarga sendiri.

"Hiks...sakit hiks...aku- hiks...aku tak bisa hikss"tangis seokjin sambil memeluk erat namjoon dan meremas kuat jas belakang namjoon.

Namjoon hanya diam, terus mengelus punggung seokjin agar ia tenang. Jujur, namjoon begitu sakit jika mendengar tangisan yang keluar dari bibir sang kekasih, namun matanya tak bisa mengeluarkan air mata.

Cukup lama mereka berpelukan, hingga seokjin melepaskan pelukannya pada namjoon, mengelap sisa-sisa air mata di wajahnya. Seokjin pun menatap namjoon, sementara namjoon meremas kuat tangan seokjin.

"Ayo kita Break"

Tukang Pos!

Hey SIDERS hey SIDERS dia pembaca gaib! Membaca membaca tapi ga pernah nge-vote!

Heyoooo My readers!

Maaf kalo cerita makin aneh dan ga nyambung, belum lagi selalu kelamaan kalo Up tuh.

But, saya berusaha untuk selalu melakukan yang terbaik. Btw, percakapannya ga banyak ya gais malah ga ada percakapan yang panjang antara jin dan namjoon😂.

Take Care gaisss!

Gomawo.

TBC.

Tukang Pos [Namjin] (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang